The Truth?

2.2K 263 48
                                    

"Kita sudah sampai. Welcome to the East Coast of Malaysia."

Ucap Gracia dengan bangga ketika dirinya baru saja turun dari van. Dia melihat ke sekeliling dan menghirup udara segar.

"Udaranya seger banget!"

Shani menggelengkan kepalanya melihat Gracia merentangkan kedua tangannya ke atas. Lidya, Melody dan Jeje keluar dari van terlebih dulu dengan koper-koper di tangan. Beby membantu Shania keluar karena gadis itu masih mengantuk. Kinal membiarkan Veranda keluar terlebih dulu sementara dirinya mengambil barang-barang mereka. Veranda melihat ke arah Shani.

"Ada dimana kita?"

"Rantau Panjang."

"Namanya agak aneh."

"Lidya, jaga mulut lo."

Lidya mengerucutkan bibirnya kearah Kinal. Kinal sedang memberinya tatapan itu.

"Cuma karena namanya agak asing, bukan berarti aneh. Hormati Lid."

"Kinal, gue Cuma bercanda kali."

"Tetep aja, mungkin aja orang-orang lokal ngedenger kita."

"Ughh, oke. Lo menang."

Tangan kanan Beby melingkari pundak Shania menyangga gadis itu yang sepertinya sedang tidur sambil berdiri dan tangan kirinya membawa barang-barang mereka. Dia berkeringat dan Melody menyadarinya.

"Lo keringetan banyak banget Beb."

"Hah? Enggak, gara-gara cuacanya aja. Aku gapapa kok kak Mel."

Melody tidak mempercayainya namun Beby hanya tersenyum. Pada akhirnya Melody menyerah dan setuju dengan Beby. Lagipula cuacanya memang agak panas di tempat ini. Kinal mengenakan kacamata aviatornya dan melihat-lihat sekeliling.

"Kita harus bergerak sekarang sebelum orang-orang mulai menyadari 9 orang asing terlihat mencurigakan."

"Orang asing yang seksi." Balas Melody yang mana menyebabkan Lidya beserta Jeje dan Gracia tertawa.

"Shani, tinggalin aja kunci mobilnya disini."

"Oke kak."

Shani mengikuti perintah Kinal dan melemparkan kuncinya kedalam sebelum menutup pintu. Dia mengikuti yang lainnya yang sudah berjalan terlebih dahulu. Mereka akhirnya berhenti di depan depot Malaysia – Thailand. Semua orang berhenti berjalan dan menunggu instruksi selanjutnya dari Kinal. kinal melepaskan aviatornya dan melihat ke sekeliling.

"Bea Cukai Malaysia. Berapa kemungkinan mereka menangkap kita membawa senjata api Shani?"

"90% kak."

"Bagaimana dengan sisa 10% nya?"

"Kak Melody bisa ngelewatin Bea dan Cukai tanpa masalah sama sekali."

Kinal sedang berpikir dan mereka tahu untuk tidak mengganggunya. Kinal melihat ke arah Veranda.

"Kita perlu pengalihan Ve."

Veranda tertawa kecil sementara yang lainnya terlihat bingung. Mereka berdua tidak pernah membagi ide mereka sampai waktu yang tepat.

"Kita bisa pake truck itu."

"Serangan kejutan."

"Mereka gak tau apa yang akan mereka hadapi."

"Nice."

"Guys guys!"

Jeje sudah cukup bersabar dengan perencanaan misterius yang saat ini sedang dilakukan oleh Kinal dan Veranda. Dia yakin yang lainnya pun sama seperti dirinya yang tidak tahu apa-apa.

PROJECT 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang