BHS (18)

1.8K 94 33
                                    

Setelah membayar puluhan ribu ke supir taksi, Geby langsung bergegas membuka pintu taksi itu dan menutupnya dengan cepat. Ia langsung berlari masuk ke dalam bandara. Mencari sosok Rapmon disana.

Matanya langsung menangkap sosok Rapmon yang berdiri dengan pakaian serba hitam-putih sedang duduk disalah satu bangku.

"Rapmon...!" Panggil Geby lalu berlari kearah cowok itu. Rapmon yang merasa terpanggil langsung menoleh. Ia tersenyum melihat kedatangan Geby dengan wajah pucat.

Sebuah pelukan erat langsung mendarat ketubuh Rapmon. Geby tidak peduli jika banyak orang yang menonton aksinya itu.

"Rapmon... jangan berangkat dong... hikks... lo bakal ninggalin gue?" Tangis Geby pecah saat memeluk Rapmon. Rapmon membalas pelukan itu.

"Gue nggak bermaksud ninggalin elo kok," ucap Rapmon.

"Terus apa dong?" Geby menatap Rapmon dengan air mata yang bercucuran.

Rapmon mengatur posisi duduknya agar bisa menghadap Geby. Ia menggenggam kedua tangan cewek itu.

"Geby... yang bakal berangkat tuh bukan gue. Tapi Lilly," ujar Rapmon.

Geby membulatkan matanya. "Lilly? Kok Lilly? Kenapa Lilly bakal berangkat? Kemana? Jakarta? Korea? Jer---"

"Amerika," ucap Rapmon langsung.

"Amerika? Ngapain?"

"Berobat disana. Dokter bilang di Amerika fasilitas pengobatannya lebih lengkap jadi Lilly bakal kesana sekalian terapi." Jelas Rapmon.

"Trus Lilly mana?" Pertanyaan Geby langsung diikuti dengan suara sapaan lembut. Lilly muncul dengan kursi roda yang didudukinya. Dibelakang Lilly ada seorang pria paruh bayah yang memakai pakaian rapi.

Rapmon bangkit berdiri kemudian membungkuk sekilas pada pria di belakang Lilly. Sepertinya pria tersebut adalah papa dari Lilly. Jelas karena wajah mereka sama.

"Terima kasih yaa Rapmon. Sudah menjaga anak saya dengan baik. Saya sangat bangga pada ayahmu yang membesarkanmu menjadi anak laki-laki yang bertanggung jawab." Ucap pria itu sambil beberapa kali menepuk pundak Rapmon. Dilain itu, Geby sedang berbincang dengan Lilly. Entah membicarakan apa sampai disertai dengan senyum-senyum hangat.

"Iyaa oom. Saya juga nggak keberatan kok jagain Lilly. Dia cewek yang baik dan lembut bahkan dia tetap kuat walaupun penyakit mulai ngebuat dia lemah. Tapi saya tau Lilly bakal tetap kuat ngadepin itu." Ucap Rapmon lalu melirik Lilly yang sedang tertawa dengan Geby. Mereka terlihat akrab.

Suara pengumuman dari pengeras suara terdengat. Tanda keberangkatan pesawat dari Lilly dan papanya akan segara berangkat. Rapmon berlutut di depan Lilly kemudian mengelus rambut cewek itu dengan lembut.

"Tetap strong yaa Lilly. Aku bakal selalu doain buat kesehatan kamu. Jangan lupain aku ya. Kalau udah sembuh harus balik indo lagi. Oke?"

Lilly mengangguk. "Iyaa Kim Nam Joon..." ucap Lilly lalu terkikik geli saat menyebut nama korea dari Rapmon.

"Ih... nama apaan tuh?" Seru Geby. "Jelek banget!" Ledek Geby.

Rapmon memanyunkan bibirnya. "Biarin. Yang penting orangnya ganteng. Ya kan Lilly?" Yang ditanya malah tertawa.

"Yee... becanda kali mon!" Dumel Geby.

Rapmon hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil beberapa kali tersenyum. "Take care yaa Lilly... get well son and God always bless you..."

"You too... Jagain Geby yaa..." balas Lilly dengan senyum khasnya. Rapmon langsung mengangguk. Mulai sekarang waktunya akan banyak bersama dengan seorang Geby.

Bangtan High School (BTS Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang