Serangan Merpati Iblis Part 2

663 43 0
                                    

Pagi hari saat perlombaan udara terasa panas dan lembab. Kabut merayap rendah ditanah seperti uap sauna. Jutaan burung masih tidur dipepohonan-merpati abu-abu dan putih gendut, hanya saja mereka nggak berkedut seperti merpati biasanya. Mereka membuat suara denyitan menyebalkan yang mengingatkan ku pada radar kapal selam.

Lintasan perlombaan dibangun dilapangan rumput diapait diantara area panahan dan hutan. Kabin Hephaestus menggunakan banteng-banteng perunggu, yang telah dijinakkan sepenuhnya semenjak kepala mereka dipenyokkan ke dalam, untuk membajak lintasan berbentuk oval dalam hitungan menit.

Ada barisan tangga berbatu bagi para penonton-Tantalus, para satir, beberapa peri pohon, dan semua pekemah yang nggak berpartisipasi. Pak D tidak kelihatan. Dia tidak bisa bangun sebelum jam 10 pagi.

"Baik!" Tantalus mengumumkan saat para tim mulai berkumpul. Seorang peri air membawakannya sepiring besar kue, dan selagi Tantalus bicara, tangan kanannya mengejar cokelat éclair di depan meja juri. "Kalian semua tahu peraturannya. Jalur lintasan sempanjang empat ratus meter. Dua putara untuk memenangkannya. Dua kuda untuk satu kereta. Masing-masing tim terdari satu pengemudi dan dua petarung. Senjata diperbolehkan. Trik-trik kotor diharapkan, tapi berusahalah untuk tidak membunuh siapapun!" Tantalus tersenyum kepada kami seolah kami anak-anak nakal " Aksi menghilangkan nyawa akan dikenai hukuman keras. Tak diperbolehkan ikut makan s'more di api unggun selama satu minggu penuh! Sekarang persiapkan kereta tempur kalian!"

Beckendorf memimpin tim Hephaestus ke lintasan. Mereka memiliki kendaraan keren yang terbuat dari perunggu dan besi- bahkan kuda-kudanya sekalipun, yang merupakan mesin otomatis yang ajaib seperti benteng-benteng Colchis itu.

Kereta tempur Ares berwarna merah darah, dan ditarik oleh dua ragka tulang kuda yang menyeramkan. Clarisse menaikinya dengan sekumpulan lembing, bola-bola berduri tajam, jarum-jarum tusuk, dan sekumpulan mainan mengerikan lainnya.

Kereta tempur Apollo tampak rapid an anggun dan berwarna emas sepenuhnya, ditarik olehdua kuga palamino emas nan cantik. Petarung mereka dipersenjatai dengan busr, miski dia berjanji tak akan menembekkan panah biasa kearah pengemudi lawan.

Kereta tempur Hermes berwarna hijau dan tampak using, seolah-olah kereta itu sudah bertahun-tahun nggak dikeluarkan dari garasi. Tidak ada yang istimewa dari tampilannya, tapi kereta itu dikendarai oleh Stoll bersaudara, dan aku merinding memikirkan trik-trik kotor yang telah mereka siapkan.

Tersisa dua kereta tempur lagi :satu yang dikendarai Annabeth, dan satunya lagi olehku dan Percy.

Sebelu pertandingan, aku dan Percy berusaha menemui Annabeth untuk menceritakan mimpi kami tentang Grover. Annabeth bilang mataku bengkak, tapi aku mengabaikannya.

Annabeth langsung memasang kuping saat Percy menyebut Grover, tapi saat Percy mengatakan padannya apa yang Grover katakana, dia tampak menjauh lagi, curiga.

"Kau mencoba mengalihkan perhatianku" putusnya.

"Apa? Sama sekali nggak!"

"Kami gak selicik itu Annabeth" kataku sedikit marah.

"Oh, ya! Seolah-olah Grover secara kebetulan menemukan satu hal yang menyelamatkan perkemahan"

"Apa maksudmu?"

Dia memutarkan matanya "Kembalilah kekeretamu, Percy"

Aku makin marah sama Annabeth "Ayo, Percy. Kita urus-urusan kita, jangan pikirkan dia, diakan Jenius" sindirku.

"Tunggu, kami nggak mengarang-ngarang tentang ini. Dia dalam berbahaya, Annabeth"

Annabeth tampak ragu. Aku melihat kebimbangan dalam raut wajahnya, antara mempercai atau tidak.

(TAMAT) Atalanta Jackson The Sea of MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang