Part 24

2.8K 82 4
                                    

Icha POV

Hari ini adalah hari minggu, biasanya kalau hari libur seperti ini aku selalu menghabiskan waktu ku bersama para sahabatku. Tetapi, setelah kejadian disekolah beberapa hari yang lalu,moodku belum membaik seperti semula. Aku lebih banyak mengunci diri dikamar sambil menangis.

Aku berjalan menuju balkon untuk menghirup udara pagi. Terlihat beberapa anak-anak sedang bermain sepeda dan sepatu roda mengitari jalanan yang masih sepi.

Aku melihat sebuah motor hitam berdiri tepat didepan rumahku. Cowok itu membuka helmnya lalu merapikan jambul khatulistiwanya. Ia melirik ke balkon kamarku lalu tersenyum sambil melambai.

Aku mencoba membalas senyuman dan lambaiannya. Aku berjalan menuruni tangga dan membuka pintu rumah.

" Pagi, sayang ! " sapa Angga.

" Pagi juga " jawabku seadanya.

" Pagi-pagi udah lesu aja. Semangat dong " ujar Angga dengan semangat.

" Hmm, lagi bad mood gini gimana caranya mau semangat " jawabku sambil mempersilakan Angga masuk.

" Nah, makanya aku kesini. Aku kan pacar yang baik, peka, pengertian dan juga perhatian " Angga memuji dirinya sendiri. Aku tertawa kecil melihat tingkah Angga yang mulai berubah.

" Kamu ganti baju gih " suruh Angga.

" Buat ? " tanyaku lagi.

" Banyak nanya. Udah sanaa, ntar juga tau sendiri " suruh Angga lagi sedikit memaksa.

" Gak ah, males. Mager ! " jawabku malas.

" Ihh, anak gadis gak boleh gitu. Sanaa ! Atau mau aku temenin nih ganti bajunya ! " ancam Angga.

" Yaudah iya, tunggu bentar " ucapku malas.

Aku masuk ke kamar dan mengganti bajuku. Angga sudah mengetahui masalahku dan Ayu. Tapi untungnya, dia tak menanyakan apa pun padaku.

Setelah selesai, aku segera menemui Angga yang sudah meminta izin pada Mama. Ia segera berdiri dan menarik tanganku menuju motornya.

" Kita mau kemana sih ? " tanyaku lagi bingung.

" Naik ! " perintah Angga. Aku hanya bisa menurut sebelum Angga mengamuk.

Angga menjalankan motornya dengan tidak terlalu kencang. Aku memperhatikan rute perjalanan Angga yang sangat familiar.

" Kita mau ke rumah kakak ? " terka ku.

" Yups " jawab Angga.

" Ngapain ? "

" Main " jawab Angga santai.

Aku menghela nafas panjang, sebenarnya aku hanya ingin berada dikamar. Tapi aku juga tak mungkin menolak ajakan Angga. Aku merebahkan kepalaku di punggung Angga, terpintas lagi beberapa kenanganku bersama Ayu. Aku menenggelamkan kepalaku dipunggung Angga sambil menahan isakan tangisku agar tidak pecah begitu saja.

Setelah sampai dirumah Angga, ia menarik tanganku untuk masuk. Dirumah Angga hanya ada Ian, Mama dan Papanya sedang berada diluar kota. Angga mengendong Cimot, kucing kesayangannya Angga yang badannya semakin hari semakin melebar.

" Ahh, Cimot ! " ucapku sambil mengambil Cimot dari tangan Angga. Aku sangat menyukai kucing, apalagi kucing yang berbulu tebal dan selalu wangi seperti Cimot.

Aku, Angga dan Adrian sibuk bermain dengan Cimot. Ian sangat suka menarik ekor Cimot, membuat Cimot kesal dan mencakar bagian tangan Ian. Saat Ian merintih kesakitan akibat cakaran, aku dan Angga malah tertawa terbahak-bahak.

Mine !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang