Part 11 : Main Mission [1/2]

989 129 60
                                    

Saya keceplosan nulis panjang banget karna emang di alur plot ceritanya harus sampai suatu titik yang telah di tentukan, jadi karna terlalu panjang maka saya memutuskan menjadi 2 bagian. Tenang bagian 2 nya ga lama kok, besok atau lusa pasti di publish hehehe..

"Teh... Gimana keadaannya? Udah enakan belum?" tanya Viny sambil membuat teh hangat melihat Melody yang baru saja tersadar karna efek dari obat bius.

Ya, sekarang ini mereka sedang berada di sebuah ruangan serba putih. Dimana banyak peralatan kedokteran seperti infus dan juga selang-selang oksigen. Melody sekarang ini sedang di rawat di rumah sakit Angkatan Darat Gatot subroto, Jakarta.

Luka yang di alami Melody sedikit cukup parah karna banyak serpihan roket sempat bersarang di lengan kirinya, di tambah dirinya yang terpental cukup jauh juga membuat beberapa tulangnya sedikit tergeser.

"Nih teteh minum ini dulu biar ada tenaga." Ucap Viny memberikan segelas teh manis hangat.

"Yona ga di rawat juga?" kata Melody yang malah bertanya balik.

"Ka Yona Cuma butuh di bersihin dan di jahit doang lukanya. Sementara teteh cukup parah di tambah waktu itu teteh kehilangan cukup banyak darah." Jelas Viny.

"Hhmmm... gitu.."

***

"Vin.. di panggil Kinal suruh ngurusin lukanya yang lain." Teriak Jeje yang membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Berisik Je.."

"EH... teh Melody udah sadar toh hehehee.. Viny mana?" ucap Jeje yang baru tersadar bahwa Melody sudah siuman.

"Apa? Gua ke toilet bentar Je.."

"Di panggil Kinal sana lu...."

"Iya-iya, titip teh Melody ya. Belom boleh turun dari tempat tidur dulu dia, jadi kalau butuh apa-apa tolong di bantuin." Jelas Viny pada Jeje.

"Siap ibu dokter.." jawab Jeje yang di balas oleh senyum oleh Viny sambil berlalu keluar ruangan.

"Gimana teh kabar?"

"Ya kamu bisa lihat sendiri Je, tangan kiri aku sama kaki kanan di gips hehehe.." jawab Melody dengan menunjukan tangan dan kakinya.

Jeje yang melihat itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya dengan wajah prihatin melihat kondisi komandan timnya dan lalu berjalan menuju tempat duduk yang ada di sebelah Melody.

Sadar akan arti dari perubahan mimik wajah Jeje yang biasa ceria menjadi seperti orang suram itu, Melody pun langsung memunculkan senyumnya dan tangan kanannya memegang pundak Jeje.

"Ga kenapa-kenapa Je, ini bukan salah kalian atau gara-gara kalian. Tapi aku aja yang ceroboh kok." Ucap Melody dengan terus memamerkan senyum manisnya.

"Tapi kan harusnya tugas aku buat ngawasin orang-orang dengan senjata, tapi aku malah kecolongan yang bikin teh Melody jadi gini."

"Ah udah ah, males aku ngobrol sama Jeje yang gini, aku mau ngobrolnya sama Jeje yang ngocol bin songong hahaha..." tawa Melody coba memberikan semangat pada temannya itu.

"Ih ngerusak suasana, lagi serius juga." Protes Jeje.

"Ya lagian, udah ah ga usah merasa bersalah gitu terus kemaren itu perang jadi apa aja bisa terjadi. Lagian Viny tadi udah bilang kok seminggu udah bisa lepas gips terus seminggu kemudian udah sembuh tinggal pemulihan. Dan seminggu atau dua minggu selanjutnya udah bisa nerima misi lagi." Jelas Melody dengan terus memberikan senyumnya.

Mendengar itu tak terasa ada sebulir air yang nakal menetes dari kelopak mata Jeje. "Pelukkk...."

"Hahaha... udah ah ga usah merasa bersalah gitu. Sini-sini peluk aku.. Uwuwuwu....." goda Melody sambil merentangkan tangannya memeluk salah satu adik yang terkenal paling ngocol itu.

Regu Intai 1 Yankee BravoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang