Warning : OOC, Typo bertebaran, Gaje, de el el.
Selamat membaca :v
-
-
-
-
-
Hari yang indah untuk tidur di kelas. Kelas yang berisik tak bisa mengusik seorang gadis yang terlelap sejak datang ke sekolah. Jam sudah menunjukkan akan datangnya siang.
09.13
Sang gadis masih bergelung dalam mimpi indahnya. Dua temannya sudah hilang di telan bumi dan sekarang berada di dunia yang bernama:
Kantin.
Entah apa yang dilakukan kedua temannya itu di tempat yang paling diincar oleh siswa-siswi. Hinata terbangun dari mimpi panjangnya karena ada sesuatu yang terjadi di perutnya. Terdapat suara aneh di perutnya yang bisa ia simpulkan penyakit yang suka meraja lela di setiap manusia bahkan makhluk hidup.
Lapar.
Satu kata yang mendeskripsikan keadaannya sekarang. Hinata terpaksa bangun dari bangkunya untuk menuju tempat dimana kedua temannya berada. Hinata berjalan pelan di sekitar koridor dan sesekali menguap. Ia sangat mengantuk dan lelah. Sebelum ia ke kantin, Hinata menyempatkan diri untuk ke toilet. Ia membasuh wajahnya dan merapikan penampilannya. Ia tidak mungkin ke tempat yang ramai dengan keadaan yang berantakan.
Setelah selesai berkutat dengan urusannya, Hinata segera memacu langkahnya agar ia sampai di kantin lebih cepat. Perutnya tidak bisa diajak kompromi.
'Hah! Lapar sekali. Aku tidak sempat sarapan!' batin Hinata.
Untunglah di sepanjang koridor masih sepi karena pasti siswa-siswinya pergi ke tempat-tempat yang menurut mereka nyaman.
Hinata POV (Point Of View)
'Kenapa mereka berdua tidak mengajakku ke kantin, sih? Kan bisa bangunin kek. Lapar banget!!' batinku saat aku mengingat bahwa mereka berdua ke kantin tanpa sepengetahuanku. Aku juga bertanya kepada beberapa teman di kelasku dimana mereka berada.
Aku terus berjalan di sepanjang koridor melewati beberapa ruang. Entah kenapa koridor menuju kantin panjang sekali seperti jarak bumi dan langit. Dan suasananya sepi, membuat bulu kudukku sempat berdiri. Setelah melalui beberapa perjuangan (?), aku sampai di tempat yang menjadi sumber makanan di sekolah ini. Ramai sekali, itulah yang ku pikirkan setelah melihat banyaknya siswa-siswi yang berada di sini.
Aku berjalan menuju ke tempat penjualan makanan dan memesan,
"Paman, satu ramen kuah ukuran jumbo." kataku setelah paman Teuchi menanyai pesananku.
"Oke, tunggu sebentar." ucap paman Teuchi dan meninggalkanku di sini.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesananku datang. Aku mengambil uang yang ada di kantung baju dan menyerahkannya ke paman ramen. Setelah selesai urusan pembayaran aku segera mengambil pesananku dan melihat-lihat 'apakah masih ada bangku yang kosong?'. Pertanyaan itu terus menghantuiku dan terhenti karena ada dua temanku yang aku cari sedang enak-enakan makan di pojok kantin.
Aku segera melangkah ke bangku mereka berdua dan mengabaikan tatapan-tatapan yang menghujani diriku. Setelah aku sampai di bangku, mereka tetap tidak sadar ada aku disini. Karena kesal tidak diperhatikan, akhirnya aku menaruh pesananku ke meja dengan keras. Sehingga kuahnya sedikit muncrat dan mereka berdua yang tersedak makanannya. Aku tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Famous Girl
RandomHyuuga Hinata. Ketua OSIS yang cantik dan manis. Siapa yang tidak mengenalnya? Semua orang mengenalnya, gadis baik, lugu, manis, cantik, jenius, dan memesona. Cowok mana yang tidak tertarik pada Hinata? Semua cowok tertarik dengannya dan bersaing...