Beby Chaesara Anadila

2.6K 255 81
                                    

"Jadi apa rencana kalian lagi?"

Gaby tidak memiliki pilihan lain. Dia baru saja tiba di Thailand kemarin malam dan harus mengemudi selama beberapa jam sebelum akhirnya tiba di koordinat yang tepat yang sudah Shania kirimkan untuknya. Dia tidak begitu menangkap rencana mereka. Veranda tersenyum.

"Rencananya adalah menemukan Beby, menyelamatkannya dan membunuh siapapun yang menghalangi kita."

"Wow. Itu kedengarannya brutal sekali."

"Well, ini untuk yang terbaik."

Gaby bergidik ketika dia melihat Veranda tersenyum dengan begitu manis. Seakan gadis itu sama sekali tidak terganggu dengan fakta bahwa ini adalah misi bunuh diri. Matanya beralih kepada anggota yang lain sampai berhenti pada Shania yang mana belum mengucapkan sepatah katapun sejak dirinya tiba. Beby masih belum mati tapi Shania sudah memiliki aura gelap mengelilingi dirinya. Bayangkan kalau mereka menemukan mayat Beby... Gaby menggelengkan kepalanya.

"Agen Gaby." Suara Kinal mengagetkannya.

"Hah?"

"Saya percaya anda disini karena Jiro mengirim anda, kan?"

"T-Tentu saja."

Kinal berdiri dan berjalan kearah Gaby. Gadis itu mencondongkan tubuhnya dan gerakannya itu sedikit mengintimidasi Gaby. Oke, sangat mengintimidasi Gaby. Mata Kinal tidak pernah lepas dari matanya dan Gaby merasakan saat ketika Kinal akan membuka mulutnya, dia mungkin akan meninggal karena shock atau semacamnya.

"Saya mempercayai Kato bertahun-tahun yang lalu dan dia mengkhianati saya. Saya mempercayai Jiro dan dia mengkhianati saya. Jangan sampai membuat kesalahan itu karena kali ini, saya akan memastikan siapapun yang mengkhianati saya akan menyesal untuk selamanya. Mengerti?"

Gaby menelan ludahnya dengan gugup. Benar, diantara G48 Shania masihlah sosok yang ditakuti oleh orang-orang. Tapi berbeda dengan Kinal, orang-orang menghindari membuat masalah dengannya. Karena ketika Kinal marah, dia bahkan jauh lebih menyeramkan daripada Shania.

"S-Saya mengerti."

"Bagus."

Kinal menegakkan tubuhnya namun masih berdiri di depan Gaby.

"Anda harus beristirahat. Anda akan membutuhkan semua tenaga anda untuk malam ini. Jeje?"

Jeje melompat turun dari atas meja dan menunjukkan cengirannya.

"Lewat sini Agen Gaby."

Gaby cepat-cepat mengumpulkan tasnya dan berjalan pergi. Jeje membiarkan gadis itu berjalan terlebih dahulu dan mengikutinya dari belakang. Kinal membiarkan kedua orang itu menghilang dari pandangannya terlebih dahulu sebelum menoleh kearah Shania.

"Nju, lo juga harus istirahat dulu."

Shania menatap tajam kearah Kinal namun tidak mengatakan apapun. Gadis itu berdiri dan pergi meninggalkan ke enam gadis lainnya. Lidya mendesah.

"Dia bakal ngebunuh semua orang malem ini kalau kita gak bisa dapetin posisi Beby."

"Gue tau Lid. Gre?"

Gracia yang sedang menyandarkan kepalanya ke dinding menoleh ke arah Kinal. Kinal tahu hacker muda itu sudah lelah namun dia membutuhkan bantuannya.

"Iya kak?"

"Bisa kamu masuk kedalam ponsel Gaby?"

Melody mengangkat sebelah alisnya.

"Kinal, apa yang lo pikirin?"

Kinal tahu cepat atau lambat dia harus mengatakan pada semua orang apa yang ada didalam pikirannya. Dia melirik kearah Veranda dan melihat gadis itu menganggukkan kepalanya.

PROJECT 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang