"Sebuah awal dimana benih-benih cinta mulai tertanam"
Camlo POV
Sungguh Maha besar Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Sungguh Maha suci Tuhan yang telah menyematkan cinta pada setiap insan ciptaannya. Sungguh Maha benar Tuhan yang telah mewahyukan Firman-nya melalui Manusia yang adalah Tuhan itu sendiri. Jika Dia sudah berkehendak dan mengatakan "jadilah" maka tak ada yang dapat mengelak. Karena sesungguhnya Tuhan adalah Kasih, dan kasih itu menjadi manusia yang tinggal diantara kita. Dialah sang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kuraih tas selempang di samping lemariku dan beranjak keluar dari kamarku menuju ke lantai bawah. Perlahan kuturuni anak tangga satu persatu dan beranjak menuju dapur. Saat di ambang pintu Kulihat ibu yang tengah menyiapkan sarapan yang sudah tertata dengan rapi dan cantik di meja ...
"selamat pagi ibu" sapaku sambil mengecup kedua pipi ibuku.
"selamat pagi camlo, bagaimana malammu?"
"sangat baik ibu" jawabku seadanya. Dan duduk di meja makan mengambil roti dan memoleskan selai coklat pada setiap lembar rotinya tanpa menyisakan sedikitpun ruang putih, melipatnya menjadi dua dan mulai memakannya perlahan. Vanilla latte dengan manisnya sudah bertengger di samping kananku, menunggu sebuah bibir manusia yang mau menyesapnya, . jam sudah menunjukkan pukul 07.45, kurang 15 menit lagi... kukunyah dengan ritme cepat dan semangat roti ini, bukan! lebih tepatnya memasukkan semua rotinya ke dalam mulutku dan menelannya dengan sekali telan, kemudian meneguk vanilla latteku dengan cepat sampai aku tersedak. Tolong kalian jangan mengatai diriku rakus, karena aku harus cepat-cepat di hari pertama kuliahku. Masak mahasiswa baru telat. Pasti akan runyam urusannya.
Uhuk...uhukk....uhukk...
"camlo, minumlah dengan perlahan" kata ibu sambil menggelengkan kepalanya pelan.. aku hanya nyengir kuda sambil menahan malu di depan ibu...
"aku sudah selesai ibu, aku mau berangkat dulu ya, doakan aku dihari pertama universitasku.." kataku pada ibuku..
"ya camlo hati-hati, Tuhan Memberkatimu" jawab ibuku sambil tersenyum. aku juga membalas ucapannya dengan hal yang sama dan beranjak dari kursi menuju depan. kemudian segera berangkat menaiki mobil pribadiku..
@@@
Tugu elang di kanan dan kiri gerbang menyambutku dengan paruhnya yang terlihat sedikit membuka serta tatapan mengintimidasinya. Akan tetapi benda itu mati sama sekali, tidak memiliki kekuatan bahkan daya untuk bergerak barang sedetik saja. Bisa diyakini tugu itu adalah lambang kampus ini, tentu saja artinya sangat banyak. Aku tidak bisa mengingatnya karena itu terlalu banyak. Paruhnya, Matanya, cakarnya, bajunya, jumlah bulunya semuanya itu memiliki makna. Kalian tahu kan? Kampus yang masih memegang teguh adat di negara ini.
Ukiran-ukiran gerbangnya masih bergaya kolonial belanda saat akhir perang dunia kedua. Memang kuno, Akan tetapi jangan remehkan kampus ini. Meski terlihat tua dan jadul universitas ini telah melahirkan filosofis-filosofis dunia. Maka dari itu Belanda disebut sebagai sebagai Negara pelahir Filsuf. Termasuk ayahku dahulu, dia mengabdi untuk negara dengan menciptakan obat pereda rasa sakit saat perang. Ayahku memang hebat, tapi dia terbunuh oleh Leonard Walse. Saat dia sedang berada di laboraturiumnya.
Dengan tergesa-gesa aku berjalan masuk menuju area kampus Hingga kulihat 3 bangunan besar di tengah-tengah kampus ini seperti membentuk huruf u, seperti kastil daripada disebut bangunan. aku memasuki gedung kedua yang aku yakini sebagai aula di sekolah ini karena letaknya berada di tengah-tengah. banyak sekali mahasiswa baru yang sudah hadir, bahkan ada juga yang sedang tergesa-gesa. Sedangkan diriku duduk di kursi deretan tengah yang saat ini kosong.
Ya ini hari pertamaku Mos, pasti kalian tahu kan apa itu mos? Masa orientasi siswa... tapi MOS di kota Amsterdam belanda ini sangat berbeda dengan yang ada di negara-negara lainnya... jika di negara lainnya menggunakan kekerasan dan pembulyan tetapi tidak disini.. MOS diisi dengan kegiatan kreativitas dan pementasan. eagle Amsterdam university ini mewajibkan siswanya untuk bersosialisasi di hari kedua. Dengan tujuan mempererat tali persaudaraan. begitu kata kepala kampus disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atheis In Love (END)
General Fictiontentang cinta. dengan segala perbedaan mendasar. dimana seorang tak beragama mencintai seorang gadis saleh? kita semua tau, perbedaan adalah tentang perceraiberaian di sebuah kota di negara belanda. segala konspirasi pemikiran dari ketua Athelistik...