PART 17

13 4 0
                                    

Hai!

Ucap Will yang seketika memecahkan keheningan di ruangan yang ramai namun tak bersuara ini. Cafe yang telah direkomendasikan Will untuk makan malam. Katanya Will ingin membicarakan tentang sesuatu.

Setelah memesan beberapa makanan berat, Will mulai membuka pembicaraan. Rasanya sangat canggung, tidak seperti biasanya. Aku hanya bisa diam dan menatap lilin yang sedang menyala didepanku.

"Ayo kita kencan!"
ucap Will dengan bersemangat

Hampir 10menit aku terdiam dan tidak bereaksi dengan kalimat yang dilontarkan oleh Will itu. Mungkin karena aku sudah mulai tidak tertarik kepada Will, mengingat lamanya aku menunggu Will merupakan hal yang sangat melelahkan dan menyebalkan. Kumasukkan hal itu dalam catatan menyebalkan hari - hariku. Ya, mungkin dengan sikapmu yang telah mengacuhkan aku telah membuat hatiku muak.

"Kenapa diam? Atau.. caraku salah?"
lirihnya

Aku tetap tidak menjawab dan menatap matanya sekilas. Ada bayangan dimana aku dan Will sedang bersenang - senang, ada juga kenangan saat Will menembak Narelia didepanku dengan romantisnya. Seketika aku menangis. BODOH. Kenapa harus nangis?

"Syl, kamu kenapa? Maafin aku kalo memang aku punya banyak salah.. Aku ga bermaksud un..."
perkataan yang belum selesai itu terpotong olehku.

"Maaf Will, kemana saja kamu selama ini? Apa kamu selama ini merasakan apa yang aku rasakan? Bahagia, sedih, sesak, bahkan cemburu. Betapa bodohnya aku bisa cemburu ke kamu. Aku tidak pernah memiliki hak untuk itu. Dan, karena kamu aku telah menjadikan Nick sebagai pelarianku. Karena kamu! Sekarang mungkin sudah cukup. Aku tidak akan memulai apapun denganmu. Sekali lagi maafkan aku."
balasku dengan air mata yang bercucuran

"Ya, ini memang salahku. Mungkin jika aku bisa selangkah lebih cepat, aku bisa dengan mudah mendapatkanmu. Maaf Syl"

Kalimat itu terdengar samar di telingaku. Lantas, aku segera berdiri dan keluar dari tempat itu. Aku tidak peduli orang - orang melihatku menangis. Yang penting aku bisa sampai ke rumah.

20:00

Pada jam ini, dengan hembusan angin malam, dan dengan jalan yang tak berujung ini, aku lepaskan semua perasaanku pada Will. Aku telah meninggalkan cinta pertama yang telah aku tunggu - tunggu untuk mengatakan hal seperti tadi. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri saat merasakan sakit dan kesabaran yang telah menggunduk akhirnya pecah.

Sedari tadi yang ada di pikiranku hanya Nick. Maafkan aku, Will.

Setelah berjalan lumayan jauh, akhirnya ada taxi yang lewat, dan segera aku naiki. Di dalam taxi, aku menatap keluar dengan membuka jendela dengan lebar.

"Nanti masuk angin loh neng" Ucap supir yang seketika membuatku kesal.

"Udah dari tadi pak kemasukan anginnya" jawabku dengan muka polosku.

"Jaman sekarang itu ya banyak anak perempuan malam - malam gini keluyuran, neng jomblo ya? pulangnya ko sendirian" ucap supir dengan tujuan menghiburku (mungkin)

"Maaf anda siapa? Bisa tidak mengendarai mobil ini dengan fokus dan tenang?" tanyaku dengan seketika menggunakan bahasa yang sangat formal

"Oh, nama saya Sujafar, biasa dipanggil Jeff." Jawabnya sembari menunjukkan senyum kecil.

Astaga bukan itu maksudku! Sejak kapan ada nama Jafar dengan panggilan Jeff? Argh sialan banget lu pak! Kalo saja ada taxi lain, aku mungkin sudah turun dari tadi. Karena hanya ada taxi ini, terpaksa aku harus mendengar celotehan yang menyebalkan.

Akhirnya, setelah memakan waktu kurang lebih 38 menit atau setengah jam lebih delapan menit itu aku sampai ke rumah dengan selamat. Mungkin kalau aku berada di taxi itu selama 40 menit, gendang telingaku akan pecah dan bola mataku bisa keluar.

Saat masuk ke dalam kamar, aku segera menghempaskan tubuhku di kasur yang empuk. Dengan alunan lagu yang membawa suasana malam itu menjadi sedih.

Selamat tinggal setelah kita sering bertemu.
Patah hati yang terulang,
Aku tidak dapat menemukan tujuan dalam perasaan bodoh ini.
Sebuah kesalahan dengan sebuah topeng cinta dan semua rasa sama sekarang

Kalimat itu telah membuatku tertidur dalam malam yang menyedihkan ini. Suatu kalimat yang tak tahu datangnya dari mana, namun telah membuatku berhenti dengan semua kenyataan ini.

05:58

Sudah pagi, rasanya kemarin merupakan hari yang sangat panjang. Hm.. aku harus bisa merelakan semuanya. Aku sudah membuat keputusan yang matang tadi malam.

Dengan pandangan yang masih buram ini, aku melihat ada segelas susu coklat di meja belajarku. Ah, bi Wanti.. kau sangat pengertian! Tahu saja kalau aku lagi membutuhkan minuman dengan rasa coklat.

Setelah meminum habis susu coklat itu, aku segera mengganti bajuku. Bukanya mandi, aku malah langsung pergi ke dapur dan mencari sesuatu untuk dimakan. Apapun itu pasti akan aku makan. Tapi saat melihat meja makan, belum ada makanan apapun. Stok makanan sepertinya habis dan bi Wanti belum memasak. Tiba - tiba bi Wanti memanggilku.

"Sisil.. udah bangun ternyata, biasanya jam segini kan udah sarapan di mimpi Sil" ucapnya dengan tatapan jahil.

"Ih bibi, Sisil laper! kenapa ga ada makanan sama sekali di meja makan? Di kulkas juga engga ada, ih nyebelin" jawabku

Seketika bi Wanti langsung ke dapur dan membawa sosis yang telah dibakar tadi. Walaupun hanya sosis, aku langsung memakannya, karena tadi malam aku tidak sempat makan bersama Will.

"Ah.. kenyangnya. Makasih bi! Aku mau ke kamar lagi ya!" ucapku sembari berlari menuju kamar.

"Aduh.. Sisil kerjaannya hibernasi kalo lagi libur." ucap bi Wanti sekilas.

Saat aku menyalakan ponselku, ada banyak panggilan tak terjawab dari Will dan banyak pesan dari Line maupun dari sms yang isinya permintaan maaf. Ah menyebalkan sekali.
Yang aku harapkan sekarang hanya pesan dari Nick. Benar kata mama...

"Perasaan orang bisa berubah sewaktu - waktu, tergantung bagaimana kamu menghadapi perasaan itu"

---

Sudahlah lupakan apa yang sudah terjadi, biarkan semua kejadian yang kelam itu tenggelam dalam kedalaman air kebahagiaan.

Yang sekarang harus dilakukan yaitu mulai hidup baru yang penuh dengan senyuman! Bukan senyuman gila... tapi senyuman keikhlasan hati yang dapat membuat peristiwa - peristiwa menyenangkan.

Love SecretlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang