Kamu

109 7 2
                                    

Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi

Entah sampai kapan
Ku mengingat tentang dirimu

Ku hanya diam
Menggenggam menahan segala kerinduan memanggil namamu

Di setiap malam ingin engkau datang
dan hadir di mimpiku, rindu

Dan waktu kan menjawab pertemuanku dan dirimu
Hingga sampai kini aku masih ada di sini

Ku hanya diam, menggenggam menahan
segala kerinduan, memanggil namamu

Di setiap malam ingin engkau datang
dan hadir di mimpiku, rindu

Dan bayangmu akan selalu besandar di hatiku
Janjiku pasti kan pulang bersamamu

Ku hanya diam, menggenggam menahan
segala kerinduan
Memanggil namamu
di setiap malam ingin engkau datang
dan hadir di mimpiku

Ku hanya diam, menggenggam menahan
segala kerinduan
Memanggil namamu

Di setiap malam ingin engkau datang
dan hadir di mimpiku, selalu di mimpiku, rindu

"Chels??"

Deg!

Suara khas yang masih tersimpan jelas di ingatannya. Bibir Chelsea masih mengatup sempurna tanpa ada niatan untuk menoleh sedikitpun. Bayangan bersamanya seolah tiba-tiba berlalu lalang di pikirannya. Seperti kembali bernostalgia.

Mau dikata apalagi? Kisahnya dulu memang pernah terjadi. Saling mengikat janji, tapi tidak sebagai kekasih.

Seperti kisahnya kini bersama Bagas.

Ya!

Bagas.

Hanya masa lalu. Gumam Chelsea pelan.

"Chels?"

Chelsea memekik.

"Eh iya kak?"

"Bisa mulai sekarang?"

"Bi..bisa kak"

                        ***

Chelsea mematikan lampu tidurnya. Menarik selimbut hingga menutupi kepalanya. Matanya tertutup secara paksa. Dia tidak tertidur. Matanya tertutup tapi pikirannya terbuka.

"Besok di lanjut lagi. Nanti kamu isi latihan-latihan soalnya yang tadi udah dibahas"

"Chat aku aja kalo kamu nggak ngerti" Clement sambil mengerlingkan matanya.

Chelsea tertegun. 'Kenapa masih sama seperti dulu?'

"Harus inget yang tadi udah dibahas"

"Inget aku lagi juga boleh" kekehnya pelan.

Chelsea mengerjap.

"Hanya teringat. Bukan kembali terikat" gumamnya pelan.

                              *****

"Kamu harusnya sadar dong. Dia cuma masa lalu kamu! Cuma aku yang harusnya kamu pertahanin. Bukan dia!"

"Aku tau. Aku lebih ngerti dibanding kamu. Tapi dia yang ngajarin aku segala hal. Termasuk cinta!" Jawabnya terisak.

"Please buka mata hati kamu sekarang. Aku sama dia itu beda. Dia cuma jadi cerita. Tapi aku?" Ucapnya terjeda

"Tapi aku? Aku yang sekarang ngedampingin kamu. Bikin kamu bahagia. Susah seneng bareng-bareng. Terus dengan mudahnya kamu mau kembali lagi sama masa lalumu itu?"terdengar nada merendah bukti ucapannya sangat menyakitkan.

"Tapi aku masih sayang sama dia" ucapnya pilu.

"Seberapa berharganya aku di mata kamu? Kalo kamu mau nyari pelampiasan, lupain dulu perasaan! Jangan bikin-

Pip

Chelsea mematikan serial drama ya beberapa menit lalu ia tonton. Kesal memang. Ceritanya seolah menertawakan kisahnya saat ini. Ini memang tidaklah gamblang, tapi setidaknya ini ada sangkut paut dengan keadaannya saat ini

Bagas.
Pria berbadan jangkung dengan sedikit kumis tipis juga tahi lalat yang menghiasi pipinya. Hidung mancung serta rahang terukir sempurna yang memberi kesan gagah di setiap penampilannya. Selain dari penampilannya, sikap humoris yang telah melekat pada dirinya yang membuat Chelsea jatuh hati sampai detik ini.

Clement.
Dia itu-

Drrttdrttt

Aku di depan!


Apakah segampang itu untuk mengundang orang?




Ada yang rindu cerita ini kah? Hehehe kayaknya nggak ada 😁
Maaf untuk sekian lama nggak update cerita. Ada saran? Untuk lanjut cerita ini atau bikin cerita baru lagi?





       

Grandpa And GrandmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang