Miley Crush - Adore You
2 Tahun kemudian....
"Gilang Satya Pandega.."
"Hadir!" Sahut lelaki berambut setengah gondrong itu. Setelah tahu namanya sudah di absen kembali ia melanjutkan aktifitasnya beramin game. Game terbaru yang baru saja kemarin ia download dengan ketiga temannya.
Dari dulu kebiasaan Gilang tidak banyak berubah, di awal tahun ajaran baru di kelas dua belas ini bukannya menjadi lebih baik dan giat belajar untuk menghadapi ujian, justru malah terlihat santai dan tidak perduli.
"Gilang! Kamu dengerin saya bicara tidak?" Pekik laki-laki berusia setengah abad itu.
Pak Heri, guru fisika kelas dua belas itu berjalan menghampiri gerombolan 'anak kursi belakang' Itulah julukan Gilang,Fero Tristan dan Nando semenjak takdir berkata bahwa mereka satu kelas maka kenyataan itu terasa begitu indah bagi mereka.
Dengan cepat mereka serempak mematikan ponselnya, tapi tidak dengan Gilang. Tindakannya kalah cepat dengan tangan pak Heri, Guru tersebut menarik paksa ponselnya dan memasukannya ke dalam saku celananya dan kembali berjalan ke arah papan tulis.
"Ini peringatan untuk kalian semua! Jangan pernah memainkan ponsel ketika saya menjelaskan pelajaran. Kalian fikir kalian sudah pintar?" Pak Heri berkata sembari memegang penghapus papan tulis yang siap dilemparkan kepada siapa saja yang berani bersikap kurang ajar kepadanya dan guru lain. " Dan, kamu ber-empat ke luar jika ingin ponselmu kembali ambil di ruang BK! Baru masuk udah berbuat ulah ckck!"
"Shit!" Gilang mengumpat, mau tidak mau ia harus mengikuti perintah guru tersebut. Urusan BK itu bisa diatasi dengan mudah oleh Gilang yang Gilang fikirkan adalah "Mampus! Gue tanggung itu astaga. Kenapa pas gue menang aja si ambilnya." ia beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas tapi sebelum itu ia menutup resleting tasnya.
"Hp lo banyak dosa si!" Celetuk Nando
"Tai ah, males gue."
---Pintu ruangan Kepala Sekolah terbuka lebar, Gilang yang sedang memiting leher Nando gara-gara adu mulut tadi di kelas belum selesai kemudian ia lepaskan.
Gilang dan lainnya sekarang menuju ruang BK tetapi ketika tepat di depan pintu Kepala Sekolah berhenti menunduk dan membenarkan tali sepatu yang terlepas.
"Lang, tolong dong sekalian tutup pintunya" ucap seseorang di dalam ruangan tersebut.
"Oh iya, Pak." Gilang menuruti perintah tersebut dan bergerak menutup pintunya dari luar melanjutkan kegiatan. Tetapi setelah itu merasa ada sesuatu yang aneh, ada seorang perempuan seumuran dengannya tetapi tidak mengenakan seragam bersama dengan seorang ibu-ibu duduk berhadapan dengan Kepala Sekolah. Mungkin murid baru, pikir Gilang tidak menghiraukannya.
"Lama Lang! Gak istirahat nih gue," pekik Fero di depannya.
Tidak menjawab. Gilang tidak melihat wajah anak baru tersebut, tapi ia merasa seperti sudah mengenalnya. "Ada anak baru deh," ucap Gilang ketika sudah menyamai langkahnya dengan yang lain."kayaknya sih," lanjutnya sebelum di potong oleh siapun.
Nando berhenti di hadapan Gilang, memegang bahu Gilang "Cewek atau cowok?" Ia bertanya begitu semangat dan masih belum melepaskan tangannya.
Gilang menepis tangan Nando dengan kasar "Kalo cowok ngapain gue kasih tau!" Balas Gilang sedikit emosi. "Tapi gue belom liat mukanya, lagian ga penting sih." ucap Gilang acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Been You
Teen FictionKadang, rasa suka yang berlebihan akan menimbulkan kekecewaan yang hebat.