"Jangan salah artikan sikap dan kepribadianku. Kepribadianku adalah siapa diriku, sikapku tergantung pada siapa kalian. "
♡♡♡
KRINING....KRING...KRING....
"Renita mana sih? Mana udah bel lagi." Tanya Tasya kepada Siska dan Rania.
Renita sedari tadi tidak balik-balik ke kantin. Apalagi sekarang bel masuk sudah berbunyi.LINE
RenitaPutri
Kalian masuk aja duluan!! Kalau gue terlambat bilang aja izin bentar."Nih, Renita nge-line gue. Ada-ada aja tuh anak. Ya udah kita kekelas aja duluan. Ketauan piket kan mampus!" Rania menyodorkan smartphone-nya.
"Yaudah, yuk!!" Siska mengangguk. Rania, siska dan tasya bergegas meninggalkn kantin menuju kekelas.
Sesampainya Rania, Siska dan Tasya dikelas. Guru pun masuk.
Terlihat Alvin juga tidak ada dikelas.⭐⭐⭐
Ternyata yang menarik Renita adalah ALVIN ANGGARA.
Ketika Alvin menarik tangan Renita. Renita menyempatkan memberitahu Rania untuk tidak menunggunya.
Tanpa Renita sadari, mereka sudah sampai di tempat tujuannya Alvin. Rooftop.
"Duduk!!"perintah Alvin kepada Renita.
Dengan patuh Renita duduk dibangku tersebut. Renita jadi heran kenapa bisa di rooftop ada bangku bahkan ada kursi santai beserta meja.
Bisa dikatakan hampir menyerupai Basecamp.Hening
Renita ingin sekali memulai pembicaraan tapi rasa canggung lebih mendominasi dirinya saat ini.
Alvin masih berdiri dihadapan Renita tapi tidak memandang Renita melainkan menikmati pemandangan rooftop ini. Alvin menghela nafas beratnya.
"Bersikaplah biasa aja!" Ujar Alvin tanpa mengalihkan pandangannya.
"Maksud Lo?" Renita meminta penjelasan.
"Gue tau ini berat! Tapi gue udah mikir ini matang-matang. Jalanin aja seiring berjalannya waktu" Renita terpana. Baru kali ini Alvin berbicara dengannya menggunakan kalimat yang lumayan panjang dan lumayan bermakna.
Renita menghela nafas beratnya "gue memang udah nerima perjodohan ini. Tapi, yang gue pikirin adalah gimana nantinya pas gue udah nikah sama lo, gue ga mikir yang gimana tapi gue ngerasa ini semua terlalu awal, dan lo pasti ngerasain hal yang sama."
Alvin berbalik dan duduk disamping Renita. Renita menahan nafas, kemudian menormalkan kembali.
"Ga akan ada pernikahan yang Lo pikirkan. Pernikahan kontrak atau segala macam. Bukan sepeti novel-novel atau film-fim yang Lo nonton. Bagi gue pernikahan itu cukup sekali, Gue akan berusaha menjadi orang yang bertanggung jawab. Dan Lo jadilah istri gimana yang semestinya" Renita terdiam. Kedua pipinya menjadi merah merona. Dengan refleks Renita menyilangkan kedua tangannya didada. Renita juga heran dari mana Alvin tahu kalau dirinya suka membaca novel yang bertajuk nikah muda.
Alvin mengernyitkan keningnya. Alvin terkekeh "Tenang aja! Gue ga akan apa-apain lo. Pikiran Lo udah kemana-mana aja. Dan setelah menikah lo ga lagi minta duit sama orangtua lo. Kalau pun masih ditransfer itu sebagai uang simpanan lo, gue sanggup semua biayain lo!"
Renita terpana dengan pemandangan didepannya.
"Ga usah gitu juga kali! Gue sadar kok sama pesona gue!" Alvin masih terkekeh melihat Renita.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Teen FictionAku tidak meminta banyak Tidak meminta untuk bahagia, Tidak meminta untuk hidup tanpa masalah, Tidak meminta untuk mempunyai segalanya, Tapi hanya satu yang ku minta "Janganlah sekali-kali mereka mengetahui apa yang sebenarnya aku rasa...