1

20.4K 617 171
                                    


Kalau dulu nih, zaman-zamannya hujan deras kayak gini. Selalu ada banyak cara untuk bisa menghabiskan waktu dari rasa jenuh ketika cuma bisa melihat setiap tetes demi tetes air hujan
yang jelas turunnya dari langit. Bagaimanapun juga momen yang aku rindukan itu nggak akan mungkin pernah berputar lagi layaknya piringan hitam yang rusak.

Aku tahu ini terlalu gila—tapi yang namanya perasaan itu nggak pernah bisa bohong. Ya, aku rindu masa-masa itu. Dimana cuma ada aku dan tetesan hujan yang secara bersamaan memecah keheningan sambil memandangi Revan yang sejak tadi sibuk dengan dunianya sendiri.

Mencetak poin di ring basket mungkin jadi salah satu ritualnya sebelum pulang sekolah.

He’s such an amazing basketball player that I have ever seen. Oke, ini memang lebay. Tapi selama aku hidup di dunia yang penuh dengan jebakan-jebakan rahasia-Nya ini, Revan satu-satunya cowok yang berhasil membuat aku sendiri tidak pernah menyangka apa yang aku lakukan.

Aku yang tiba-tiba jadi si ‘pemburu’ segala hal tentang basket. Dari mulai hal yang paling dasar seperti cara
bermain basket, peraturan bermain basket hingga sekarang percaya atau enggak, aku hafal
nama-nama pemain basket yang digilai Revan itu.

Carmelo Anthony dari New York Knicks, LeBron James dari Cleveland Cavaliers yang kalau kalian perhatikan ada singkatan NBA di baju teman kalian yang mungkin sama seperti Revan—penggila basket.

Aku yakin LeBron pasti sangat sering terdengar namanya bagi mereka para penggila NBA itu.
Satu hal yang aku suka dari LeBron James yaitu quotesnya yang selalu menjadi inspirasiku.

Aku suka ketika LeBron pernah mengatakan betapa ia mencintai ibunya, “My mom and I have always been there for each other. We had some tough times, but she always there for me.

Mungkin ungkapan itu terdengar sederhana. Tapi sumpah, untuk masalah yang ini aku sampai terharu membacanya. Ku akui Revan mengidolakan sosok yang memang patut untuk di idolakan.

LeBron James memang bisa menghipnotisku dalam waktu yang lama bahkan sampai
sekarang. Kobe Bryant with his amazing talent from Los Angeles Lakers yang membuat aku
terkagum dengan caranya bermain meskipun aku sendiri hanya bisa mengerti setiap kali ia berusaha memasukkan poin ke dalam ring dan aku berteriak nggak jelas.

Anggaplah aku mengerti permainan basket pada saat itu. Tapi pada intinya Revan mengajarkan aku bagaimana melihat sosok yang tak pernah aku tahu keberadaannya.

Maksudku, aku yang dulu nggak pernah suka atau mungkin berusaha suka dengan yang namanya olahraga even basket
sekalipun. Kali ini berbeda, aku seperti memakan omonganku sendiri.

Basket yang Revan jadikan hobi atau mungkin passionnya itu seketika mengarahkan aku pada pandangan yang membuatku tahu segala hal tentang basket. Setidaknya ada enam sampai delapan pemain basket yang aku hafal nama-nama mereka di luar kepala.

Tentang Revan—aku nggak yakin bisa mendeskripsikan betapa aku mengagguminya—but he’s so damn perfect for me. Am I too much to love someone who doesn’t know how I’m falling for him?

Aku sendiri tidak akan
pernah menemukan jawaban untuk pertanyaan yang satu ini. Jadi, biarkan aku menikmati
masa-masa jatuh cinta pada sosok Revan yang sekarang sudah sibuk dengan jadwal padat kuliahnya sedangkan aku tersesat di dalam gedung sekolah dengan tugas-tugas yang harus aku kerjakan setiap hari ketika sampai di rumah.

Anyway have you ever feel like you lose your ‘muse’?

Dan siapapun yang bisa menjelaskan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang bisa menjadi penyemangatku setiap hari bahkan hal pertama yang aku pikirkan ketika bangun tidur adalah—hari ini ketemu Revan—
dan yang ada di otakku hanya melihatnya saja sudah membuat hariku jauh lebih baik.

HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang