" Ketika kalian memiliki ketergantungan terhadap orang lain, kalian pasti akan menyadari bahwa pentingnya orang itu dalam kehidupan kalian, tapi tetap ingat untuk tidak menimbulkan simbosis parasitisme."
Unexpected.
***
Happy Reading !!
Pagi ini adalah pagi yang baru untuk Renita. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya Renita bangun di jam 04:30 AM. Sebenarnya lebih tepatnya Renita takut untuk tertidur, ia membayangkan bagaimana cara Alvin membangunkan dirinya kemarin hingga meninggalkan kesan yang sangat tidak mudah untuk dilupakan oleh Renita.
Renita berpikir, daripada ia harus senam jantung tiap paginya dan sekujur tubuhnya merinding yang bahkan membuat ia tidak bisa berdiri lagi, lebih baik ia bangun sendiri atau harus seperti ini, tidak tidur sama sekali.
Bukannya Renita tidak mengantuk, tapi ia melakukan segala cara agar tidak tertidur. Saking mengantuknya Renita sempat tertidur namun tidak lama, kemudian ia terbangun seperti orang terkejut. Ketika ia nembuka matanya hal yang pertama yang dirinya lakukan adalah melihat sekitar kamarnya, apakah kejadian kemarin terulang kembali. Renita melirik ke arah jam yang sekarang menunjukan pukul 4:30 AM. Walaupun matanya sangat berat saat ini Renita sangat bersyukur bisa bangun dalam keadaan yang sedikit tenang.
Renita beranjak dari tempat tidurnya, ingin rasanya ia memastikan siapa yang bangun lebih awal hari ini antara dirinya dengan Alvin. Jika dirinya ternyata bangun lebih awal dari Alvin, Renita berniat untuk membalas perbuatan yang Alvin lakukan terhadap dirinya.Renita membuka pintunya kamarnya secara Perlahan agar tidak menimbulkan suara, dan betapa sialnya Renita, ketika ia membuka pintu kamarnya hal yang pertama terlihat olehnya adalah sosok Alvin yang sepertinya hendak mengetuk pintu kamarnya, sepagi ini.
Seketika Renita menjadi lesu seperti orang yang sangat mengharapkan kemenangan dalam sebuah pertandingan tapi bukan kemenangan yang ia dapatkan melainkan kekalahan.
Alvin memperhatikan Renita, alisnya mengkerut melihat keadaan Renita saat ini yang terlihat sangat kusut dan juga kantung matanya yang sedikit lebih hitam, seperti orang yang kurang tidur.
"Sorry Alvin! Gue gak akan biarin yang kemarin terjadi untuk kedua kalinya." Ujar Renita pelan. Ia tidak mau lagi di bangunkan oleh Alvin, baik dengan cara yang sama yang sangat mengerikan itu atau bahkan dengan cara Alvin yang lain. Pergerakan Alvin sungguh tidak bisa ditebak.
Alvin peka mendengar yang dikatakan Renita. Sebenarnya Alvin sangat menyesali perbuatannya kemarin. Ia juga terpaksa membangunkan Renita dengan cara abnormal tersebut, ditambah dirinya sudah melakukan berbagai cara lainnya untuk membangunkan Renita, tapi hasilnya nihil. Dan kemudian cara aneh tersebut terlintas di kepalanya.
Bukannya Alvin tidak ingin meminta maaf, akan tetapi, rasanya terlalu berat untuk dirinya mengucapkan kata maaf. Ia memandang Renita yang sedang bersandar di pintu kamarnya, wanita di depannya ini terlihat sangat lesu. Bagaikan sedang di hipnotis, tanpa sadar Alvin mengangkat tangannya, mengelus rambut Renita perlahan dan tersenyum, "Mandi!" Titah Alvin dengan lembut.
Renita terpaku, pergerakan Alvin tidak bisa di tebak, alhasil jantungnya berdetak abnormal. Saking kerasnya ia bisa merasakan pergerakan jantungnya saat ini. Kakinya menjadi lemas tidak berdaya, untungnya ia bersender di pintu kamarnya. Kalau tidak, mungkin ia sudah merosot ke lantai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Teen FictionAku tidak meminta banyak Tidak meminta untuk bahagia, Tidak meminta untuk hidup tanpa masalah, Tidak meminta untuk mempunyai segalanya, Tapi hanya satu yang ku minta "Janganlah sekali-kali mereka mengetahui apa yang sebenarnya aku rasa...