Part 10 : Sebuah Awal

1K 139 81
                                    


Pengumuman-pengumuman, silahkan di cek works saya. Karna ada cerita baru di sana hasil kolaborasi dengan salah satu author yang ceritanya keren-keren hehehe...

***

"Jeje, terus cari orang-orang bersenjata itu jangan sampai lengah..."

"Siap.."

"Lalu jangan lup....."

Boommm....

Tiba-tiba saja ada sebuah roket RPG mengarah cepat menuju ke arah tembok tempat Melody bersembunyi di baliknya. Dengan telak roket RPG itu menghantam tembok dan membuat Melody yang berada di baliknya terpental dengan jatuh yang keras dan langsung tak bergerak.

"Teh MELODY...!!!!!!"

***

Kinal bersama Desy, Viny, Shani, dan Ve masih terus berlari menyusuri sungai yang cukup jauh dan panjang. Entah benar atau tidak dengan mengikuti sungai itu mereka akan bisa cepat sampai ke tempat tim Naomi, mereka harus segera tiba agar tidak terlambat memberi bantuan pada tim itu.

Sudah cukup jauh mereka berlari, peluh dengan deras mengalir di sekujur tubuh mereka karna siang yang cukup terik. Bahkan langkah kaki mereka pun juga sudah sedikit melambat, Kinal yang menyadari itu pun akhirnya memberi perintah untuk berhenti sejenak untuk sekedar melepas dahaga yang sudah tak tertahan lagi.

"Kita istirahat satu menit, untuk sekedar minum saja karna kita sedang terburu-buru." Beritahu Kinal pada timnya yang hanya di jawab dengan anggukan oleh semuanya.

"Air aku habis, tadi lupa di isi ulang." Jawab Desy yang menerima tatapan dari Kinal yang seolah bertanya karna hanya dirinya lah yang tidak minum.

Dengan segera Kinal langsung meminum sedikit miliknya dan menyodorkan tempat minumnya pada Desy. Desy yang kaget menerima sikap seperti itu sempat terdiam sejenak, namun haus yang telah melanda membuatnya dengan cepat mengambilnya dan dengan cepat meminumnya.

"Kalian denger suara kaya suara kontak tembak?" tanya Veranda.

"Bukannya dari tadi juga kita denger ada suara tembakan kak?" tanya balik Viny.

"Maksud aku suaranya kaya deket gitu sama posisi kita."

"Bener kata Ve, suara kontaknya seperti ga jauh dari sini. Suaranya berasal dari arah belakang kalian. Baik, istirahat selesai sekarang kita segera menuju suara itu yang sepertinya berasal dari kontak tembak tim Naomi." Perintah Kinal.

"Siap..."

***

"Lidya arah kiri, Dhike bantu gua di kanan dan Yona awasi arah belakang jangan sampai ada yang menyusup dari arah sana." Perintah Naomi.

Keadaan tim Naomi sekarang sudah lebih mencekam karna jumlah musuh yang terus berdatangan seolah tak ada habisnya. Beberapa zombie juga sudah banyak yang hampir berhasil mendekati mereka, untung saja mereka dengan cekatan berhasil mencegahnya. Bahkan zombie yang mendatangi mereka kini tak hanya bertangan kosong, beberapa dari zombie-zombie itu juga membawa senjata tajam. Mulai dari pisau dapur sampai gergaji mesin yang cukup besar.

"Mi, tolong ambilin cadangan peluru yang ada di tas. Yang ada di rompi anti peluru gua udah habis." Minta tolong Dhike.

Benar saja, tak terasa memang mereka sudah cukup lama menahan para zombie itu di posisi mereka sekarang hingga peluru yang mereka bawa pun juga sudah mulai menipis.

"Tim dua Naomi, masuk." Ucap Lidya menjawab panggilan pada radionya.

"..."

"Siap, akan di sampaikan. Selesai."

Regu Intai 1 Yankee BravoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang