Chapter 26

2.4K 126 6
                                    

-tingnong-

Rellena yang sedang menonton TV seraya bangkit saat mendengar suara bel rumahnya.

Ia pun membuka pintu tanpa melihat siapa yang datang "Iya ada apa?"

"RAQUELL? Lo kenapa ya ampun!!??" Rellena terkejut saat melihat Raquell yang keadaannya menggenaskan. Matanya yang sembab karena menangis, tangannya yang kotor sambil memegang sebuah gelang.

Raquell langsung berhambur ke pelukan Rellena "A-Alvian pergi, Re"

"Pergi? Maksud?"

"Gue tadi m-minta maaf hikss.. T-tapi Alvian tetep mau pergi" ucap Raquell sambil sesegukan.

Rellena mengusap punggung Raquell dengan lembut lalu mengantarkanya ke kamar.

"Nih, Ra minum dulu" tawar Rellena sambil menyodorkan gelasnya.

Raquell menggeleng "Gue nggak mau"

"Coba deh ceritain sama gue, apa yang sebenernya terjadi?" tanya Rellena.

Raquell pun menceritakan kejadiannya tanpa ada yang di cut.
Rellena menyimak sambil sesekali membulatkan matanya tak percaya.

"Terus dia ngasih ini" Raquell menyodorkan gelang yang diberikan Alvian pada Rellena.

"Gelang?"

"Alvian mau gue nyimpen gelang ini. Re, gue takut gue nggak mau kehilangan dia lagi" lirih Raquell membuat Rellena menatapnya sendu.

"Udah, udah. Gue yakin kalo kalian itu di takdirin buat bersama, sejauh apapun kalian pergi pasti kalian bakalan bersama lagi. Percaya deh"

"Re, salah nggak sih kalo gue punya perasaan sama dia? Salah rasa sayang sama lawan jenis itu?"

"Perasaan itu nggak pernah salah Ra, perasaan selalu tumbuh tanpa di minta"

"Tapi_"

Rellena memotong perkataan Raquell "Udah sekarang lo mending tenangin diri lo dulu, jangan terlalu di pikirin"
"Kalo gitu gue ke bawah dulu ya" lanjutnya di balas anggukan dari Raquell.

Raquell masih memandangi gelang yang bermotif bintang itu "Lo itu ketidak mungkinan yang selalu gue harapkan, kayak bintang jauh dan sampai kapanpun nggak pernah bisa gue raih" batin Raquell.

Raquell menghapus air matanya saat berasa ponselnya bergetar.
Ia menjawab telepon itu tanpa melihat username nya.

"Hai, Ra"

Raquell mengerutkan dahinya saat mendengar suara seseorang dari seberang sana. Ia pun menjauhi ponselnya dari telinga.

"Rafa??"

"Iya, gue ganteng udah dibilang dari kemarin kan"

Raquell menyunggingkan senyum tipisnya "Hmm,"

"Lo kenapa? Suara lo aneh" tanya Rafa dari seberang.

"Nggak kok, gue cuman lagi pilek" jawab Raquell bohong.

"Ya udah"

"Ck! Lo mau apa telepon gue?"

"Hmm, gue cuman mau ngecek lo aja soalnya dari tadi perasaan gue nggak enak. Kalo gitu gue tutup ya, sorry ganggu"

Look At Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang