HIM

Dari Eza Untuk Naya

Kamu terlalu spesial untuk dilepas dan terlalu indah untuk digenggam.

※※※

Halaman ke Satu

18 Agustus 2016.

Senin.
Ketika semua orang saling berkumpul, di satu tempat yang sama.
Aku melihat senyuman itu. Senyuman setengah tertawa.
Aku masih ingat dia memakai jaket berwarna abu-abu.
Rambutnya hitam panjang, beberapa helai rambutnya terselip dibelakang telinganya.
Ia tertawa.
Kemudian mata kami saling bertemu.
Matanya seakan tersenyum.
Begitu pula bibirnya.
Senyuman pertamanya padaku.
Agustus pertama.

※※※

Halaman ke Dua

19 Agustus 2016.

Sekian lama tak menulis tentangnya.
Malam ini 'kan ku tulis memori ini untuknya.
Ketika namanya terpanggil, begitu juga ketika namaku terpanggil.
Kami saling tersenyum canggung.
Hanya nama yang kami tahu.
Belum pernah berbicara, mengucapkan salam, atau apapun.
Aku ingat pada detik ini juga.
Bisa satu kelompok denganmu adalah kebetulan.
Namun, bisa memulai percakapan denganmu adalah keberuntungan.

※※※

Halaman ke Tiga

21 Agustus 2016.

Dua atau tiga dari sekian acara pensi sekolah.
Yang keempat lebih menarik.
Bisa melihatnya tertawa bersama teman-temannya.
Dalam barisan yang sama,
aku dan dia saling tertawa.

※※※

Halaman ke Empat

6 September 2016.

Ada empat alasan kenapa aku tertarik kepadanya.
Pertama, senyumannya.
Kedua, tawanya.
Ketiga, matanya.
Keempat, ketika suatu kebetulan ia menghampiriku.

※※※

Halaman ke Lima

28 September 2016.

Fakta tentangnya.
Dia suka membaca buku.
Sama sepertiku.
Lagi-lagi, kebetulan itu terjadi di hari ini.

※※※

Halaman Ke Enam.

4 Oktober 2016.

Tugas sekolah memang paling ku benci.
Tapi apa salahnya untuk tetap menyukai?
Hari ini,
kami mengerjakan tugas hingga sore.
Bersama senja.
Menemani kami hingga larut.

※※※

Halaman ke Tujuh

15 Oktober 2016.

Siapa sangka ketika patah hati membawa kita pada keindahan yang baru?
Sama seperti hari ini,
ternyata menghabiskan waktu menunggu hujan bersamanya menyenangkan juga.
Detik ini, aku suka hujan.