Kejutan

827 43 4
                                    

Bagas mulai menata tempat tidurnya senyaman mungkin. Mulai merebahkan tubuhnya yang terasa penat akibat pekerjaannya tadi siang. Selain menguras tenaga, hal tersebut juga menguras waktunya. Itulah pekerjaan, selalu menuntut kita untuk bersikap professional. Resiko di tanggung sendiri.

Bagas mengerjap-ngerjapkan matanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Perasaannya bercampur aduk.
Senang, senang karena satu hal dia mengerti dari diri Chelsea. Bahagia pasti!
Hey, dia cemburu.
Sedih, ia tak rela meninggalkan kota Jakarta besok pagi. Semakin hilangnya harapan untuk bisa bertemu dengan Chelsea. Jakarta-Bandung lumayanlah. Palembang-Bandung sangatlah jauh. Harapan itu seakan sirna terhapus oleh jarak. Bagaimana ini? Harapan ya harapan. Bisa kenyataan ataupun tertinggal menjadi kenangan.
Bimbang, Bagas bingung dengan perasaan Chelsea. Ia tak mengerti keadaan Chelsea. Ia tak pernah menyatakan apapun walaupun Bagas-lah yang serimg menyatakan sayang kepada Chelsea. Apakah dia memiliki perasaan yang sama? Atau sebaliknya? Bagas tidak tahu.
Yang Bagas tahu dari gelagat Chelsea adalah sepertinya Chelsea nyaman dengan keadaannya sekarang. Entah atas dasar apa, Bagas tak tahu.

"Gue sayang lo Chels" Bagas tersenyum samar. Ia sering sekali mengungkapkan kalimat tersebut, bermonolog ataupun kepada Chelsea.

Tapi sampai saat ini ia tak pernah mendengar pernyataan balasan dari Chelsea. Itulah yang membuatnya kecewa. Chelsea hanya membalas kata 'kakek' terhadap Bagas, itupun cukup membuatnya bahagia. Apalagi jika Chelsea membalas pernyataan sayangngnya. Itu lebih bahagia!

"Gue sayang lo Chels"

"Kapan lo bisa balas Chels?" lirihnya pilu. Hello? Seorang Bagas yang ototnya kekar bisa melow?
Hello? Perasaan siapa yang tahu, ckkck.

"Lo cemburu juga gue cukup bahagia. Apalagi kalau lo bales perasaan gue" kekehnya penuh pengharapan.

"Apapun yang terjadi, gue tetep di samping lo Chels" janjinya pada keheningan.

"Dari pertama gue ketemu lo pas audisi, ga tau kenapa hati gue langsung milih lo"

"Lo sama kayak gue ga Chels?"

"Tau ga? Waktu lo cuekkin gue, gue sempet nyerah Chels"

"Ckk, labil banget ya? Itu tuh masa-masanya gue bocah"

"Tapi sekarang gue ngerti, apapun yang terjadi gue tetep di samping lo Chels"

"Semoga lo punya janji yang sama"

Hening.
Waktu telah menunjukkan pukul 23.30 tapi mata Bagas belum bisa terpejam. Padahal tubuhnya sangat penat hasil dari tadi siang. Begitu besarkah pengaruh yang Chelsea berikan? Sampai-sampai mata tak bisa terpejam?

"Gue jadi ngalay gini sih?" Bagas baru tersadar dengan apa yang diperbuatnya. Seperti bercurhat ria dengan keheningan.

"Biarin aja lah. Terkadang singa harus berubah menjadi hello kitty untuk menampakkan perasaannya"

Tak sadarkah itu lebih alay? Ck.

Bagas mulai menutup rapat matanya dan mengucapkan doa sebelum tidur.

Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Empat detik.
Lima detik.

TING!
"Ahhaa, gue punya ide!"

       *****

Jam menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Belum ada tanda-tanda aktifitas manusia yang dilakukan sepagi ini. Mungkin hanya sebagian orang yang telah bangun dari tidurnya untuk bersiap-siap melakukan kewajiban ibadah.

Kringggkrrriiinggg
Suara jam weker pemuda yang bertubuh tegap yang bernama Bagas berbunyi nyaring. Sang empu masih setia memeluk guling yang menjadi teman tidurnya. Ia masih enggan untuk membuka matanya sepagi ini.

Grandpa And GrandmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang