Para wanita dan anak-anak tidur di dalam gua sedangkan para lelaki bergantian jaga malam. Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku berjalan-jalan sendiri di benteng. Aku melihat mayat-mayat urukhai bergeletakan di luar benteng. Darah hitamnya membanjiri tanah seperti tumpahan tinta diatas kertas. Baunya sangat menyengat dan membuatku mual.
"Nalmya."
Aku menoleh mendengar seseorang memanggil namaku. Ah, Master Gean. "Hai Master, kau tidak tidur didalam?"
Dia mendengus, "Harusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kau keluar malam-malam?" Dia menaruh tangannya dipunggung dan memandangi bekas medan pertempuran dihadapannya.
"Aku tidak bisa tidur. Lagipula aku ingin menghirup udara segar setelah berjam-jam dikurung sendirian."
Dia terkekeh dan menoleh padaku, "Aku sangat terkejut dia melakukan itu. tapi kalau aku ada di posisinya, akupun akan melakukan hal yang sama."
"Apa maksudmu? Jadi kau berpihak padanya?"
Kenapa semua orang membela Legolas, sih? Di sini kan Aku yang jadi korbannya!
"Dia melakukan itu untuk melindungimu, Nalmya."
"Aku bisa melindungi diriku sendiri." Kataku keras kepala sambil menyilangkan tangan didada.
Master Gean menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kau seharusnya mengerti bagaimana perasaannya. Selama berpuluh-puluh tahun dia hidup dalam kesengsaraan. Bagi bangsa Eldar, kehilangan belahan jiwanya sama seperti kehilangan separuh bagian tubuhnya, coba kau bayangkan apa yang terjadi jika separuh tubuhmu lumpuh?"
Dia menatapku dan menunggu jawabanku. Sedih, menderita, putus asa, jawabku dalam hati. Aku diam dan hanya menatap bangkai-bangkai uruk-hai yang berserakan di luar benteng.
"Jika kau bertahun-tahun mulai menerima kenyataan bahwa kau telah kehilangan separuh tubuhmu tapi tiba-tiba kau mendapatkannya kembali, apa yang akan kau lakukan agar tidak kehilangannya lagi?"
"Melakukan apapun untuk melindunginya." Jawabku pelan menghindari tatapan bijak Master Gean.
"Dan itulah yang Legolas lakukan agar dia tidak kehilanganmu lagi. Dia sudah menceritakan padaku segalanya, 60 tahun adalah penantian yang panjang tanpa kepastian. Dia berkata tidak pernah merasa setakut itu ketika tahu kau berencana membahayakan dirimu dan calon anakmu. Katakan padaku, apalagi yang harus dilakukannya untuk melindungimu dari kematian?"
Aku menunduk malu dan tidak bisa berargumen lagi. Master Gean benar, aku memang egois. Aku hanya memikirkan ambisiku tanpa mempedulikan perasaan Legolas selama ini. Melihat sisa-sisa pertempuran membuatku paham mengapa dia melarang keras aku ikut berperang. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika salah satu makhluk itu melukai kandunganku. Aku merasa bersalah telah mengeluarkan kata-kata kasar pada Legolas dan mengacuhkannya.
"Aku yakin ini saat yang tepat untuk meluruskan masalah kalian." Kata Master Gean, matanya menatap ke belakangku lalu pergi meninggalkanku sendirian.
Aku mengikuti arah matanya dan melihat Legolas sudah berdiri diujung jalan. Punggungnya bersandar pada dinding benteng dengan tangan yang disilangkan didada. Matanya menatapku lekat, menungguku untuk menghampirinya. Damn, he's so sexy!
Perlahan aku mendekatinya dan tersenyum canggung. "Meleth nin, emmm, Aku ingin bicara denganmu sebentar. Aku mengakui bahwa aku memang egois—"
"Bodoh, keras kepala, tidak mau kalah, kekanak-kan mmhhh—" Dengan cepat Aku membekap mulutnya sebelum dia mengabsen satu persatu sifat burukku.

KAMU SEDANG MEMBACA
His Possession (Completed)
FantasiaTerdampar di dunia dalam film legendaris Lord of The Rings? Leia Amaliya, gadis yang tak sengaja memasuki portal menuju Middle-Earth, tempat yang hanya ada dalam fiksi-fantasy. Tapi bagaimana saat dia tidak bisa lagi kembali? Saat dunia tempatnya la...