Jieun berdiri kaku di depan pintu dorm BTS. Tangannya terangkat hendak menekan bel sebelum ia menariknya kembali. Haruskah? Apa ia akan disambut dengan baik?
Ting Tong
Pada akhirnya Jieun menekan bel itu. Ada jawaban dari dalam dan Jieun menunggu dengan hati berdebar. Ada perasaan takut juga semangat selama menanti terbukanya pintu.
Suara pintu yang terbuka membuat Jieun segera mendongkak dan melihat orang yang kini berdiri di pintu. Itu Yoongi. Orang yang membuka pintu.
"Yoongi-ah..." Jieun bergumam, ia hanya menatap diam pria itu. Tiba-tiba saja Yoongi menariknya masuk, menutup pintu dengan cepat dan mendorongnya pada pintu dengan kedua tangan yang berada di sisi kiri dan kanan kepala Jieun.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yoongi tanpa memutus tatapannya pada Jieun.
"Aku ingin menemuimu." Jieun berucap lancar.
"Untuk?" Ekspresi Yoongi memang tidak berubah namun tatapannya semakin menajam melihat Jieun.
Jieun bungkam untuk sesaat. Ia tidak mungkin mengatakan jika ia merindukan pria ini begitu saja sementara 2 bulan lalu ia berteriak memaki pria itu dan mengatakan segudang kebenciannya.
"Aku ingin memberikan uang tambahan yang kujanjikan." Yoongi menatap Jieun seksama sementara dirinya meneliti wajah Jieun. Ia tahu jika Jieun sedang berbohong dan ia mendapati dirinya tertawa kecil ketika menyadari kebohongan Jieun yang terlihat sangat jelas."Lucu sekali. Kau kira aku akan termakan oleh kebohonganmu itu?"
"Apa-apaan-" Jieun hendak memprotes namun Yoongi telah membungkamnya dengan ciuman dan Jieun tersentak di tempatnya. Tangan kiri Yoongi berada di tengkuk Jieun sementara tangan kanannya memegang rahang Jieun, menahan Jieun untuk mengelak seiring bibirnya mulai bergerak di atas bibir Jieun. Sementara Jieun yang baru saja tersadar dari rasa terkejutnya, mulai membalas ciuman Yoongi dan mengalungkan lengannya pada leher pria itu.
Menit berlalu dan Yoongi mulai menarik dirinya. Keduanya hanya bertatapan hingga Jieun mulai berkata, "Jangan katakan jika sekarang aku mencintaimu." Tangannya meraih wajah Yoongi, menyentuhnya perlahan dengan ia yang menikmati rasa sakit di dalam hatinya. Ia sakit mengetahui kenyataan bahwa ia telah jatuh pada pria di depannya ini. Ia merindukan pria ini sebanyak ia menghabiskan waktunya memikirkan pria itu sepanjang hari.
Yoongi tersenyum tipis, mengecup telapak tangan Jieun dan mengusap kedua pipi Jieun yang telah basah oleh air mata dengan ibu jarinya. Jieun bahkan tidak sadar jika ia menangis saat ini.
"Sayangnya saat ini kau memang telah jatuh padaku Jieun." Ucap Yoongi seraya tersenyum. Jieun tertawa kecil mendengarnya.
"Kau benar, sialnya aku memang jatuh cinta padamu." Gumam Jieun kemudian ia menarik Yoongi untuk sebuah pelukan.
"Aku merindukanmu."
"Aku lebih dari sekedar merindukanmu, Jieun. Aku sangat merindukanmu." Yoongi semakin mengeratkan pelukannya. Jieun tersenyum merasakan bagaimana hatinya terasa berbunga dan jantungnya berdegup begitu keras dalam pelukan Yoongi. Inikah bagaimana kita bersama orang yang kita cintai?
.
Keduanya duduk berdampingan di sofa yang ada di ruang tengah. Televisi yang tengah menayangkan sebuah film action tidak lagi menjadi fokus utama bagi Yoongi. Terutama sejak kedatangan Jieun di sampingnya. Aroma feromone manis yang menguar dari tubuh Jieun membuat hatinya berdesir. Kerinduan itu mulai terbayar oleh kehadiran Jieun.
Yoongi menginginkan ini untuk bertahan lebih lama dan oleh karenanya ia menarik Jieun pada dadanya, membiarkan pelukan itu semakin mengerat dengan ia yang mencoba meresapi setiap aroma manis yang selalu berhasil membuat perasaannya nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love With Him
FanfictionRahasia Jieun tentang kelainan seksualnya diketahui dan ia dalam keadaan terkecam hingga ia menemukan Yoongi. Jieun mengira segalanya akan mudah namun pada kenyataannya ia malah terjebak oleh permainannya yang membawanya jatuh pada seorang Min Yoong...