Bad Mood

1.2K 50 5
                                        

Sebutan. Sebutan berupa panggilan terhadap orang lain, yang pasti bukan sebutan nama aslina. Sebutan bisa dibilang adalah julukan.

Apa jadinya jika kita mendapat julukan grandpa dan grandma? Hey, itu bukan julukan dari keturunan ataupun silsilah keluarga. Melainkan julukan kasih sayang, apa yang kalian rasakan bila mendapatkan perlakuan yang demikian?

Seperti sebutan Bagas Ran dan Agatha Chelsea. Grandpa dan grandma bukanlah sebutan kakek dan nenek yang sesungguhnya. Bayangkan saja, Bagas yang berusia 16 tahun dan Chelsea baru menginjak 15 tahun tanggal 18 nanti, apa pantas disebut kakek nenek? Tidak bukan. Yaa, sebutan itu tentu saja bukan karena umur. Terus karena apa? Entahlah, hanya mereka yang tahu.

"Chels?"

"Hmm" yang ditanya hanya menggumam pelan tanpa ada niat menoleh sedikitpun.

"Chelsea!"

"Hmm" jawaban masih tetap sama, hanya dengan gumamman. Masih setia berkutat dengan buku fisikanya yang tebal.

"Agatha Chelsea!!?" nada bicaranya naik satu oktaf.
Chelsea mendelik tajam ke arah lawan bicaranya.

"Ada apa Sheryl?" jawabnya datar. Ia ogah-ogahan untuk mendongak menatap lawan bicaranya.

Sheryl, yaa dia adalah yang mengganggu kenyamanan Chelsea untuk menghapal rumus fisikanya. Mereka sedang berada di meja kantin, tentu saja ini jam istirahat. Sheryl yang asik dengan makanannya risih dengan kelakuan Chelsea yang sibuk dengan bukunya itu tanpa menghiraukannya. Melihat respon Chelsea yang tak bersahabat, Sheryl yang berstatus sebagai sahabat karibnya itu tahu akan situasi hati Chelsea sekarang. Jika Chelsea sedang bad mood, pasti jawabannya datar dan melampiaskannya ke rumus-rumus, intinya adalah Chelsea selalu menyibukkan diri jika dirinya sedang kelut. Hmm termasuk sekarang.

CITTT! Chelsea menggeserkan kursi yang sedari tadi ia duduki. Dan mulai beranjak meninggalkan kantin dengan menenteng buku tebalnya meninggalkan Sheryl yang bingung dengan tingkahnya. Harapan Sheryl adalah semoga Chelsea mau berbagi masalahnya, yaa mungkin saja bisa meringankan bebannya. Tapi harapan itu sirna karena liat saja sekarang. Chelsea pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun. Sheryl harus lebih meneguhkan kembali kepada hatinya bahwa Chelsea ya Chelsea. Seseorang yang tidak pernah membagi masalahnya kepada orang lain.

"Bad mood lagi pasti" Sheryl yang bermonolog.

               *****

Chelsea menelusuri lorong sekolahnya dengan langkah gontai. Tangannya yang mulai pegal karena menenteng buku tebalnya ia tak peduli. Pikirannya tidak ada disini, pikirannya terpaku pada seseorang yang sampai detik ini ia khawatirkan, Bagas Ran. Kemana dia?

Drrttdrrtt...
Chelsea dengan cepat merogoh handphone pada saku seragamnya. Hatinya yang was-was harap-harap cemas dan penuh harapan semoga itu adalah Bagas. Dengan lincah jari-jemari Chelsea menari indah di atas layar handphone untuk mengetik password hpnya. Setelah terbuka, hati Chelsea menciut seketika, ternyata itu hanya notif dari fansnya.

"Mending gue balesin mention dari fans aja" simpul Chelsea walaupun rasa kecewa belum hilang.

Kini jari jemarinya kembali menari-nari di atas layar persegi itu. Terkadang Chelsea terkikik dengan aksi fansnya. Ia tak malu walaupun ia tengah berjalan di lorong sekolahnya.
Sampai pada salah satu postingan yang membuatnya ternganga.

"Haaa?!!!"
Sepertinya bad mood Chelsea berubah menjadi stadium akhir. Wkwkwk

         *****

"Waktunya habis! Silahkan kumpulkan lembar jawabannya" intrusksi dari Pak Joe, guru fisika yang kini sedang mengajar di kelas Chelsea. Dan kebetulan sekarang ada ulangan yang mengharuskan siswa berpikir jeras di siang bolong pada jam terakhir. Mumet pasti, siang bolong disuruh ngitung.

"Sheryl, gue titip lembar jawaban"

"Eh Chels, bukannya enggak boleh ya?" yaa Pak Joe melarang keras anak didiknya untuk mengumpulkan dengan cara dikolektifkan. Harus masing-masing!

"Gue males ke depan!"

"Lo males?? Cuma lima meter doang ih"

"Iya, gue titip aja sama lo "

"Tapi kan--"

"Sheryl!!"

"Yaudah deh"
Daripada mendadak berubah jadi kanibal seksi, kan horror. Pikir Sheryl sambil bergidig.
Ingat! Chelsea sedang bad mood!

"Kenapa lembar jawaban Chelsea kamu yang bawa?"

"Anuu.. Anu Chelseanya lagi enggak enak badan Sir!"

"Oh gitu, silahkan duduk kembali!"

Nasib yang bagus Sheryl!!

     *****
Chelsea tidur dengan gelisah, pikirannya belum juga tenang. Kemana Bagas?? Sampai saat ini belum menberinya kabar.
Drrttdrtt..
Chelsea dengan gesit mengambil hpnya yang berada di pinggir bantal.
Matanya melotot bahagia melihat siapa yang memberinya kabar.
Bagas Ran: hello?

Agatha Chelsea: y

Chelsea terkikik bahagia. Pasalnya yang seharian ia rindukan kini memberinya kabar. Bahagia bukan?
Pura-pura cuek dengan apa yang Chelsea balas. Padahal jauh dari dalam hatinya ia sangatlah senang. Gengsi dong!

Drttdrrttt...

Bagas Ran: besok gue ge bisa masuk Ra. Gue mau ke Palembang

Ra?
Athira?
Oh gitu? Lo milih ngasih kabar ke dia?" Chelsea bergumam sinis dengan balasan Bagas.

Drtttdrtt..
Bagas Ran: sorry salah kirim

Agatha Chelsea: ea

Lengkap sudah penderitaanku mih!!

Grandpa And GrandmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang