[15] - Sudden.

19 4 0
                                    

Media : 5Seconds of Summer - Close as Strangers.

Enam minggu, setelah Alea berada di Los Angeles. Memang banyak sekali hal yang berubah, terutama dengan sekolah barunya. Ia harus adaptasi lagi. Ternyata benar kata Rosalina--Bunda Alea. Kini keadaan Kakek Alea memang tidak memungkinkan untuk pindah tinggal di Indonesia.

Semua kegiatan Alea berjalan tidak terlalu rumit, tidak seperti di indonesia Alea sering bermain dan jarang di rumah. Ibaratnya Rumah-Sekolah-Rumah.
Bosan, itu yang di rasakan Alea, tetapi mengingat ia mempunyai tanggung jawabnya sebagai cucu maka dari itu ia mengurangi semua keluhannya dan menikmati harinya. Walaupun, sesekali masih sering berkabaran dengan Gilang.

Seperti pagi ini, Alea mencoba menghubungi Gilang melalui media Skype. Tidak ada tanda-tanda Gilang sedang online. Bahkan E-mail yang empat hari yang lalu pun belum di baca. Alea mendegus kesal, ia menutup kembali laptopnya dan manarik selimut hingga menutupi wajahnya.

Ponsel Gilang hilang minggu lalu, dan belum sempat membeli yang baru. Kata Gilang waktu itu. Sempat terlintas di benak Alea bahwa itu hanya alibinya saja, tapi Alea ingat bahwa ia seharusnya memang percaya akan hal itu.

'I miss you so bad' -Batin Alea, ia tertawa pedih. Tidak lama ponsel Alea bergetar menandakan sebuah pesan dari Line masuk.

Tania : Aleeeeee! Hoy, How are you?

Dengan senyuman terukir di wajahnya, Alea segera membalas pesan dari perempuan yang mendapat sebutan Sahabat itu.

Alea : I feel so lonely without you.

Tania : I'ts impossible, lo pasti lagi seneng banyak gebetan bule.

Tania : Le, lo sama Gilang baik-baik aja kan?

Alea : Baik kok. Oh iya, asal lo tai, gue gak mau dipanggil A-L-E! Mirip minuman jaman gue smp.

Tania : Tau! Lagian ya, itu bagus kok.

----

Setelah mengoreksi perkataan Alea, Tania tidak bisa berlama-lama berbincang. Karna katanya hari ini perempuan berambut panjang itu ada tugas kelompok.

Mungkin sebagian orang menganggap masa SMA itu adalah masa-masa terindah. Tapi, bagi Alea jauh dari orang tua dan jauh dari sahabatnya apakah masih bisa dikatakan indah.

Ia terus berharap, suatu saat Nenek dan Kakek dia mau pindah ke indonesia. Sungguh, ia merasa sangat asing di tempat ini, tempat yang seharusnya ia merasa nyaman. Rumah.

'Aku tidak mau meninggalkan tempat ini sebelum tutup usia' -- Kata Kakek Alea saat itu, ketika ia mencoba berbicara untuk mengajaknya balik ke Indonesia. Bukannya setuju beliau malah mengira bahwa Alea tidak sayang kepada mereka. Alea berhafas gusar, ia pasrah dan meminta maaf kepada beliau atas pertanyaannya.

Alea bangkit dari duduknya, berjalan ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang dapat di makan. Tiba-tiba ponselnya bergetar, tangan kirinya merogoh saku celana pendeknya, dan tangan kananya memegang sebuah gelas yang berisikan air putih dan ia teguk hingga kosong.

Tania : Le!!! Besok Gilang mau nyusul elo ke situ.

Alea : Jangan halusinasi deh,

Tania : Serius, dia gak bilang ke gue alesannya tapi dia kayaknya ada masalah deh. Dia gak ngomong apapun sama lo?

Alea : Enggak.

Sedang asik-asiknya berbicara dengan Tania, tiba-tiba ponsel yang berada dalam genggaman Alea baterainya habis dan mati.

Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang