PART 15

35 3 0
                                    

Kira - kira setelah beberapa minggu, Will akhirnya diizinkan untuk pulang. Di minggu - minggu itu, aku selalu menjenguk Will saat ia sudah tertidur. Aku sengaja tidak ingin menampakkan diriku.

Dalam minggu itu, aku banyak berpikir. Apa yang akan terjadi pada hubunganku dengan Will, Narelia, dan Nick untuk seterusnya?

Minggu, 12 Juni 2016

Hari ini, aku berencana untuk menemui Nick dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Aku cukup berusaha memberanikan diri untuk melakukan hal ini. Aku rasa, rencana ini telah matang. Jadi, apapun yang terjadi aku akan berusaha menerimanya.

13:35
(Restoran)

Aku telah sampai dari 10 menit yang lalu. Dengan jantung yang berdetak, dan berbagai pikiran - pikiran negatif aku hanya bisa duduk terdiam.

Saat Nick datang, pikiranku sungguh kacau balau. Aku menanyakan kabarnya dan banyak hal. Hingga akhirnya, sampai pada inti rencanaku.

Sylvia : Nick, aku mau ngomong
Nick : Ya kan kamu dari tadi juga udah ngomong
Sylvia : bukan itu, cuma ada hal yang harus aku perjelas
Nick : oh gitu, yaudah ngomong aja

(Aku berpikir kenapa Nick bisa menjadi sedingin ini?)

Sylvia : kamu kemana akhir - akhir ini?
Nick : udah lah, gausah bertele - tele ngomongnya. Langsung aja ke intinya.
Sylvia : oke, jadi apa mau kamu sekarang? Apa kamu ingin hubungan ini berakhir?
Nick : kenapa kamu ngomong gitu?
Sylvia : sikap kamu belakangan ini yang bikin aku bisa ngomong gini.
Nick : maaf sebelumnya, maaf aku belum bisa jadi lelaki yang baik, maaf aku belum bisa bikin kamu bahagia, maaf banget. Ya, sebenernya mau aku cuma satu
Sylvia : apa itu?
Nick : tolong lupakan aku
Sylvia : Saat aku mulai mencintai kamu, kamu berubah dan bilang itu dengan mudahnya?
Nick : jadi, kamu baru cinta sama aku baru - baru ini kan? aku mungkin bukan yang terbaik buat kamu.
Sylvia : yaudah kalo gitu mau kamu, kalo mau pergi, pergi aja. Aku gaakan ngelarang kamu, karena aku tau kenyamanan seseorang tidak bisa dipaksakan. Aku juga akan berhenti menyukaimu sesuai dengan kemauanmu. Jadi pergilah tanpa beban.
Nick : makasih udah jadi hal yang indah selama beberapa bulan ini dan maaf atas segala kesalahanku. Aku ga tau hal ini merupakan kesalahan atau bukan. Tapi, aku harap ini adalah kebenaran dan bisa membuatmu bahagia.
Sylvia : iya aku juga maaf banget. Yaudah kalo gitu aku pulang aja.
Nick : aku anter kamu
Sylvia : yaudah ayo

Di perjalanan, suasana sangat hening. Tidak seperti biasanya saat kita berdua bersama. Tiba - tiba, dadaku terasa sakit. Aku hanya bisa memegang dadaku dan mulai bereaksi dengan keluarnya keringat yang berlebih. Saat itu Nick sangat panik, bahkan aku masih bisa merasakan hangatnya kasih sayang Nick. Disitu, aku berpikir bahwa Nick memutuskan aku bukan karena dia tidak mencintaiku lagi.

Nick bingung harus berbuat apa. Karena tidak ada pilihan lagi, dan melihatku terduduk lemas, Nick membawaku ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit, aku digendong oleh Nick sampai ke UGD. Aku melakukan berbagai pemeriksaan.
Nick menyalahkan dirinya sendiri. Ia pikir aku seperti ini karena ucapannya tadi yang terlalu menyakitkan dan belum menyiapkannya dengan matang.

15:40
(Ruangan Rawat Inap)

Setelah dipindahkan ke ruangan, aku melihat orang tuaku datang. Tapi, aku sama sekali tidak melihat Nick. Bahkan batang hidungnya pun tidak aku lihat. Aku sangat bingung. Kenapa Nick bisa dengan mudahnya mengatakan itu? Yang jelas, aku yakin dia melakukan itu dengan alasan yang pasti.

Karena kelelahan, akupun tertidur.
Saat terbangun, aku melihat Will disampingku. Ia memandangku dan bertanya keadaanku. Saat Will sembuh, kenapa aku harus sakit?
Will tidak berbicara banyak hari ini. Dia lebih banyak memandangku. Karena risih, sebaiknya aku tidur saja.

Aku terbangun di pagi hari. Aku pikir aku tidur cukup lama dan entah mengapa aku tidur dengan sangat nyaman. Dan di ruanganku saat ini hanya ada mamaku. Mama sudah menyiapkan makanan yang aku suka dan berbagai macam coklat. Aku sangat bersyukur telah menjadi anak dari sang malaikat ini. Seketika semua bebanku hilang saat melihatnya tersenyum.

Mama : gimana keadaan kamu sekarang?
Sylvia : baik - baik aja ko ma, aku kan anak kuat
Mama : Alhamdulillah.. tapi mama ga percaya deh sama kata 'kuat' nya.
Sylvia : loh ko gitu?
Mama : orang disuruh bawain kursi aja kamu bilang berat
Sylvia : yeeh mama bisa aja haha. Udah ah Sisil mau makan dulu

Seselesainya makan, aku temukan seikat bunga di laci meja sebelah kasurku. Di bunga itu terdapat tulisan "Get well really soon. I love you and I hope you know that -W".
Aku sangat terkejut. Aku kira itu dari Nick, dan ternyata itu dari Will. Aku bahagia sekaligus sedih karena Nick menghilang begitu saja seperti asap yang tertiup angin.

19:00

Malam ini, aku mendapat kabar dari Annabeth, sebenarnya Nick sudah tau semua yang dirasakan Will selama ini. Nick sudah berpikir matang - matang untuk mengatakan hal yang telah ia katakan. Nick juga merasa tidak enak kepada Will. Kalau saja Will mengatakan hal itu lebih awal, Nick pasti tidak akan memulai menyukaiku. Karena Nick tau, aku hanya suka kepada Will. Kira - kira itu yang disampaikan Annabeth.

Aku sangat bingung harus melakukan apa. Aku hanya menginginkan satu hal saat ini, yaitu bagaimana caranya bisa menghilang dari dunia ini. Apa aku terlalu egois? Apa aku terlalu polos? Apa aku sering menyakiti hati laki - laki? Apa aku manusia yang pantas menerima kebahagiaan?

Hari itu aku hanya bisa menatap keadaan luar rumah sakit. Dengan rintik hujan seolah alam tau apa yang kurasakan saat ini.

Aku selalu berharap agar apa yang aku lakukan nanti merupakan pilihan terbaik untuk mereka semua dan bagi diriku sendiri.

Love SecretlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang