"Kematian adalah kunci menuju kehidupan kekal"
Camlo Pov
Mats dan aku duduk bersebelahan di bangku panjang dekat danau plitvice. Kulihat wajah tampannya berkilau terkena terpaan sinar matahari senja. Raut wajahnya tak dapat ditebak, disatu sisi dia seperti terluka. Di satu sisi dia juga terlihat bahagia. Apakah kata-kataku sungguh maha dahsyat sehingga membuat seseorang mengubah-ubah ekspresinya dan mematikan keahliannya untuk berbicara...? aku tahu ini tidak mudah untuk dicerna, tetapi Mats harus mengetahuinya. Bukankah dahulu dia mengatakan menganggapku sebagai sahabatnya? Dan akan mencoba menekan perasaan cintanya padaku.
1 menit.....
3 menit.....
10 menit....
"Aku senang mendengar kabar itu, aku harap kau bahagia bersama Nichole. Aku merestui kalian" jawabnya setelah kami terdiam cukup lama. aku mengatakan padanya bahwa aku dan Nichole akan menikah setelah menyelesaikan kuliah. Aku memeluknya bahagia, aku tahu dia masih mencintai diriku. Tapi aku harap dia mampu untuk membuangnya dan menggantikannya dengan perasaan sayang sebagai sahabat.
"maafkan aku Mats" kataku perlahan. Dia mengangkat wajahku yang tertunduk. Mengusap air mataku yang tanpa aku sadari mengalir secara perlahan, aku mengutuki diriku sendiri karena sekali lagi aku menyakiti perasaan sahabatku.
"Camlo, cinta tak harus memiliki. Bagiku melihatmu bahagia adalah sebuah sukacita yang besar bagiku... bukankah kau pernah berkata bahwa aku akan mendapatkan ganti yang lebih baik dan mencintaiku apa adanya. Seperti kau dan Nichole yang saling mencintai. sampai saat ini aku mempercayai itu" dia kembali tersenyum, kali ini lebih ikhlas.
"kau sahabat terbaikku" jawabku sambil kembali memeluknya. Aku menyayanginya, sebagai sahabat. Tidak seperti rasa sayangnya yang lebih daripada sekedar sahabat. Tapi aku harap Tuhan memberinya kekuatan untuk menghilangkan rasa cintanya padaku dan diganti dengan sayang sebagai sahabat, atau mengirimkan dia seorang wanita yang mampu membuat dia menyadari bahwa ada yang mencintai dirinya dengan tulus.
@@@
Kalian ingin tahu bagaimana Nichole melamarku? Akan aku ceritakan pada kalian, duduk manis dan dengarkan...!!!
Bunyi bel rumah berbunyi sangat nyaring memasuki gendang telingaku, membuatku terbangun dari tempat tidur, dan mau tidak mau aku berjalan untuk memeriksa siapakah gerangan yang datang sore-sore menjelang malam ini. Sebenarnya aku agak terganggu karena siapapun yang bertamu saat ini menginterupsiku yang dengan santainya membaca novel karya paula hawkins "The Girl On The Train" yang kabar-kabarnya akan segera di film kan oleh dreamworks studio di kamar ditemani dengan headseat yang tergantung tanpa berdosanya di kedua lubang telingaku dengan lagu adele-hello nya yang mengalun lembut dan melankolis, membuat hatiku berdesir dan merasakan kepedihan dalam lagu tersebut.
Tetapi semua angan-angan itu sirna seketika saat aku melihat Nichole dengan pakaian jas hitam, dan gaya rambut yang berbeda sedang berdiri di ambang pintu disambut dengan ibuku yang tersenyum dengan sangat ramah. Ada kepentingan apakah dia bertamu sore menjelang malam begini?
Aku memperhatikan pakaianku yang bisa dibilang tidak pantas untuk menemui tamu atau kekasih? yang memakai pakaian formal sedangkan aku hanya memakai kaos oblong dengan gambar seekor wanita yang memegang kucing dengan tulisan algerian font ukuran delapan belas "My sweety cat". Sungguh manis bukan?, oh ya dan celana panjang hitam dengan sobekan di lututnya, serta rambut yang acak-acakan dan agak kusut. Wow, bagaimana penampilanku? Apakah seperti preman pasar versi wanita?
Mereka tampak berbicara dengan sangat serius, sesekali ibu mengkerutkan keningnya dan menanggapi kata-kata Nichole. Hingga seulas senyuman terpatri di wajah ibu. Aku yang sedang mengintip di balik tirai ruang tamu pun berusaha menguping pembicaraan mereka, kudekatkan telingaku di tirai, dengan mencondongkan tubuhku ke arah depan. Dan sialnya aku kehilangan kesimbangan dan terjatuh. Dengan posisi tangan kanan yang menyentuh lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atheis In Love (END)
General Fictiontentang cinta. dengan segala perbedaan mendasar. dimana seorang tak beragama mencintai seorang gadis saleh? kita semua tau, perbedaan adalah tentang perceraiberaian di sebuah kota di negara belanda. segala konspirasi pemikiran dari ketua Athelistik...