Setelah bertanya pada resepsionis, ia langsung berlari menyusuri koridor menuju instalasi gawat darurat. Ia sedang di kampus saat mendapatkan telefon tiba-tiba dari Hoseok, asisten Yoongi yang berada di New York.
Jimin, terpaku melihat seorang namja yang sedang duduk di ruang tunggu saat ini. Jimin tahu betul siapa namja tinggi nan tampan itu.
"Kim Namjoon?"
Yang dipanggil namanya seketika menoleh. Didapati Jimin namja itu sangat terkejut melihatnya datang kemari.
Namjoon masih terpaku melihat sosok Jimin yang masih berusaha mengatur nafasnya. "Jimin-ssi.."
"Sebenarnya apa yang kau lakukan?" tanya Jimin dengan raut wajah yang sangat sulit dijelaskan. Jimin masih sangat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini.
Namjoon menunduk, ia sadar ini semua salahnya. Bahkan ia sampai tak berani menatap Jimin secara langsung saat ini. Ia sangat malu.
"Yak! Sebenarnya apa yang kau lakukan pada Yoongi?!" teriak Jimin sekali lagi.
Ia berjalan dengan cepat kearah Namjoon, kemudian menghantami pipinya dengan bogem mentah. Membanting tubuhnya hingga tersungkur ke lantai.
"Apa yang kau lakukan pada Yoongi?! Jawab!!"
Jimin terus melayangkan pukulan ke wajah Namjoon. Dan Namjoon tak kuasa membalas apa yang Jimin lakukan padanya karena ia tahu, ia pantas mendapatkannya. Mudah saja jika Namjoon ingin memukul balik, karena dia memang sangat menguasai matrial art.
Puas dengan menghakimi Namjoon, Jimin mengacak surai rambutnya frustasi. Ia tidak mengira semua akan jadi begini. Kenapa tiba-tiba Yoongi kecelakaan? Apa yang membuatnya seperti itu setelah melihat Namjoon di bandara?
"Maaf Jimin-ssi, ini semua memang salahku." Namjoon masih terduduk diposisinya. Ia menunduk dan mulai terisak pelan.
"Kau! Kenapa Yoongi bisa seperti itu setelah melihatmu di bandara?"
Jadi benar Yoongi kecelakaan setelah melihat Namjoon. Itu berarti, Yoongi juga melihatnya berjalan bersama Seokjin waktu itu. Dan apa Yoongi mendengar semua percakapannya?
"A-aku.. Tidak yakin Jimin-ssi. Aku berusaha mengejar mobilnya, aku juga sudah berusaha membuatnya mendengar penjelasanku. Tapi dia tidak memperdulikanku dan langsung melajukan mobilnya dengan cepat."
Jimin masih menatap tajam namja yang terduduk di lantai itu. Jimin tahu kalau kecelakaan yang dialami Yoongi pasti ada hubungannya dengan Namjoon. Tapi untuk alasannya, Jimin belum tahu pasti.
Sebenarnya Jimin selalu cemburu saat melihat Namjoon. Bagaimana tidak, Namjoon tampan, pintar, berkompeten, baik, ramah, siapa yang tidak akan suka pada namja ini? Bahkan Yoongi sampai jatuh cinta padanya.
"Jika terjadi sesuatu pada Yoongi, akan kupastikan kau tidak akan bisa bertemu dengannya lagi. Ingat itu!"
Kemudian seorang suster berlari-lari kecil mendatangi kedua namja yang masih berselisih itu. Membuat perhatian mereka kini teralihkan kepadanya.
"Siapa wali dari Min Yoongi?" kata suster itu dan menatap kedua namja didepannya, meminta jawaban.
"Saya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Emptiness ㅡMy ✔
FanfictionHidup Min Yoongi seketika hampa dan kosong bagai gelas tanpa air. Sengaja atau tidak, Yoongi memang melenyapkan semua ingatannya. Tentang piano, kenangan, masa lalu, bahkan Jimin. Ia menghapus semua, agar ia tidak terluka lagi. Dan hanya Min Yoongi...