Part 9

4.1K 114 6
                                    

Sinar matahari masuk ke kamar seorang gadis yang masih ditutupi selimut tebal dari celah-celah tirai gorden yang berwarna cream. Suara burung terdengar dari luar saling bersahutan menyambut matahari yang sudah bersinar cerah.

Icha membuka mata lalu duduk diatas ranjangnya. Ia melangkah ke kamar mandi mencuci muka dan turun kebawah. Icha berjalan ke dapur, terlihat Mama sedang memasak dan sudah menyiapkan roti untuk Icha diatas meja makan.

" Pagi Ma " kata Icha memeluk Mama nya dari belakang. Icha mencium pipi Mama nya lalu duduk dikursi, ia mengambil roti dari piring dan mulai melahap roti tersebut.

" Pagi sayang " jawab Mama masih sibuk dengan aktifitasnya.

" Papa udah berangkat Ma ? " tanya Icha yang menyadari bahwa hari ini Papa nya berangkat ke Medan untuk bekerja selama 2 hari.

" Iya udah, tadi subuh. Mama yang ngantar. Kenapa ? " Mama menjawab sambil terus memasak.

" Kok gak ngebangunin Icha si " Icha kesal karna Mama nya tidak membangunkannya, jadi ia tidak bisa mengantar Papa nya.

" Papa kamu yang gak ngizinin bangunin kamu, kamu kan nanti harus rapat. Jadi Papa mau kamu istirahat yang cukup, biar kamu keliatan fresh " Mama mengambil lembaran kertas dari atas kulkas dan memberikannya pada Icha.

" Nih, materi rapat hari ini. Kamu pelajari yang baik ya, Papa percaya penuh sama kamu. Nanti pas kamu udah selesai rapat, kamu telpon Papa ya. Papa yang nyuruh. Oke " kata Mama lalu kembali melanjutkan memasak. Biarpun ada bi Ida, Mama selalu tetap memasak sendiri. Biar tetap dekat sama keluarganya kata Mama, jadi tugas bi Ida kurang 1.

Icha mengambil kertas yang diberikan Mama tadi dan membolak-balik kertas itu. Icha mulai fokus membaca lembaran kertas itu dan mencoba memahami materi yang akan dirapatkan hari ini.

" Ma, Icha balik ke kamar ya. Mau menela'ah kertas gila ini " kata Icha santai dan berjalan ke kamarnya sambil membawa susu coklat dan berkas yang diberikan Mama tadi.

Satu jam Icha duduk di kamarnya membaca dan memahami setiap lembaran-lembaran itu. Icha meletakkan berkas itu di meja belajarnya dan meneguk habis susu coklat nya. Icha melihat jam di dinding, masih tersisa sekitar 2 jam lagi sebelum rapat dimulai.

Icha berjalan ke kamar mandi dan memilih untuk langsung bersiap-siap. 

'Cewek kalau siap-siapkan pasti lama ' batin Icha.

*****

Icha berjalan di koridor hotel tempat rapat akan diadakan. Ia ditemani oleh salah satu karyawan yang diutus oleh Papanya. Icha membuka pintu ruangan yang telah disepakati untuk rapat hari ini, tetapi tidak ada siapapun disana. Icha melirik jam di tangannya. Masih 30 menit lagi sebelum rapat dimulai.

" Kita kecepetan ! " kata Icha pada Bagus, karyawan Papa yang mendapat titah untuk menemani anak perempuannya. Icha menutup pintu ruangan itu kembali.

" Gimana kalau kita nyari minum dulu di cafe hotel " ajak Bagus. Icha setuju dan melangkah mengikuti Bagus.

" Makasi ya bang. Udah mau nemenin Icha rapat hari ini " kata Icha sambil memangil salah satu pelayan.

" Iya gak apa kok. Kan emang udah tugas abang juga " jawab Bagus sambil tersenyum.

" Oh iya. Kata Papa anaknya om Ferdi juga ikut rapat ngewakilin om Ferdi kan ? Abang pernah jumpa ama anaknya om Ferdi ? " tanya Icha penasaran seperti apa anak om Ferdi yang dibangga-banggakan oleh Papanya.

" Iya, pernah sekali. Dia pernah ke kantor sama pak Ferdi. Kenapa ? " tanya Bagus. Bagus terkadang mencoba mencuri-curi pandang kepada Icha. Cewek di depannya itu terlihat sangat cantik hari ini.

Mine !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang