Here Comes Touble

2.7K 266 39
                                    

Gracia terus-menerus menguap yang mana sangat mengganggu Melody. Dia menoleh kesamping dan menepuk pundak gadis malang itu. Gracia mengerang. Melody mengangkat alisnya.

"Kamu knapa ngantuk banget gitu?"

Dia menguap lagi.

"Mereka... berisik banget. Aku gak bisa tidur. Sekarang aku yakin banget aku kangen temen satu selku. Seenggaknya dia berusaha untuk gak berisik."

Lidya dan Jeje tertawa terbahak-bahak sementara wajah Veranda dan Kinal memerah seketika itu juga. Veranda menoleh ke belakang dan merengut.

"Kita gak seberisik itu oke? You're such a sore loser Gre."

"Enggak seberisik itu? Seriously Manyo?"

"Stop nyebutin nama panggilanku waktu kecil Lids!"

"Manyo and Kinay sitting under the tree. K-i-s-s-i-n-g..."

Lidya kembali tertawa terbahak-bahak. Tawanya begitu menular sampai-sampai Shani pun ikut tertawa. Veranda merajuk dan menusuk lengan Kinal yang sedang fokus mengemudi dengan jarinya.

"Kinay... mereka ngeledekin aku."

Kinal menatap Lidya melalui kaca spion tengah.

"Berhenti Lid."

"Oww, Kinay malah cama Lidsky."

Lidya berbicara menggunakan sudut pandang orang ketiga dan dengan sengaja mengubah suaranya menjadi suara anak kecil sehingga membuat Kinal kesal.

"Lagi Lids."

Dorongan Jeje membuat Veranda semakin merajuk.

"Ci Jeje gak malah cama Lidsky?"

"Ci Jeje gak akan pernah marah sama Lidsky. Uwuwu kaciannya."

Gracia membantu membuat Veranda semakin kesal dengan cara menepuk-nepuk kepala Lidya. Veranda sudah memelototi ketiga temannya yang kekanak-kanakan itu.

"Shanju sama Beby juga berisik banget semalem! Kenapa kalian gak ngegodain dia?!"

Melody mengedikkan bahunya.

"Lo mau ngegodain dia? Dia bakal ngebekuin lo."

"Kak Mel, udah ah. Kak Ve mukanya udah merah banget tuh."

Shani akhirnya memutuskan untuk ikut campur dan menghentikan yang lainnya membuat Veranda lebih malu lagi dari ini.

"Kamu adik kesukaan kakak, Shan."

"Tapi kak, Gre bener. Kakak berisik banget. Kalian ngeganggu meditasi aku."

Semua orang tertawa terbahak-bahak. Bahkan Beby yang sedang duduk di bagian belakang van dengan Shania mentertawai Veranda.

"Dek!"

...

Kinal memparkirkan van yang mereka curi pagi hari ini di sisi jalan. Sekarang sudah hampir jam 10 malam. Perjalanan dari Royal Belum ke Kuala Lumpur mengambil sebagian besar waktu mereka. Ditambah lagi semua orang bangun kesiangan pagi tadi. Dia membiarkan mesinnya menyala dan menoleh ke belakang.

"Kita udah sampe."

"Nightclub?" tanya Shani. Kinal mengangguk.

"Gue bakal ketemu temen lama disini. Dia bagian dari pasukan Comando 69 sebelum diberhentikan secara tidak terhormat pada 2009. Namanya Arshad. Sekarang dia jadi bouncer disini."

Semua orang mengangguk sebagai tanda mengerti apa yang baru saja Kinal bicarakan. Kinal mengarahkan matanya pada Gracia dan Shani.

"Kalian berdua tetep disini untuk mengawasi. Gunakan apapun yang kalian punya dan tetap lacak keberadaan kami. Informasikan semua yang tidak wajar ke gue. Ngerti?"

PROJECT 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang