08 Drunk : Confession (I Like You)

3.5K 348 28
                                    

A/N : Happy 1k views for my first story on wattpad! 🤗 Gk kerasa baru aja ngepost story ini dari akhir tahun lalu dan skrng udah 1k aja 😁 Big thanks for all readers yg baca dan ikutin cerita ini ☺️😘 Aku udah niatin buat post part 8 klo jumlah viewsnya udah 1k dan hari ini aku check dan ternyata udah 1k so.... check it out! Enjoy! 😉

.

Berbekal baju kaos dan celana jeans berikut jaket kulit sebagai pelapis bagian luar. Ia keluar pada pukul 1.40 pagi dan berjalan beberapa meter sebelum akhirnya ia menemukan taksi yang membawanya keapartemen Jieun.

Ia sedikit cemas dengan keadaan gadis itu. Mengingat percakapan terakhir mereka sebelum ia memutuskan telepon tersebut.

"Aku merindukanmu."

"..."

"Kemarilah. Temani aku. Aku sendirian disini."

"Jieun, apa kau mabuk?"

"Anio, aku saaangat sadar. Geundae Yoongi-ah, kenapa saat aku menusukkan lenganku dengan  pecahan kaca hatiku yang menjadi sakit bukannya lenganku?"

"M-mwo? Yak Lee Jieun neo jigeum eoddiya?"

"Eodi? Um... di apartemenku."

"Diam di sana. Jangan kemana-mana. Tunggu aku."

Jalanan itu begitu sepi, hanya lampu yang ada di sisi gedung apartemen yang menjadi penerangan. Yoongi menaiki lift yang membawanya ke lantai 5. Ia membuka riwayat percakapannya bersama Jieun dimana Jieun sempat memberitahukan alamat apartemennya sementara ia sesekali melirik nomor yang ada di setiap pintu dilewatinya. Nomor 30.

Ia menekan bel yang ada di samping pintu. 5 menit berlalu dan tidak ada jawaban sekalipun sudah 3 kali ia menekan bel. Yoongi memutar kenop pintu dan ia terkejut setelah mendapati pintu yang tidak terkunci. Ia segera berlari masuk setelah menutup pintu kembali dan melihat Jieun yang kini terduduk di atas karpet bulu dengan kepala yang bertumpu di atas meja. Lengannya terkulai lemah di samping kepalanya dengan darah yang mengalir hingga keatas meja. Botol wine berikut gelas tinggi yang berisi sedikit wine berada di atas meja dekat kepalanya.

Tanpa aba-aba Yoongi melangkah cepat menuju Jieun dan menarik bahu Jieun hingga membuat tubuhnya menegak.

"Yoongi..." Jieun bergumam dalam setengah sadar. "Kau datang." Bibir itu menyunggingkan senyum lebar dan kedua tangan kurus itu meraih pipi Yoongi untuk ditangkupnya. Namun Yoongi tidak memperdulikan itu, pandangannya teralih pada lengan Jieun yang masih memiliki sisa aliran darah yang keluar dari lukanya.

"Iya, aku sudah datang. Sekarang biarkan aku mengobati lukamu." Ia menepis tangan Jieun dan berjalan kearah dapur guna mencari kotak obat. Barulah ketika ia berada di kamar mandi, ia menemukan kotak obat itu berada di laci wastafel. Sesaat ia menemukannya, ia segera kembali dan menemukan Jieun masih dalam posisi duduk namun kali ini punggungnya bersandar pada sisi sofa sementara kepalanya tertunduk. Yoongi mengambil wadah kecil yang diisinya dengan air dari dapur. Barulah ia kembali keruang tengah dan menempati diri duduk di samping Jieun.

"Kemarilah." Ia menarik tangan Jieun dan tanpa suara ia membersihkan darah di lengan Jieun dengan kapas yang telah ia basahi dengan air lalu ia mengobati luka yang ada. Gumaman tidak jelas yang terlontar dari bibir Jieun tidak dihiraukan Yoongi.

"Appo..." Gumam Jieun samar. Ia menarik tangannya membuat Yoongi mendecak karenanya.

"Siapa yang menyuruhmu melakukan hal bodoh seperti ini huh?" Tanya Yoongi jengkel namun sekalipun begitu, ia tetap berhenti untuk membiarkan Jieun tenang, sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan mengobati luka Jieun.

Fall In Love With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang