Bab 12

284 8 1
                                    

"Awal yang baru, atas nama cinta"

3 tahun kemudian...

Nichole Pov

Desir waktuku yang terbawa oleh kenangan, mengantarkan diriku pada sebuah kemenangan yang tak terhingga. Akar-akar yang dulu kecil kini telah bertumbuh menjadi pohon yang sangat tinggi dan berbuah manis. Akar-akar yang dahulu sempat terhimpit oleh perbedaan, kini berhasil bertumbuh dan menghancurkan segenap pemikiran tentang Dunia. Cinta itu buta, tak dapat melihat, tak dapat mendengar, ia rela berkorban, ia tidak menyombongkan diri, cinta adalah kekuatan dan pengerat dua insan manusia yang memiliki perasaan tersebut. Cinta itu sungguh indah, sebuah rasa yang diberikan oleh Tuhan pada setiap insan. Dan kini tugas kami untuk mempersatukannya dalam sebuah ikatan yang dinamakan "pernikahan".

Lihatkan konzela? Aku berhasil mengabulkan permintaan terakhirmu. Gadis itu berhasil meruntuhkan pertahananku. Bagaimana menurutmu konzela? Apa kau bahagia? Aku harap begitu. Aku begitu mencintai dirinya, tapi kau akan tetap tersimpan dalam suatu tempat dihatiku sampai kapan pun.

Sebuah tempat bersejarah dalam pertemuan kami, menjadi saksi persatuan dua insan manusia yang mampu menyatukan perbedaan dan menghancurkan pandangan tentang : kau harus menikahi seseorang yang memiliki kepercayaan yang sama sepertimu.

Tempat ini sama sekali tidak berubah, air yang tenang dan sesekali meleleh terkena getaran gelombang dan angin yang perlahan-lahan berhembus mengenai airnya. Burung-burung magpie berterbangan ke arah utara dengan bebas, berkicau bahkan bernyanyi dengan merdu. Rumput-rumput yang sesekali bergoyang perlahan-lahan dengan gerakan monoton ke depan dan kebelakang. Serta sinar mentari senja yang menyeruak memasuki tempat ini menambah kesan romantis yang menggetarkan hati. Danau Plitvice. salah satu ke-maha agungan tuhan yang tercipta dan tersembunyi di salah satu Kota di Belanda. Amsterdam.

Aku melihat disekitarku, kursi-kursi putih yang tertata rapi dengan hiasan pita berbentuk hati dibelakangnya berjumlah sepuluh kursi disetiap barisnya. Di sisi kanan maupun kiri. Sebuah karpet berwarna merah darah berada di tengah-tengah deretan kursi itu. Hiasan-hiasan dan ornamen-ornamen khas pernikahan menambah semarak suasana bahagia dan kehangatan yang tercipta. Tim paduan suara dan juga orkestra Gereja juga telah siap di sisi bagian kanan tempat pernikahan.

Aku bahagia memikirkan bahwa aku dan camlo akan bersatu dalam suatu ikatan suci, kami berhasil meraih sebuah kemenangan dari setiap cobaan dan masalah yang datang mengintai silih berganti. Aku tahu bahwa perjuangan ini tak akan pernah sia-sia karena kami melakukannya dengan cinta, bukan benci. Cinta yang tulus akan membawa kita pada kemenangan. Begitupun pula setiap perjuangan yang disertai dengan doa akan membawa kita pada suatu yang dinamakan sebagai "keberhasilan."

Camlo ya? Sudah tiga hari aku tidak bertemu dengan sosoknya, ini sungguh membuatku uring-uringan. Satu hari saja tanpa melihat paras cantik dan senyuman manisnya membuatku tidak bersemangat untuk menjalani aktivitas terkecil sekalipun. Apalagi tiga hari? Camlo sudah menjadi Moodbusterku. Tapi sebentar lagi aku akan melihatnya, dengan pakaian pengantin berwarna putih dan berumbai-rumbai seperti yang kami beli satu bulan yang lalu. Aku sudah tidak sabar bertemu calon istriku...

Perlahan-lahan tamu-tamu undangan mulai datang menduduki setiap kursi kosong yang telah disediakan. Musik-musik kecil mulai bergema diseluruh penjuru danau untuk menyambut para tamu yang hadir. Aku melihat diriku sendiri yang memakai jas, celana, sepatu berwarna putih tulang. Dengan hiasan lis emas pada sisi dalam, membuat penampilanku menjadi semakin elegan. Dasi kupu-kupu berwarna hitam pun terpampang jelas dibagian bawah leherku.

Aku gugup sekali, perutku terasa sangat kram saat membayangkan pernikahan ini. Kemarin aku sudah menghapal janji suci pernikahan hampir semalaman, aku menghafalnya tapi entah mengapa bibirku ini terasa sangat kaku saat ini. Aku harap Tuhan menganugerahkan padaku kekuatan agar dapat menyampaikannya sesuai dengan hati kecilku.

Atheis In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang