Para pangeran sekolah terdiam dan mulai beranjak ke tempat makanan untuk mengambil makanan. Dan sekarang yang tersisa di meja yaitu Hinata, Ayame, dan Toneri.
"Nata-chan, kau sudah selesai makan?" Tanya Ayame
"Ah, sebentar lagi" jawab Hinata
Hinata langsung mempercepat makannya.
"Sudah selesai! Ada apa memangnya?" Tanya Hinata
"Dansa sudah dimulai, kita berdansa yuk?" Ajak Ayame
"Ogah, masak gue sama elo, berarti gue lesbi dong!" Jawab Hinata
"Iya iya, gue tau situ banyak fansnya." Jawab Ayame sambil memajukan bibirnya ke depan.
"Kalau gitu, dansa sama aku aja, Nata-chan!" Sahut Toneri tiba-tiba.
Ayame dan Hinata yang sedang beradu mulutpun berhenti dan terdiam sesaat.
"Are (eh) ?" Hinata yang mendengarnya kaget dan langsung menoleh ke arah Toneri.
Toneri langsung berdiri dari kursi dan mendatangi ke arah duduknya Hinata. Setelah sampai di samping tempat duduk Hinata, ia langsung berhenti. Toneri mengulurkan tangan kanannya dan sedikit membungkuk. Hinata langsung menoleh ke arah Toneri.
"Maukah Hime-sama (Tuan Puteri) berdansa dengan saya?" Tanya Toneri sambil tersenyum hangat.
Hinata yang mendengarnya pun sedikit merona. Hinata dengan pelan mengulurkan tangannya juga untuk membalas uluran tangan Toneri.
"Baiklah, jika itu yang anda mau." Jawab Hinata
Mereka berdua langsung pergi ke tengah aula untuk berdansa. Mereka menempatkan posisi, Hinata yang memeluk leher Toneri dan Toneri yang memeluk pinggang Hinata. Mereka berdua menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang hadir. Lampu mulai dimatikan dan digantikan dengan lampu yang agak temaram tapi bernuansa romantis. Musik klasik pu mengalun lembut mengiringi langkah dansa mereka berdua. Lampu agak terang menyinari mereka berdua.
Siswa yang lain pun ikut menyusul mereka berdua untuk berdansa.
Ayame yang melihatnya pun langsung pundung.
'Astogeh, 4ku 63n412- 63n412 m3ny3d1hk4n. Aku dilupakan 1491' batin Ayame.Para pangeran sekolah pun iri melihat kemesraan mereka berdua.
'Shit! Apa- apaan mereka berdua, apa mereka tidak salah menempati dunia?'
'What the he--!, F-ck!, benar-benar memalukan. Aku bahkan bisa berbuat lebih dari itu. Apa yang dilihat Hinata- senpai dari senpai beruban itu?'
'Shine (matilah)!'
'Cih, merepotkan!'
'Kalah start'
Tidak berbeda jauh dengan para pangeran sekolah, siswa lainpun juga ikut menggerutu. Siswi-siswi yang melihatnya pun juga ikut mencibir.
'Sok banget!'
'Cuih, gadis murahan'
'Modus banget'
'Mentang-mentang populer semua cowok di embatnya'
'Gak tau malu'
Mereka berdua -Hinata dan Toneri- mengabaikan komentar-komentar yang cukup sadis. Mereka terus bergerak mengikuti alunan musik.
"Nata-chan, malam ini kamu cantik sekali. Aku beruntung bisa berdansa denganmu." Kata Toneri tak lupa dengan pandangan teduhnya dan senyum hangatnya.
"Arigatou (Terima kasih), Toneri-kun. Kau juga tampak mempesona malam ini." Jawab Hinata dengan senyum hangatnya.
Toneri yang mendengarnya pun sedikit merona. Toneri langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menutupi semburat tipis yang tercetak di pipinya. Untungnya, Hinata tidak menyadarinya. Hinata fokus dengan gerakannya.
Para pangeran sekolah dikerubungi siswi-siswi sekolah karena mereka ingin mengajak para pangeran sekolah untuk berdansa bersama mereka. Para pangeran sekolah berusaha keluar dari kerumunan itu. Sai pun pertama kali yang berhasil menyelamatkan diri.
'Untungnya mereka cuman mengerubutiku bukan memakanku' batin Sai.
Sai pun berjalan pelan entah kemana, dan pada akhirnya ia berhenti saat melihat seorang gadis berambut coklat yang disanggul duduk sendirian. Sai pun berjalan menghampirinya.
"Doumo (halo)." Sapa Sai tak lupa dengan senyumnya.
Yang disapa pun kaget dan menoleh ke arah asal suara. Sang gadis -Ayame- pun membalasnya dengan senyum malu-malunya. Ayame sedikit merona karena dihadapannya ada cogan. Sekali lagi COGAN. Ayame merasa ia akan pingsan di tempat.
"Kok sendirian?" Tanya Sai sambil berjalan mendekatinya
"Eh? Ehm.. Ano. Sebenarnya aku tidak sendiri tapi temanku sedang berdansa dan meninggalkanku disini." Jawab Ayame yang sudah nge-blush.
"Ooh.. mau berdansa bersamaku?" Tawar Sai sambil mengulurkan tangannya dan sedikit membungkuk tak lupa dengan senyum khasnya.
"B-baiklah." Jawab Ayame malu-malu dan mengulurkan tangannya dengan ragu. Ayame langsung membalas uluran tangan Sai.
Mereka berdua langsung pergi ke tempat dansa dan menyusul yang lainnya.
Tangan kanan Ayame membalas genggaman tangan kiri yang berada di samping mereka. Sedangkan tangan kiri Ayame digunakan untuk menyentuh pundak Sai. Dan tangan kanan Sai menyentuh pinggang Ayame. Mereka berdua bergerak sesuai alunan musik sambil menatap satu sama lain.
"Kau sangat cantik malam ini, senpai." Kata Sai
"Ano.. etto, kau juga tampan Shimura-kun." Jawab Ayame.
"Panggil saja Sai, senpai. Jangan terlalu kaku." Kata Sai.
"W-wakatta, S-sai-kun." Jawab Ayame.
Mereka yang berdansa pun turut senang karena bisa berpasangan dengan orang yang disayanginya.
"Cih, kau selalu bahagia di atas penderitaanku, Hyuuga! Awas saja akan kubalas kau, Hyuuga!" Bisik seorang gadis berambut pink sambil tersenyum licik.
Tbc
Gomenasai ne, lambat update nya.. banyak tugas numpuk karena sekarang kelas 9. Klo mau ngasih ide ini untuk chapter depan silahkan.. karena jujur aja ideku terbatas 😂. Terima kasih karena sudah berpartisipasi. Jangan lupa vote dan comment ya? Terima kasih sudah menunggu update nya cerita ini.
Jaa na,
Devi-chan ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Famous Girl
RandomHyuuga Hinata. Ketua OSIS yang cantik dan manis. Siapa yang tidak mengenalnya? Semua orang mengenalnya, gadis baik, lugu, manis, cantik, jenius, dan memesona. Cowok mana yang tidak tertarik pada Hinata? Semua cowok tertarik dengannya dan bersaing...