Budayakan vote sebelum membaca
Happy Reading
^^
Aku menuruni tangga dengan kepala menunduk dan menatap anak tangga. Jujur aku sangat takut dan khawatir ketika nantinya aku melihat kearah calon suamiku. Hancur sudah.
Mama menyenggol tanganku. Kulihat mama yang menyuruhku untuk melihat kedepan.
Deg
Mataku dengan matanya bertemu. Aku terdiam. Ini semakin membuatku bahwa semua ini hanyalah mimpi. apa mungkin?
'NIKAH??SUAMI???SERUMAH??SATU SEKOLAH??SEKELAS???SEBANGKU???DIA??APA MUNGKIN??TOLONG SIAPAPUN DISANA BANGUNIN GUE!!!!'
^^^Author POV
Hening
Sekarang semuanya sudah berkumpul. Alvin duduk bersebelah dengan Renita. Diantara mereka tidak ada yang mulai berbicara.
Setelah menyelesaikan makan akhirnya Papa Alvin akhirnya angkat bicara
"Ehem. Karena semuanya udah berkumpul. Langsung ke intinya saja. Dim, kapan kira-kira kita laksanakan pernikahan mereka?" Tanya Papa Alvin ke Papa Renita.
Alvin dan Renita sama-sama tercengang. Mereka menghentikan pergerakan tangan mereka sejenak. Seolah sudah mengerti Alvin langsung melanjutkan dan menyelesaikan makannya.
Alvin tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya. Karena secara tiba-tiba tadi papanya menelpon untuk menghadiri makan malam penting. Alvin tidak menolak. Setelah diberikan alamat oleh papanya, Alvin langsung menyusul ke alamat tersebut karena papanya sudah dijalan menuju tempat tersebut. Papa Alvin pergi makan malam tanpa pulang terlebih dahulu. Papa Alvin dari kantor langsung menuju tempat makan malam. Itulah sebabnya mereka tidak pergi secara bersama.
Ketika turun dari mobil tadi Alvin disambut oleh Papanya dan juga oleh sepasang suami-istri, papa dan mama Renita. Setelah berjabat tangan dengan papa Renita dan juga mendapat pelukan hangat dari mama Renita. Alvin dan papanya dipersilahkan masuk.
Renita melirik kearah Alvin, Alvin seolah tidak peduli 'dia kok ga respon apa-apa? Paling ga terkejut kek? Dasar manusia beku' batin Renita mencibir.
"Kalau aku sih, maunya secepatnya. Lebih cepat lebih baik" ujar papa Renita
Ini semakin mengejutkan hati Renita 'apa??? Secepatnya? Aduuhh gimana ni? Jangan cepat cepat doongg...' batin Renita.
Renita hanya bisa berteriak-teriak dalam hatinya. Karena pecuma dia angkat bicara, tidak bakalan ada yang turutin karena ini sudah disepakati.
"Gimana kalau seminggu lagi?" Usul Papa Alvin
'APA??' Renita merasa ada batu ditenggorokannya karena ingin rasanya menolak tapi tertahan.
"Hmmm...baiklah sepertinya ini baik juga untuk mereka. Soal status mereka sebaiknya kita rahasiakan dulu. Biar mereka adaptasi dulu nanti publish atau engganya status mereka biar mereka yang putuskan!" Ujar papa Renita.
'Alhamdulillah seengganya gue diberikan keringanan walaupun sekecil upil" batin Renita. Semuanya tidak ada yang bersuara kecuali papa Alvin dan Renita. Semuanya menjadi pendengar yang baik sesekali tersenyum, mengangguk- angguk dan lirik lirikan kecuali Alvin. Datar.
"Kalau gitu untuk acara resepsi kita adakan setelah status mereka diungkapin aja. Untuk minggu depan kita adain akad nikah aja" Tambah papa Alvin.
Semuanya mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Genç KurguAku tidak meminta banyak Tidak meminta untuk bahagia, Tidak meminta untuk hidup tanpa masalah, Tidak meminta untuk mempunyai segalanya, Tapi hanya satu yang ku minta "Janganlah sekali-kali mereka mengetahui apa yang sebenarnya aku rasa...