Past and Present

2.2K 249 40
                                    

"Lo ngebawain gue bocah kecil?"

Seorang pria jangkung menatap temannya dan mengernyit. Dia meminta seorang dewasa yang dapat ia jual di black market untuk mendapatkan uang. Bukannya seorang bocah perempuan berusia 9 tahun yang bahkan tidak bisa memuaskan para client-nya. Apa yang bisa dilakukan oleh anak ini?

"Yah, kita bisa jual organ dalemnya? Gue denger harga di pasaran untuk sepasang ginjal bisa tembus sampai 250 juta lebih. Kita bisa kaya raya."

Dengan cepat partnernya memukul punggung temannya menghasilkan sebuah erangan dari pria itu.

"Lo mau mati? Masih belum aman untuk kita masuk ke black market itu bego!"

"Pelacuran?"

"Dia bahkan belum masuk usia remaja! Liat dia! Dia kurus! Lo mau pelanggan kita marah-marah ke kita?! Bego!"

Temannya mendesis kesakitan lagi ketika dia dipukul untuk yang ketiga kalinya. Sebelumnya dia ditugaskan untuk pergi menculik seorang gadis kecil anak orang kaya agar mereka dapat mengancam keluarganya dan mendapatkan uang. Tapi dia menculik gadis yang salah dan dia tahu itu adalah kesalahannya. Dia mengusap bagian belakang kepalanya.

"Jadi bakal kita apain itu bocah?"

"Gue gak tau kenapa gue masih mau temenan sama lo."

Dia menarik gadis itu dan menarik paksa keluar sapu tangan yang disumpalkan kedalam mulutnya. Ketika benda tersebut ditarik dari mulutnya, dia mengira gadis kecil itu akan menangis tapi ternyata tidak. Dia dapat melihat air mata menggenang di matanya tapi bocah itu tetap bersikap tenang dan hanya menatap kearahnya.

"Siapa nama lo?"

"V-Veranda.."

"Veranda apa?!"

"G-Gak tau.."

Pria itu mendesah tidak senang. Mungkin gadis ini adalah gadis jalanan.

"Gue bakal lepasin iketan lo tapi kalo lo berani kabur, gue bakal kejar lo dan lo bakal gue jadiin makanan untuk anjing. Ngerti lo?"

Bocah bernama Veranda itu menganggukkan kepalanya. Dia melepaskan ikatan ditubuh bocah itu dan Veranda jatuh terduduk di lantai. Bocah perempuan itu mencengkram erat ujung kaus lusuhnya dan menatap pria yang ada di depannya. Pria itu berlutut disampingnya dan mengeluarkan sebilah pisau.

"Lo bakal dengerin gue dan lo bakal bantuin gue oke? Jangan pernah lo coba-coba untuk kabur. Lo bakal nyesel kalo sampai lo lakuin itu."

Pria itu mengusapkan pisaunya disepanjang lengan Veranda yang kecil. Bocah itu menahan air matanya dan mengangguk untuk kedua kalinya.

"Sekarang, lo bekerja untuk gue. Nama gue Adyth."

...

Veranda membuka matanya. Setiap malam dia akan memimpikan mimpi yang sama. Satu mimpi yang selalu menghantuinya. Hidupnya sangatlah menyedihkan sebelum ia bertemu Adyth. Pria itu melatihnya menjadi siapa dirinya saat ini. Kato datang dan menyempurnakannya. Kinal bukanlah satu-satunya yang marah pada Kato. Dia juga. Terutama karena pria itu melibatkan Adyth dalam takdir mereka yang penuh kemelut ini. Tapi itu semua ada dimasa lalu. Sekarang, Adyth telah menjadi musuh bebuyutannya. Veranda berbalik dan tatapannya jatuh pada sesosok tubuh yang sedang memperhatikannya. Dia tersenyum.

"Gak bisa tidur Nay?"

Kinal menggelengkan kepalanya. Kemudian dia bertanya padanya.

"Mimpi yang sama lagi?"

PROJECT 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang