Bagas

618 35 7
                                        

Suara kicauan burung mewarnai pagi ini seiring sinar matahari yang malu-malu menampakkan sinarnya.
Seakan memberi tanda untuk memulai aktifitas makhluk yang ada di alam semesta.
Pagi. Adalah awal memulai kehidupan setelah bangun dari istirahat malam tadi.

Berbagai macam kondisi yang menghadapi pagi ini. Semangat, malas, ngantuk, dan lain-lain. Banyak yang menghadapinya dengan semangat, tapi tak sedikit pagi ini dihadapi dengan malas-malasan.

Seperti Bagas.

Bagas Ran.

Pekerjaan yang menuntut dirinya untuk menguras energi juga waktunya. Sehingga membutuhkan waktu cukup untuk beristirahat tanpa gangguan apapun.
Selain dari istirahat, olahraga juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kondisi tubuhnya. Maka dari itu Bagas bersama Adit- kakaknya selalu melakukan olahraga bersama. Dan lihat sekarang hasilnya!

Sekarang pukul delapan pagi, tapi Bagas masih saja bergelut dengan selimbut tebalnya. Sangat enggan untuk bangun dari tidur nyenyaknya.

Padahal aktifitas di rumahnya telah ramai. Tetap saja Bagas seolah menulikan telinganya untuk bisa bangun, lagi-lagi karena rasa capek yang menyerang tubuhnya.

"Kak Bagaaaasss!!! Oyy banguuunn" suara nyaring milik Cindy-adiknya Bagas, sambil berkacak pinggang di ambang pintu. Dan kebetulan pintu kamar Bagas tidak dikunci.

"Kak Bagaaasss!!" yang kedua kalinya Cindy berteriak, bukan lagi sambil berkacak pinggang tapi ia menyibakkan selimbut yang membungkus tubuh Bagas.

"Mmmm" hanya gumaman yang menjadi jawaban teriakan Cindy.

"Pantesan masih jomblo!" ungkap Cindy kesal.

Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.

"Apaa?!!" Bagas membuka matanya lebar-lebar dan mendelik tajam ke arah adiknya.
Sebenarnya Bagas telah bangun karna ulah teriakan adiknya, tapi ia enggan untuk bangun dari ranjang empuknya itu.

Misi berhasil.

"Ngomong sekali lagi!" tekan Bagas jengkel.

"Pantesan masih jomblo" jawab Cindy dengan diiringi seringai nakal juga tatapan mengejek.

"Bangun aja males, apalagi nyari pacar" semakin gencar Cindy menggoda kakaknya.

"Emang lo punya?" Bagas bangkit dari ranjangnya, dan menuju cermin di samping ranjang.

"Gue masih bocah, masih imut-imut" jawabnya percaya diri.

"Serah lo"

"Ganteng sih, tapi nggak punya doi" ucapnya sambil melihat Bagas yang sedang membenarkan rambutnya yang berantakkan dengan posisi di depan cermin. Masih saja Cindy belum puas menggoda kakaknya.

Bagas menghentikan gerakannya, lalu menghampiri adiknya.

"Lo tau apa tentang doi?" tanya Bagas sebal.

"Biasa aja dong matanya. Pengen dicolok?"

Pagi yang buruk.

Kak bagas yang bad mood! Bibirnya aja lagi manyun. Pikir Cindy menganalisis.

"Eh iya kak"

"Apaan?" tanya Bagas malas.

"Mmm itu.."

"Apaan sih?" Bagas mulai geram.

"Mmm anuu.. Kak"

"Apa sih ambigu"

"Itu??"

"Itu apaan?"

"Iler lo kak"

"Nggak ada Cindy!!!"

Grandpa And GrandmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang