Part 38

802 36 13
                                    

Setahun berlalu tanpa terasa, seluruh proses pengobatan telah dijalani Icha dengan baik. Kondisi Icha pun perlahan mulai pulih, walaupun ia masih harus banyak melatih kakinya untuk bisa kembali seperti sedia kala.

Icha duduk ditepi ranjang yang sudah menemaninya selama setahun. Senyum mengembang di wajah cantiknya sedari pagi.

" Seneng banget kayaknya nih yang udah sembuh " ucap Revan memasuki ruangannya bersama Mami Icha.

" Iya dong " jawab Icha semangat.

" Gimana, Mi ?! Apa kata dokternya ? Icha udah sembuh kan ? Kita udah bisa pulang ke Indonesia kan ? " Icha menyerbu Maminya dengan segudang pertanyaan.

" Kamu tuh kebiasaan deh, kalau nanya tuh ya satu-satu jangan beruntun gitu. Mami gak akan kabur kok " Mami duduk disebelah cucunya. Revan juga duduk didepan Mami dan Icha dengan membawa beberapa kertas hasil pemeriksaan Icha.

" Maklum Mi, udah gak sabar pengen pulang. Bosen disini mulu, tiap hari ngeliatnya muka kak Revan mulu " canda Icha sambil menjulurkan lidahnya.

" Loh, kok aku ? Yakin males liat muka aku ?! Bule sini aja doyan ama aku loh " ujar Revan percaya diri sambil menaikkan alisnya.

" Whuu, narsir banget " cibir Icha.

" Jadi gimana ?? " tanya Icha lagi masih tidak sabaran.

" Yaa, jadi tadi Dokter udah ngomong sama aku sama Mami juga soal kondisi kamu. Ya emang semuanya udah mulai membaik, ada beberapa yang memang belum pulih sempurna, tapi itu bukan masalah besar karna nanti bisa ditanggani oleh pihak RS disana. Jadi kalau emang kamu mau balik ke Indonesia, udah boleh "

" Yess, horeeee !! " pekik Icha sambil bangkit dari kursinya.

" Tapi, dengan syarat — " sambung Revan.

" Ahh, ada syarat pulaa " Icha kembali duduk dengan wajah manyun. Mami tertawa pelan melihat tingkah laku cucu perempuannya itu.

" Yaudah apa syaratnya ? " tanya Icha ketus.

" Idih ketus banget " goda Mami. Icha semakin memanyunkan bibirnya, membuat Revan ikut tertawa.

" Syaratnya, kamu harus tetap rutin buat check kondisi kamu di RS yang udah kita tunjuk. Jadi biar kita disini tetap bisa mantau keadaan kamu, kalau-kalau ada hal diluar dugaan. Dan lagi, keadaan kamu belum seratus persen pulih, jadi jangan terlalu memaksakan kaki kamu dulu, kayak tadi lompat-lompat itu belum boleh yaa ! Ada waktu-waktu dimana kaki kamu harus diistirahatkan, agar proses penyembuhan juga lebih cepat. Terus obat kamu juga jangan lupa diminum, Oke ?! "

" Itu doang ? Gampillll " jawab Icha semangat.

" Udah kan ? Gak ada syarat lain kan ? " tanya Icha meyakinkan.

" Iya udah, itu doang. Ini semua berkas-berkas buat RS disana, sama semua hasil pemeriksaan kamu " Revan menyerahkan semua berkas yang dibawanya.

" Makasi ya Dokter Revan, harusnya kan kamu hari ini libur. Malah kesini buat ngurusin semuanya, Mami jadi gak enak makin ngerepotin kamu " ucap Mami sungkan.

" Gak apa kok Mi, kan Revan yang mau. Lagi pula ini kan hari terakhir pemeriksaan Icha, masa iya Revan gak ambil bagian. Dan satu lagi, Revan udah bilang loh ke Mami jangan manggil Revan pake Dokter. Panggil Revan aja, Mi "

" Iya, Revan. Oh iya, Mami dengar kamu juga udah bisa balik ke Indonesia ya ? " tanya Mami memastikan berita yang ia dengar dari salah satu suster.

" Iya, Mi. Tapi gak dalam waktu dekat juga sih, mungkin beberapa bulan lagi baru bisa balik. Ada beberapa urusan yang belum kelar di RS terus di kampus juga " jawab Revan sopan.

Mine !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang