I loved you yesterday. I love you still. I always have. I always will. –Minnie Mouse
Pagi ini, seperti biasanya aku masuk sekolah. Kebetulan, besok akan diadakan PORSENI di sekolahku. Jadi, mau tidak mau aku harus masuk sekolah untuk membantu mempersiapkan kebutuhan - kebutuhan selama jalannya acara satu minggu yang akan datang ini.
Karena ada kak Alex, aku tidak berangkat sekolah sendiri. Aku diantarkan oleh kak Alex dengan mobilnya. Katanya sekalian mau main futsal bersama teman lamanya.
Sesampainya disekolah, aku langsung memasuki kelasku dan saat dijalan, aku bertemu dengan Will. Aku sangat salah tingkah dan masih bingung dengan perkataannya malam itu.
"Eh Syl, tumben ga kesiangan haha" ucap Will saat aku melewat sambil Will mencegatku.
"Engga hehe, biasa disuruh rapat dulu untuk persiapan Porseni. Yaudah, aku duluan ya" jawabku dan langsung berlari.
Aku tidak peduli apa yang dipikirkan Will tentang aku hari ini. Aku hanya ingin berusaha melupakan Will. Jadi, untuk saat ini aku akan berusaha mencintai apa yang telah menjadi milikku.
Setelah sampai ke kelas, aku segera pergi ke salah satu ruangan. Aku ditugaskan menjadi perwakilan kelas untuk rapat Porseni sekaligus menjadi panitia acara.
Rapat tersebut dilaksanakan kurang lebih selama 1 jam. Seselesainya rapat, aku melihat ponselku. Saat aku lihat, banyak panggilan tak terjawab dari Narelia. Aku bingung sebenarnya apa yang terjadi.
Saat aku keluar ruangan, Annabeth terlihat berlari menghampiriku. Dengan terengah - engah, Anna memaksakan untuk berkata
"Syl, wi-wi-will tadi pingsan, sekarang dia lagi dibawa ke rumah sakit deket sini. Kalo gasalah di rumah sakit umum." ucap Anna dengan muka yang merah dan nafas yang tidak beraturan.Setelah mendengar kabar itu, aku langsung lari keluar sekolah dan segera mencari taxi. Aku tidak peduli, aku harus sampai ke rumah sakit dengan sangat cepat bagaimanapun caranya.
Sesampainya di rumah sakit, aku segera ke receptioner dan menanyakan ruangan yang ditempati Will. Setelah mengetahui ruangannya, aku segera berlari.
Saat sampai, ada tante Johanna dan om Salas (orang tua Will). Ada Narelia juga disana. Aki segera bersalaman dengan orang tua Will. Tiba - tiba, entah mengapa tante Johanna memelukku dengan erat sambil menangis. Hm.. sebenarnya aku sangat nyaman berada dipelukan tante Johanna saat ini.Saat dokter keluar ruangan Will, ia ingin salah satu orang tuanya mengikutinya untuk menjelaskan keadaan Will saat ini. Om Salas pun mengikuti dokter itu.
Karena dokter sudah keluar, kita bertiga pun akhirnya masuk kedalam ruangan Will. Will terlihat sangan pucat. Tidak seperti Will biasanya yang selalu tertawa riang dan selalu membuat kehangatan disetiap pertemuan. Narelia meminta izin untuk pulang duluan karena ada acara dengan keluarganya di luar kota selama seminggu. Otomatis Narelia tidak akan mengikuti acara Porseni tahun ini.
14:30
(Rumah Sakit Umum)Kak Alex menelponku. Karena saat kak Alex kesekolahku, aku tidak ada disana. Aku lupa belum memberi tau bahwa Will masuk rumah sakit. Akhirnya aku meminta kak Alex untuk datang dan membawakan aku baju ganti. Sambil menunggu kak Alex datang, tante Johanna mengajakku ke kantin untuk makan.
Tante Johanna mengajakku berbincang - bincang. Dan saat ini, aku sudah tau salah satu rahasia yang belum pernah aku ketahui.
Tante Johanna : makasih ya nak, udah mau menjenguk dan menemani tante. Apa kamu sudah meminta izin ke orang tuamu?
Sylvia : iya tante, santai aja.. udah kok tan, tadi aku suruh kak Alex untuk menyampaikan pesanku ke mama. Jadi, aku bisa disini sampai malam nanti.
Tante Johanna : jangan panggil tante deh, panggil aja bunda.
Sylvia : siap bun! oiya bun, sebenernya Will sakit apa?
Tante Johanna : ah biasa lah kecapean gitu palingan
Sylvia : oh gitu.. syukur deh kalo engga ada penyakit yang seriusDisela - sela pembicaraanku dengan bunda, om Salas datang dan bilang kalo dia mau mandi dan mengambil barang yang akan dipakai. Karena bunda ada urusan dengan klien nya, ia pun ikut dengan om Salas pulang kerumahnya. Jadi, aku ditugaskan untuk menjaga Will sementara.
15:45
(Ruangan Will)"Hai Will, gimana? udah baikan?" ucapku
"Halo Sylvia, udah kok. Lagian aku ga sakit parah kok" jawab Will
"Hm kamu ya.. yaudah istirahat aja" ucapku
"Cape ah aku istirahat terus, kali - kali ajak aku main apa kek yang bisa dilakuin disini gitu" ucapnya
"Main terus ya yang ada di pikiran kamu, orang sakit itu istirahat bukan main!" jawabku
"Kamu tau? aku sebenarnya sudah putus dengan Narelia" ucapnya
Aku terkejut. Sangat terkejut. Bahkan mereka tidak pernah memberi tau kepadaku. Tapi sebenarnya apa yang terjadi antara mereka berdua?
"Loh kenapa bisa putus? awas ya kamu kalo bikin Narelia kecewa. Aku gabisa biarin Narelia sedih dan jadi galau. Kamu tau kan? Narelia suka banget sama kamu" ucapku dengan nada yang mulai naik
"but, I love you Syl" ucap Will dengan lirih
"Maksud kamu apa sih? kamu tau kan aku sama Narelia sahabat? apa Narelia udah tau?" ucapku
"Narelia udah tau. Dia juga udah punya pacar baru" jawab Will
"Aku gamau persahabatan kita hancur Will.." ucapku
"Kita gaakan pisah kok, Narelia juga sudah mengerti yang aku rasain" jawab Will
"Yaudah deh. Kamu istirahat dulu aja, kayanya kak Alex udah didepan. Aku mau ambil baju dulu" ucapku
Aku sebenarnya sangat bahagia saat itu. Tampaknya, Narelia memang tidak marah kepadaku. Terlihat dari sikap dia dari kemarin malam. Lalu, bagaimana dengan Nick? Aku tambah bingung. Saat aku mulai melupakan Will dan mulai mencintai Nick, Will mengejutkanku dengan perasaannya.
Kak Alex memberikan baju ganti kepadaku. Ia bilang aku akan dijemput jam 9 malam. Karena ia akan pergi ke rumah temannya dulu. Setelah ganti baju, aku kembali ke ruangan Will dan melihatnya sedang tertidur. Akupun duduk disamping kasur Will dan tersenyum melihat wajah Will.
"Oh, Will.. I love you too but..."
ucapku dengan lirih dengan tetesan air mata.