Moodku lagi swing banget ini, jadi maaf kalo bahasanya amburadul 🙇
***Mata cantik itu mengerjap perlahan dan akhirnya terbuka sempurna. Mata Eunha telah sepenuhnya terbuka, tetapi kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul. Kepalanya terasa berat dan pening. Matanya juga masih sulit untuk di kedipkan dengan normal.
Eunha menggerakkan kepalanya menyusuri kamar tempatnya berada. Nuansa abu-abu putih memenuhi kamar yang terasa asing baginya ini.
'Ini di mana?' Eunha mencoba menerka di mana dirinya berada sekarang. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya semalam hingga membuatnya berada di ruangan asing ini.
"Kau sudah sadar?"
Perempuan itu menolehkan kepala dan mendapati sosok asing tengah berjalan menghampirinya yang masih terbaring dengan membawa nampan berisi sup dan obat.
"Kau siapa?" Tanya Eunha dengan suara lemah.
Sosok pria itu tersenyum lembut. "Aku orang yang menyelamatkanmu semalam."
"Menyelamatkanku?" Tanya Eunha bingung.
"Kau tidak ingat? Semalam kau hampir saja tertabrak truk, beruntung aku bisa menyelamatkanmu."
Eunha berusaha mengingat apa yang di alaminya semalam. Hampir tertabrak? Seingat Eunha semalam ia pergi dari rumah sakit, bukan bermaksud melarikan diri. Eunha hanya ingin menenangkan hatinya saja, tapi ternyata kakinya malah membawanya melangkah jauh. Bahkan Eunha tidak sadar sudah seberapa jauh ia melangkah, hati dan pikirannya kosong. Sampai pada akhirnya ia merasakan ada seseorang yang menarik tangannya sebelum ia pingsan. Setidaknya itulah yang Eunha ingat. Soal dirinya yang hampir tertabrak, Eunha bersumpah kalau ia tidak mengingat soal itu.
"Kau melamun?"
Eunha tersadar. Kembali di tatapnya pria asing di hadapannya itu. Senyum tipis terulas di bibir Eunha. "Terima kasih"
Pria itu kembali tersenyum manis. "Sama-sama" balasnya lembut.
"Sekarang sebaiknya kau sarapan, aku sudah membuatkan sup untukmu."
Pria itu membantu Eunha untuk bangun dan menyandarkan tubuh perempuan itu pada kepala tempat tidur. Lagi-lagi Eunha tersenyum melihat kebaikan pria yang sudah menolongnya ini.
"Terima kasih banyak, maaf sudah merepotkan."
Pria itu menggeleng pelan. "Tidak usah sungkan. Sekarang sebaiknya kau makan, sehabis itu aku akan membersihkan lukamu."
"Luka?" Eunha menyentuh keningnya yang di perban.
"Semalam kepalamu sempat terbentur aspal sebelum pingsan."
Eunha mengangguk paham. Selanjutnya perempuan itu memakan sup nya dalam diam. Eunha teringat Jungkook. Eunha ingat saat dirinya hamil dulu Jungkook selalu membuatkan sup untuk sarapan. Biarpun rasanya asin tapi Eunha tetap memakannya, karena sewaktu itu dia ngidam ingin makan sup buatan Jungkook.
Eunha berusaha menahan air mata yang mendesak ingin keluar. Mengingat Jungkook membuat Eunha mau tidak mau mengingat calon bayi mereka yang kini telah tiada.
"Apa sup nya tidak enak?"
Eunha terkejut dan menatap pria di hadapannya dengan sungkan.
"Eh? A-ah bukan begitu. I-ini enak kok." Eunha memaksakan senyum, menyakinkan pria di hadapannya.
"Kau berbohong."
Eunha kembali terkejut. Bagaimana pria ini tahu?
"Sup itu aku buat hambar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunkook Another Love Story
FanfictionStory love about Jeon Jungkook and Jung Eunha.