Clarisse Meledakkan Segalanya

420 28 4
                                    

selamat menikmati dan jangan lupa vote dan comment, makanan author itu mah. ^^

***

"Kalian benar-benar dalam masalah besar," kata Clarisse.

Kami baru saja menyelesaikan tur kapal yang tidak kami inginkan, melewati kamar-kamar gelap disesaki dengan pelaut-pelaut yang sudah mati. Kami sudah melihat bunker batu bara, ketel uap dan mesin, yang menggeram dan meraung seolah-olah akan meledak tak lama lagi. Kami telah melihat ruang kemudi kapal dan gudang mesiu dan geladak persenjataan (tempat favorit Clarisse) dengan dua meriam laras halus Dhalgren di sisi kiri-kanan dan senapan sembilan-inci (dua puluh tiga sentimeter) Brooke di sisi depan-belakang —semuanya khusus disetel untuk menembakkan bola meriam berbahan perunggu langit.

Ke mana pun kami pergi, para arwah pelaut anggota Konfederasi menatap kami, wajah-wajah hantu berjanggut mereka berkilatan di luar tengkorak mereka. Mereka menyenangi Annabeth karena dia memberi tahu mereka bahwa dia berasal dari Virginia. Mereka tertarik padaku dan Percy juga, karena nama kami Jackson—seperti nama seorang jenderal dari Selatan—tapi kemudian Percy merusaknya dengan memberi tahu mereka bahwa kami berasal dari New York. Mereka semua mencibir dan menggumamkan kutukan tentang para Yankee, orang-orang Utara Amerika.

Tyson menelan ludah.

"Clarisse," kata Annabeth, "Luke sepertinya mengejar Bulu Domba itu, juga. Kami bertemu dengannya. Dia memiliki angka-angka koordinatnya dan dia mengarah ke selatan. Dia memiliki kapal pesiar penuh dengan monster—"

"Bagus! Aku akan meledakkannya dari air."

"Kau tak mengerti," kata Annabeth. "Kita harus menyatukan kekuatan. Biarkan kami membantumu—"

"Tidak!" Clarisse menggebrak meja. "Ini misi-ku, cewek pandai! Akhirnya aku bisa jadi pahlawan, dan kalian berdua nggak akan merebut kesempatanku."

"Ini bukan masalah ke pahlawanan Clarisse. Ini masalah keselamatan perkemahan, apa jadinya jika Luke mendapatkan duluan Bulu Domba emas!" kataku membentak.

Clarisse menatapku tajam "Hei nyonya yag tidak tau apa-apa. Ini adalah masalah kehormatanku dan malasah Bulu Domba emas, aku akan mendapatkannya sebelum Luke. Kau mengerti"

"Aku tidak peduli dengan kehormatanmu, yang aku pedulikan adalah perkemahan" telingaku mulai berdenging "Bagaimana caranya kau mengalahkan Luke jika kau berada dikekuasaan ayahku? Hanya kami yang bisa menyelamatkan mu"

Clarisse menatap kearah jendela bulat sedikit gugup, Percy memegang bahuku "Tenanglah Atalanta, kau ingin menghancurkan kapal ini? Kau baru saja membuat ombak yang besar sekarang"

Aku menatap kearah jendela bulat, walaupun aku tidak bisa melihat semuanya tapi aku bisa merasakan adanya ombak setinggi tiga kali lipat dari kapal ini disamping kanan dan kiri. Aku mengatur hembusan nafasku dan perlahan ombak itu menyusut.

"Di mana teman-teman kabinmu?" Tanya Percy. "Kau diperbolehkan membawa serta dua temanmu, bukan?"

"Mereka nggak ... Aku biarkan mereka tetap tinggal. Untuk melindungi perkemahan."

"Maksudmu bahkan orang-orang di kabinmu sendiri nggak mau menolongmu?" Percy terlihat tidak percaya.

"Tutup mulutmu, Bocah Manis! Aku nggak butuh mereka! Ataupun kalian!"

"Clarisse," kataku, "Tantalus memanfaatkanmu. Dia nggak peduli pada perkemahan. Dia senang melihat perkemahan hancur. Dia menyiapkanmu untuk gagal."

"Tidak! Aku nggak peduli dengan apa yang sang Oracle—" Dia menghentikan dirinya sendiri.

"Apa?" kata Percy. "Apa yang dikatakan sang Oracle padamu?"

(TAMAT) Atalanta Jackson The Sea of MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang