Jangan lupa menyelesaikan hal yang tertunda.
-author-
***
Happy Reading!! :)
Lapar, adalah satu kata yang sangat menggambarkan keadaan Renita saat ini. Renita berjalan sambil memperhatikan dagangan - dagangan sekitar yang terus memanggilnya, lebih tepannya memanggil cacing - cacing yang ada di perutnya. Kalian pasti bertanya kenapa sekarang Renita berjalan (?). Padahal berangkatnya menggunakan sepeda.
Renita hanya bisa merutuki keadaannya saat ini, Ponselnya tinggal, uang juga tidak kebawa bahkan sepeda yang dinaikinya tadi juga sudah meninggalkan Renita.
Iya benar Alvin.
Dia dengan santainya menaiki sepeda dan meninggalkan Renita sendirian. Bahkan mungkin sekarang ini dia sudah sampai duluan dirumah.Renita menghela nafasnya dan mengeleng - gelengkan kepalanya untuk tidak melihat dagangan - dagangan yang menggoda itu, perutnya semakin menjadi - jadi saat ini. Renita sangat beruntung masih ingat jalan yang ia lewati tadi.
Renita mulai mempercepat langkahnya agar bisa cepat sampai ke rumahnya sambil mengoceh.
Menurut Alvin, Renita kurang olahraga jadi dia butuh aktivitas lebih untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Salah satu caranya dengan ia membiarkan Renita pulang dengan berjalan kaki.
'Dasar gak punya perasaan!'
***
Sesampainya dirumah, Renita tidak melihat keberadaan Alvin, 'mungkin lagi mandi kali ya?!' Pikir Renita.
Renita pun masuk ke kamar untuk membersihkan tubuhnya yang sudah penuh dengan keringat. 'Ini semua gara - gara Alvin'.
Setelah sekitar 25 menit kemudian, Renita selesai membersihkan tubuhnya dan bersiap untuk bertanggung jawab. Bertanggung jawab pada cacing di perutnya untuk diberikan makanan.
Renita keluar dari kamar dan melihat ke samping kamarnya sepertinya penghuni kamar tersebut belum keluar dari persembunyiannya.
Tanpa pikir panjang Renita menuruni tangga menuju dapur untuk melihat apakah ada sesuatu untuk di berikan kepada cacing diperutnya, akan tetapi langkahnya terhenti saat mendengar ada yang membunyikan bel dari luar rumahnya.
"Sabar dulu sayang ya!" Ucap Renita sambil mengelus perutnya menahan lapar.
Renita berjalan dan membukakan pintu rumahnya, "iyaa?" Ia bingung melihat sosok yang berdiri didepannya saat ini.
Terlihat sosok lelaki berkulit putih, yang tingginya kira - kira sama dengannya, Renita tidak bisa memperkirakan umur sosok yang depannya, karena ada istilah Don't judge a book by its cover, Renita tidak bisa melihat jelas wajah lelaki itu karena tertutupi topinya, "Cari siapa?"
"Nyonya Prasetya?" Tanya laki - laki itu sambil melepas topinya agar ia bisa melihat jelas siapa yang membukakan pintu untuknya.
Dengan polosnya Renita menjawab, "Saya baru disini, jadi saya juga gatau orang disini!".
Mendengar jawaban Renita laki - laki tersebut menjadi bingung sekaligus melongo, "hah?!".
"Coba tanya rumah sebelah sana deh! Mungkin ada yang tau!" Tidak ada tanda - tanda Renita sadar akan statusnya sekarang, hingga membuat laki - laki tersebut mengeleng - gelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Teen FictionAku tidak meminta banyak Tidak meminta untuk bahagia, Tidak meminta untuk hidup tanpa masalah, Tidak meminta untuk mempunyai segalanya, Tapi hanya satu yang ku minta "Janganlah sekali-kali mereka mengetahui apa yang sebenarnya aku rasa...