Rayana Gita Karenia

128 19 14
                                    

Satu.... dua.... tiga...

Raya menghitung dalam hati sebelum mengambil gambar di kamera polaroid kesayangannya.

Setelah mengambil gambar, ia memandang sekilas objek yang di fotonya. Raya tersenyum tipis. Seperti biasa, foto yang diambil tak pernah mengecewakannya. Lalu, gadis itu berjalan menuju dinding yang di penuhi tempelan foto-fotonya selama tujuh belas tahun. Raya menempelkan foto itu disamping fotonya dengan Rayan, sahabat sekaligus tetangganya dari kelas sembilan.

Raya memundurkan langkahnya ketika selesai menempelkan foto. Dari jauh ia bisa melihat beribu foto yang diambilnya. Raya tersenyum senang, walaupun ia tahu kekurangan yang dimilikinya terhadap fotografi sangat besar.

Tok tok tok

"Masuk," teriak Raya ketika mendengar ketukan pintu pada kamarnya.

Pintu terbuka dan menampilkan Ghea, kakak perempuannya. Ia duduk di kasur adiknya sambil memandangi foto-foto yang memenuhi dinding kamar Raya.

"Calon Fotografer nih," celetuk Ghea. Sementara itu, Raya hanya terkekeh pelan, ikut duduk di samping kakaknya.

"Gue paling suka foto yang itu," Ghea menunjuk salah satu foto.

Raya mengikuti arah tunjuk Ghea, kakaknya itu menunjuk foto dirinya dan Rayan yang memakai baju seragam sekolah.

"Lo suka foto gue sama Rayan?" Tanya Raya mengerutkan keningnya.

"Iya, gue ngerasa kayak balik ke zaman anak sekolah," Ghea berjalan mendekat ke arah foto mereka.

"Kalian cocok kok, kenapa nggak pacaran?" Lanjutnya sambil menatap Raya yang kembali sibuk dengan kamera polaroidnya.

Raya terkekeh ketika mendengar ucapan kakaknya. "Lo adalah orang yang ke seribu kali bilang gue sama Rayan cocok," Raya berjalan ke arah kakaknya.

"Kalau udah banyak orang yang bilang kalian cocok, kenapa nggak jadian?" Ucap Ghea menaikkan sebelah alisnya.

Raya tersenyum tipis. "Gue sama dia udah cocok jadi temenan. Jadi hubungan semacam itu nggak mungkin," lanjut Raya sambil mengambil kertas foto di meja yang berada di dekat Ghea.

Ghea menatap adiknya, saat ingin membuka pembicaraan, tiba-tiba ponsel Ghea bergetar. Ia mengambilnya dan mengembuskan napas pelan. "Yaudah, gue pergi ya," Ghea menepuk bahu Raya dua kali, lalu pergi dari kamar adik perempuannya.

Saat pintu telah tertutup, Raya berjalan menuju balkon kamarnya dan kembali mencari objek yang menarik untuk difoto. Pernyataan Ghea sempat mengusiknya sebentar, namun hal itu dapat ditepisnya saat telah mendapatkan objek foto yang bagus.

.

.

.

Minggu, 13 mei 2018

Haloooo😀😀 maaf ya beberapa bulan ini aku nggak muncul dan langsung muncul dengan cerita yang baru:(
Maaf. Aku sebenarnya nggak mau ganti cerita, tapi mau gimana lagi. Cerita yang lama udah nggak ada feel nya lagi. Sekali lagi maaf ya.

Salam, Yellowtan_

Raya RayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang