Rayan Milano Alvarez

96 18 14
                                    

Rayan memasukkan potongan buah apel ke dalam mulutnya. Kini, ia sedang berada di ruang keluarga sambil menonton kartun beruang putih kesayangannya.

"Hahaha," laki-laki itu tertawa karena beruang putih di kartun kesayangannya mengeluarkan suara tawa yang sangat lucu baginya.

"Kecilin dikit volumenya bang," teriak Kanya -adiknya- dari arah dapur.

Namun, Rayan tak menggubris teriakan Kanya. Ia masih fokus pada tontonannya.

Kanya yang tidak suka pada kartun itu, apalagi mendengar suara tawa dari beruang putih itu mendengus kesal karena lagi-lagi Rayan tertawa karena tawa dari beruang itu yang menular padanya. Ia pun pergi menuju ruang keluarga.

Begitu sampai di sana, ia langsung mencabut kabel TV yang mengakibatkan layar TV berubah warna menjadi hitam. Rayan berdecak dan menatap jengkel pada adiknya.

"Apaan sih?! Bocah lo," ucap Rayan beranjak dari tempatnya dan mengambil kabel dari tangan Kanya, lalu memasangkannya lagi.

Saat TV kembali hidup, siaran kartun yang ditontonnya tadi telah habis. "Ah elah," keluhnya kesal. Kemudian, menatap adiknya yang tertawa melihatnya. "Puas lo ngetawain gue?"

"Belum sampai kartun lo udah nggak ditayangin di TV baru gue puas," ucapnya sambil tersenyum miring.

Rayan langsung melemparkan tatapan sinis pada Kanya. Ia tidak bisa membayangkan waktu sorenya akan membosankan tanpa kartun kesayangannya.

Setelah kartunnya habis, dan Kanya kembali dengan kegiatannya di dapur, Rayan kembali memakan buahnya sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Ia sedang bosan di rumah. Tidak tau ingin melakukan apa.

Tiba-tiba, satu ide terlintas di kepalanya. Ia melupakan sebuah rutinitas yang dilakukannya disaat-saat matahari akan pulang ke rumahnya; menjahili Raya.

Sebelum laki-laki itu melancarkan aksinya, tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan adanya sebuah panggilan.

"Mama? Tumben telpon?" Rayan mengerutkan keningnya. Bingung.

Kanya yang membawa hasil masakannya pada Rayan mendengar gumaman kakaknya. Ia mengerutkan alisnya.

"Mama 'kan tadi siang ke toko bunga, kok belum pulang juga?"

Tak lama setelah Kanya selesai bicara, Rayan langsung teringat perkataan mama padanya tadi siang.

"Rayan, nanti tolong jemput mama jam tiga sore ya! Inget! Jangan lupa!"

"Mampus, gue lupa jemput ibu negara."

.

.

.
Selasa, 15 mei 2018

Halooo, ketemu lagii😊. Maaf kalo ada typo atau hal lainnya.

Salam, Yellowtan_😁

Raya RayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang