[8] - Maaf

23 4 0
                                    

Media : New empire - a little brave

Alea mengerjapkan matanya beberapa kali, demi menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalamnya.

Jam menunjukan pukul 06.12

Gotcha!

Dia harus segera bersiap-siap, berangkat sekolah.

Ia terbangun dan berniat untuk mandi. Namun, berhenti dan mencari ponsel miliknya, dan memastikan bahwa Gilang mengirim beberapa pesan padanya.

Dia mengotak - ngatik ponselnya dan saat ini dia sedang berjalan menuju kamar mandi.

Dilemparkan kembali ponsel tersebut, ketika telah mengetahui bahwa tidak ada satupun pesan dari Gilang.

'Ngeselin' Alea terus mengerutuki Gilang, karna dari kemarin malam hingga saat ini tidak ada kabar juga dari dia.

seperti biasanya, setelah aktifitas di kamar mandinya selesai.

Dia merapihkan seragamnya dan menyisirkan rambut sebahunya itu, tanpa kunciran.

Perfect!

Dia mematung di cermin kamarnya yang berukuran bisa dibilang sangat besar.

Segera ia menuruni anak tangga, dan bergabung untuk sarapan dengan keluarga.

"Hm tumben bang, belum berangkat?" Alea mengunyah roti di mulutnya sembari berceloteh kepada Lano.

"Gue libur," jawab Lano cuek.

"Demi apa? Yeay! Lo bisa anterin gue kan?" Alea memasang wajah memelas kepada Lano saat ini.

Uhuk!ukhhuk!

"Mangkanya kalau lagi makan itu,jangan ngomong terus." Tegur bunda.

"Hehe maaf bun," Alea tersenyum kikuk.

"Emang pacar lo kemana?" Lano menatap Alea serius.

"Gak tau tuh, gada kabar!" Ceplos Alea acuh.

"Eh astaga!" Alea menutup mulutnya.

"Oh, kalian udah pacaran ya?" Goda bunda, karna Alea keceplosan menyebutkan dengan tidak langsung bahwa ia dan Gilang berpacaran.

Alea mengangguk ragu.

"Tidak apa, asalkan kalian harus tetap hati - hati. Karna bunda khawatir dengan kelakuan remaja saat ini" bunda menggeleng - gelengkan kepalanya pusing.

"I-iya bun," Alea mengangguk paham.

"Yaudah buruan sarapannya, abang mau jalan!" Lano berdecak, mengingatkan untuk Alea segera menyelesaikan sarapannya.

"Siap kapten!" Alea berjalan mengikuti Lano yang sudah berada di depannya.

"Alea jalan bun, " teriak Alea di luar pintu.

"Iya," jawab wanita paruh baya tersebut.

ooOoo

"Le," ucap Lano membangunkan Alea dari lamunanya.

Entah sedang memikirkan apa, Alea sedari tadi hanya menatap jendela mobil dengan tatapan kosong.

"Hm."

"Bulan depan gue lanjut study di LA," Lano melirik ke arah samping, tempat dimana Alea berada.

"Serius lo?" Alea menjadi berisik seketika.

"Serius, sekalian gue jagain oma. Karna kemarin gue denger kabar opa udah mulai sakit-sakitan," tetapan mata Lano berubah jadi sendu.

"Kenapa gak ajak mereka aja tinggal di sini," Alea membalikan tubuhya mengarah kepada Lano.

Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang