Meet You 1

230 12 0
                                    

"Gitu dong mba, kan terlihat lebih bagus!" Kata abang grabnya ke gue.

"Iya mas..."

Gue pun langsung pergi ke kafe.
Sampai di depan kafe, gue langsung turun.

"Makasih ya mas, akhirnya sampe juga, mas emang ga hafal jalan sini ya, padahal harusnya udah sampe dari tadi, gara-gara mas gatau jalan jadi nyasar, siang begini baru sampe." Kata gue ke abang grabnya.

"Maaf ya..." kata abang grabnya ke gue.

"Iya gapapa mas, ini helmnya, makasih ya mas..."

"Mas itu apa? Nama saya Agan, bukan mas..." kata abang grab, bikin gue ngakak.

"Mas itu, panggilan buat cowok." Jawab gue sambil ketawa.

"Panggil saya Agan, saya lebih suka dipanggil Agan." Kata abang grabnya sambil senyum.

Wah, abangnya ganteng banget, manis. Putih, tinggi, lesung pipinya ituloh.

Tapi gatau kenapa aku tetap suka Natcha, padahal masih banyak yang lebih dari Natcha.

"Pakailah jilbab mu dengan benar, itu, rambut kamu..." kata abang grabnya, nunjuk poni jipon gue.

"Iya, nanti mau dibenerin..." kata gue langsung pergi ke dalam kafe.

Tiba-tiba abang grab yang tadi nyamperin gue, oia... gue lupa gue belum bayar...

"Saya mau nanya, jalan merpati putih raya dimana ya?" Kata abang grabnya kegue.

"Itu deket rumah saya tadi..." jawab gue sambil ngeluarin uang dari dompet.

"Maaf saya lupa bayar ongkosnya."

"Udah gapapa, lagian niat saya mau ngebantu kamu, saya mau ngembaliin motor temen saya. saya lupa rumah dia dimana." Kata abang grabnya ke gue.

"Nomor berapa? Biar nanti saya bantu cari alamatnya."

"Merpati raya nomor 3" kata abang grabnya ke gue.

"Yaudah, nanti saya bantu, mas duduk dulu aja."

"No, mas... but Agan, Muhammad Afgani thulghena." Kata abang grab ke gue.

"Iya Agan, nama kamu bagus banget, Thulghena? Kamu asli indonesia??" Tanya gue ke Agan.

"bukan, saya dari Syiria." Jawab Agan sambil senyum.

"Stop, talking with me! aku mau pesan minuman dulu." Kata dia sambil ngeliat menu.

Pantesan mukanya kayak arab, dia asik banget di ajak ngobrolnya.

"Kamu mau pesan apa? Biar saya yang bayar..." kata Agan sambil nyodorin menu.

"Aku akan pesan, apa yang kamu pesan."

"Seriously?" Tanya Agan, sambil menahan senyumnya.

"Hahaha, Agan, oia... kok kamu bisa jadi abang grab?" Tanya gue ke Agan.

"Aku cuma pinjam motor temanku, lagi gantikan dia, dia sedang sakit!" Kata Agan ke gue.

"Kamu udah lama di indonesia?" Tanya gue ke Agan.

"Baru 3 bulan, kenapa?" Tanya Agan ke gue.

"Gapapa..."

Tiba-tiba pelayan kafe datang membawa pesanan.

"Silahkan diminum..." kata Agan ke gue.

Tanpa berfikir, gue langsung sruput kopi yang tersedia di depan gue.

"Omg!!! Itu kopi pait banget loh,," kata Agan ke gue.

"U,umm... ini pait banget." Jawab gue sambil batuk-batuk.

"Trus kenapa tetap kamu minum?" Tanya Agan ke gue, heran.

"Apa pun itu, jika orang sudah berikan kepadaku, aku akan menikmatinya." Kata gue ke Agan.

"Meskipun kamu tidak suka?" Tanya Agan heran untuk kedua kalinya.

"Iya..." jawab gue sambil senyum.

"Maaf, biar aku rapikan kerudungmu." Kata Agan sambil ngerapihin kerudung gue.

"Trimakasih..." jawab gue sambil senyum ke Agan.

"Can i call you, tomorrow?" Tanya Agan ke gue.

"Of course..."

"Give me your number?"

"Oke, zero haci ni ni ju go san zero nana ni san..." jawab gue bikin Agan ngakak.

"I dont know what you say!" Jawab Agan, sambil menaikan alisnya yang tebal.

"Hahaha... kosong.... delapan.... dua-dua...sepuluh....lima-tiga....kosong-tujuh...dua-tiga...." kata gue ke Agan.

"What do you mean, kosong?" Kata Agan masang muka kepo.

"Kosong is zero, and zero is nol..." jawab gua bikin Agan ketawa geli.

"Say again!" Kata Agan ke gue.

"Bawel banget, biar aku yang simpen sendiri di hp kamu, aku saveya..." kata gue ke Agan.

"Oke, bisa kita pergi sekarang?" Tanya Agan ke gue.

"Minum dulu kopi kamu..." kata gue ke Agan.

"No.." jawab Agan spontan...

Setelah itu, gue cari alamat temannya Agan. Akhirnya ketemu, ternyata lumayan deket dari rumah gue.

"Agan, kamu bakalan antar aku pulangkan?" Kata gue ke Agan.

"Iya... sekalian aku mau bertamu dirumah kamu." Kata Agan ke gue.

"Boleh..." jawab gue sambil senyum.

Setelah Agan berbincang panjang lebar dengan temannya akhirnya, Agan ngajak gue pulang.

"Kita bakalan naik motor ini?" Tanya gue ke Agan shok, gue harus naik motor ninja, gue paling gasuka naik motor ninja, apalagi bukan sama Natcha. Eh, Natcha... lagi-lagi gue inget sama suami orang.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang