Dinginnya kota london tak menahan kaki ini tuk meraih masa depanku.
Langkah demi langlah ku lewati jalan setapak ini. Dengan ditemani earphone warna putih yg selalu kubawa dan segelas starbuks yg selalu ku genggam.
Alunan lagu simple plan, yang setiap hari menemani kedua gendang telingaku.
Mungkin, sekarang tempatku dikta dirgantara pettyfer berada disini. Sudah 2 tahun aku makan dan minum dinegara ini. Melanjutkan sekolah dan menunjang kehidupan disini bersama kedua orangtuaku.Banyak hal-hal yang belum bisa kulupakan 2 tahun yg lalu.
Aku belum bisa mendapatkan andien secara utuh.
Aku belum bisa meminta maaf pada aira secara eye contact.
Aku belum bisa bersenang-senang lebih lama lagi dengan ke 3temanku.
Ah rasanya kini sulit.Karna kami yg kini lebih memilih jalan masing-masing. Tapi aku percaya. Suatu hari nanti kami akan bersama lagi dan tertawa tiada henti.
......
3 jam mengikuti pelajaran. Itu membuatku sedikit pusing. Karna sebelum berangkat kuliah, aku terlibat emosi dengan ayahku. Ayah yg menginginkanku melanjutkan usahanya. Tapi aku menolaknya keras karna alasan aku masih ingin melanjutkan sekolahku dijenjang yg lebih tinggi. Dan itu bukan sebuah alasan tapi sebuah ajuan anak yg menolak dengan kata yg lebih terdengar sopan.
Ayah sampai mengancam mencabut seluruh fasilitas yg ia beri untukku. Dari mobil, handphone, credit card serta apartemen yg aku beli dengan uang tabunganku sendiri.
Iya! Kenapa bisa aku punya uang tabungan sendiri tapi bukan uang orangtuaku? Jawabannya adalah. Kalian ingat. waktu band kami menjadi guest star salah satu siaran televisi nah awal dari situ, band kami banyak tawaran nanyi atau sekedar jadi bintang tamu acara talkshow.
Bisa dikatakan aku dulu adalah seleb dadakan tapi itu tidak masalah.
Karna agensi band kami mematok harga tinggi untuk sekali penampilan kami. Jadi wajar bila sekarang aku memegang uang banyak dan itu hasil kerja kerasku sendiri..Tapi kini setelah kami memilih jalan hidup masing-masing. Band kami jadi terbengkalai. Dan kadang kala agensi kami menelfon untuk menanyakan. Apakah kami mau bernyanyi lagi? Dan jawaban kami sepakat NO . Mungkin karna alasan pendidikan dan kedudukan kedua orangtua kami yg tidak memperbolehkan anaknya muncul ditelevisi sebagai selebritis. Karna kami wajib meneruskan kedudukannya menjadi pengusaha yg sukses.
balik kedialog!.-
"Steak and steak.. apakau tidak merasa bosan dude"itu teman sekampusku bernama steven geraldy. Ia memang terlalu peduli padaku bahkan aku merasa risih bila ia harus selalu tau dan mengatur diriku. Yeah! I'm not gay .
"What ever.."ucapku malas.
"Kau selalu saja mengatakan kalimat itu setiapku mengomentari apa yg kau makan dan hal apa yg kau lakukan. Kau benar-benar membosankan dude"kata steven sambil membuka ipad miliknya.
"Lalu Aku harus menjawab apa?! Thankyou? Karna kau telah peduli padaku melebihi kedua orangtuaku? Hah!?"aku menatapnya tajam dan ia hanya mengangguk. Yeah! Steven memang dikenal sebagai badboy dikampus ini namun ada titik kelemahannya yaitu saat aku menatap tajam mata abu-abunya itu. Ia langsung menunduk atau mengangguk layaknya anjing peliharaan. Haha
"Ahsudahlah. Aku malas berlama-lama denganmu dude. Hari ini kau benar-benar tak bisa diajak bicara santai"ucap steven langsung melarikan diri sebelum dikta membalas ucapan steven.
Iya! Inilah aku saat ini. Dikampus besar nan megah dinegara orang. Aku memang terkenal sebagai pribadi pendiam dan terkesan acuh. Beda dengan masaku diSMAn bersama ketiga temanku. Dikenal sebagai 4orang siswa paling berpengaruh seantero Sman cempaka. Haha bahkan aku masih mengingat nama sekolahku dulu.
Bagaimana kabar tim basketnya? Apa terurus? atau sebaliknya?Aku jadi ingat. Saat kelulusan kami berempat. Banyak adik kelas terutama cewe-cewe yg mengaku fans fanatic kami dan juga guru-guru ikut menangis menjerit karna kami harus melanjutkan pendidikan dinegara orang kini.
Dan dengan sabar. Aku, samuel egar dan dicky memeluk satu persatu yg menangisi kelulusan kami. Entah mengapa kelulusan kami bagi mereka adalah suatu musibah besar yg mengetuk hati mereka sehingga buat mereka menangis.
Saatku tanya kenapa mereka menangis?
mereka menjawab.
Aku takut kaka-kaka melupakan kami.
Aku takut tim basket kita dikalahkan oleh tim basket dari Sman lain.
Aku takut kaka-kaka memiliki kekasih.
Aku takut kaka tidak akan kembali dan menengok sekolah ini lagi.
Dan siapa nanti bahan fantasi kami? Selain kaka-kaka.
Banyak lainnya. Uuh. Jawaban itu benar-benar tak terduga olehku dan ketiga temanku lainnya.
Dan kami hanya membalas dengan senyuman dan sebuah pelukan yg menenangkan..Skip.
Aku bangun dari tidurku saat suara dering handphoneku berbunyi sngt amat lantang.
Padahal aku baru saja 2jam memejamkan mata karna selebihnya aku bermain playstation bersama steven. Suara ini benar-benar menggangguku.!
Aku pun meraba dimana keberadan iphoneku diatas nakas dengan satu tangan. Sedang tubuhku masih setia pada kasur empuk ini..Dapat!. Dan aku langsung menekan touchscreen berwarna hijau lalu dengan gerakan secepat kilat handphoneku sudah berada ditelingaku.
"Halo..."jawabku malas.
"Gue dicky dik. Lo lupa sma temen hah!? Sampe lo gamau angkat telfon gue!!"gerutu dicky saat dikta baru mengangkat telfonnya yg ke100kali.
"Set dah ki. Kuping gue ampe pengen putus. Selow man"dikta membalik tubuhnya yg tengkurap jadi bersandar kedinding kasur.
"Selow pala lo pitak. Gue udah nelfon lo 100 kali coy. dan gue sekarang udah jenggotan nungguin lo angkat telfon gue"omel dicky dengan teriakan.
"Sorry sorry dah. Yaudah gua tanya. Lo nelfon gue ada apa? Jangan tanya band lagi. Jawaban gue tetep sama BIG NO"ucap santai dikta sambil meneguk segelas air putis yg selalu tersedia diatas nakas.
"Ahelu. Emang gue sibella yg tukang nanyain band kita mulu"jawab dicky dengan nada centil persis bella mantan asisten band mereka yg memang ga lurus*ups*
"Yaudah ada apaan? Gue ngantuk nih. Cape"keluh dikta.
"Gue mau ngajakin anak2 ngumpul lagi. Lo mau ikut ga? Gue harap sih lo ikut."jawab dicky.
"Dimana? kapan?..."tanya to the point dikta.
"Dirumah si samuel. Iya minggu depan. Kan pas bngt weekend tuh terus libur panjang kan?.lumayan waktu buat ngumpul mah"jawab dicky.
"Diamerika?.."tanya dikta penasaran.
"Heh bego. Itu sih kejauhan. Ogah bngt gue maen kerumah bokapnya si samuel. Maen engga! Pala ilang. Ihhhh"tiba-tiba dicky bergidik ngeri membayangkan bermain dirumah samuel yg sekarang diamerika dan otomatis pak jamie dornan juga ada.
Entah apa. Yg membuat dicky dan egar takut dengan jamie? Mungkin karna jamie terlalu dingin."Jadi kita balik nih keindonesia? Terus sekolah lu gimana ki?"tanya dikta lagi.
"Iya kita balik kerumahnya sisamuel. Kita reunian deh. Gimana kece ga?"tanya dicky menantang..
"Iya entar gua pesen tiket. Tapi andien juga ikut pulang kan?"sebelum menutup telfon sempet2nya dikta nanyain andien.
"Andien aira ada. Percaya dah sma kosasih"ucap dicky yg membuat dikta langsunng bangun dari senderannya dan langsung bergegas kekamar mandi.
Nut.
Sambungan telfon diputus secara sepihak oleh dikta. Karna dikta buru-buru menyambar kamar mandi dan setelah itu ia akan langsung memesan tiket dan bebenah pakaian.
Lumayan sekalian liburan bertemu gebetan katanya.😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
Udah. Makasih yg udah nunggu buat lanjutan cerita ini..
Noh bakal ada reunian..
Stay terus dicerita ini karna bakal ada lanjutan yg lebih seru...😊😊😊Vote&coment.
Thankyou
KAMU SEDANG MEMBACA
LO ABANG GUE
Teen FictionAbang adek rasa PACARAN atau pacaran rasa ABANG ADEK ? Kita buktikan dicerita ini .