Chapter 20

2.3K 141 9
                                    

Sudah 1 minggu Raquell tidak masuk sekolah karena masih dalam pemulihan. Sebenarnya ia malas jika hanya berada di dalam kamar dan di temani oleh obat-obatan setianya itu. Tapi apa boleh buat jika dia memaksakan diri untuk sekolah penyakitnya pasti akan kambuh lagi.

Di dalam kamar Raquell terus mengamati ponselnya. Pasalnya Alvian tidak lagi menghubunginya semenjak ia keluar dari rumah sakit, tidak ada kabar darinya yang membuat Raquell cemas.

Raquell menghela napas kasar dan mencoba mengambil minum karena tenggorokannya tercekat. Seseorang terlebih dulu mengambil gelas itu membuat Raquell mengerutkan dahinya.

Ia terkejut saat melihat seorang pria, bertubuh tinggi, bermata almond, dengan lesung pipit yang ada di pipi kanannya itu.

"Hy, my little princess" sapa pria itu.

"Alfred?" Raquell menjamkan penglihatannya.

Pria itu mendekat lalu duduk disamping kasur milik Raquell "Ya, gimana keadaan lo sekarang?"

"Anjir gue kangen sama lo ish!" Raquell langsung memeluknya dengan erat membuat Alfred susah untuk bernapas.

"Gue nggak bisa napas kampret"

"Eh iyaa, sorry"

Alfred menatapnya dengan datar sambil mengatur napasnya yang masih memburu. Sedangkan yang di tatap hanya bisa nyengir kuda.

Suara ketukan terdengar dari arah pintu, membuat keduanya menoleh. Raquell tersenyum lebar melihat seseorang yang berada di pintu itu, ia pun langsung berlari mengahampirinya.

"Kak Ethannn!!!" teriak Raquell lalu memeluk pria jangkung itu.

Ethan membalas pelukan Raquell dengan lembut "How are you my princess?"

"I'm fine" Raquell mengeratkan pelukannya itu.

Alfred dan Ethan adalah adik kakak yang sudah 2 tahun berada di London mereka adalah sepupu Raquell. Maka tak salah jika Raquell sangat senang bertemu dengan mereka lagi.

Umur Raquell berbeda 3 tahun dengan Alfred. Sedangkan Ethan seumuran dengan Kevin. Ethan juga seorang dokter yang sukses di London, untuk itu Kevin membawanya ke sini.

Mereka sekarang sudah berada di ruang tengah sambil berbincang-bincang.

"Btw, kalian ngapain ke indo?" tanya Raquell.

"Kalo gue lagi liburan disini, sambil nungguin papa nyiapin surat pindahan buat gue"

Raquell membulatkan matanya "Lo mau pindah kemana?"

"Ra, gue mau ke Aussie disana gue mau kuliah dan mau masuk fakultas kedokteran selama 5 tahun" jelas Alfred.

Raquell menekukkan wajahnya "Jadi kita bakalan jauh lagi dong?"

Alfred merangkul pundak Raquell "Gue janji bakal pulang, lagian gue ngelakuin ini karena gue mau bisa nyembuhin lo, Ra"

Kevin dan Ethan yang mendengar langsung bertukar pandang.

"Hmm, de" sahut Ethan.

"Ya kak?"

"Kakak mau kamu jaga kesehatan kamu, sampai kita nemu pendonor itu"

Seketika senyum Raquell memudar dan digantikan dengan tatapan sinis "Kak, percuma kakak cari pendonor buat aku, nggak akan ada kak!" ucap Raquell ketus.

"Tapi_"

Ucapan Ethan terhenti saat Raquell memotongnya "Kakak tau kan syarat pendonor itu apa? Dia bakal meninggal kak! Dan mana mungkin ada orang waras yang mau nyumbangin jantungnya ke orang yang nggak dia kenal!" Raquell sedikit menaikkan suaranya membuat Alfred, Kevin, dan Ethan menunduk.

Look At Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang