Part 19

2.9K 111 1
                                    

Icha berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu. Papa dan Mama nya terlihat sedang mengobrol serius.

" Malam Pa " ucap Icha memeluk Papanya.

" Malam juga sayang " sahut Papa membalas pelukan anak kesayangannya itu.

" Lagi ngomongin apa sih  Pa ? Kok muka nya serius banget " tanya Icha sambil meraih beberapa cemilan.

" Kamu gimana sama Angga ? " tanya Papa balik.

" Kok Angga si ? Chacha nanya lain, belum dijawab malah di tanyain balik " protes Icha.

" Ya gitulah Pa, nothing spesial " jawab Icha malas.

" Hahahaa, kamu mah gitu. Angga kan baik " kata Papa sedikit memuji Angga.

" Baik apa nya Pa ? Nyebelin iya. Udah ah gak usah bahas tuh bocah, ngerusakin mood nya Chacha aja "

" Kamu belum kenal Angga dengan baik mungkin sayang. Tetap semangat pedekate nya ya " Papa membelai rambut Icha dengan penuh rasa sayang. Icha melihat wajah Papanya yang terlihat sedikit khawatir, etah apa yang ia pikirkan sampai membuat wajahnya terlihat lesu dan tak bersemangat seperti biasanya.

" Papa kenapa sih ? Ada masalah ya ? " tanya Icha khawatir.

"  Iya, ada masalah sedikit sayang " ucap Papa memandang Icha.

" Masalah apa ? Menyangkut Chacha ya ? " tanya Icha lagi.

" Iya sayang "

" Masalah apa Pa ? "

Papa melihat kearah Mama yang juga terlihat khawatir. Mama hanya mengangguk pelan, meyakinkan Papa. Papa menarik nafasnya panjang dan kembali melihat kearah Icha.

" Oma mau kesini. Dan mungkin untuk beberapa hari atau beberapa minggu mereka akan tinggal di rumah kita " ucap Papa akhirnya.

" Apa ! Oma kesini ? " kaget Icha. Perkataan Papa tadi, serasa mendengar petir yang tiba-tiba menyambar dengan keras yang langsung mengenai seluruh tubuhnya.

" Iya sayang, Citra sama Cakra juga bakal ikutan " sambung Papa lagi.

Icha hanya terdiam sesaat, terlarut dalam lamunannya sendiri. Oma, Citra, Cakra, mereka adalah orang yang selalu membuat seluruh hidup Icha menjadi seperti didalam nereka.

" Kamu gak kenapa-kenapa kan sayang ? Kalau kamu merasa keberatan atau gak sanggup ngadepin Oma, Citra sama Cakra kamu nginap di rumah temen kamu aja. Papa ngizinin sayang " ucap Papa cepat.

" Papa gak lagi ngusir Chacha kan ? " canda Icha.

" Pa, Icha gak kenapa-kenapa kok. Emang kenapa kalau Oma ke rumah ? Bagus malah. Oma kan udah lama gak ke rumah kita, Pa " kata Icha mencoba untuk tetap tersenyum setulus mungkin.

" Cha, Papa tau kamu ngomong gitu cuman buat Papa sama Mama gak khawatir sama kamu kan ! Tapi semakin kamu ngomong gitu dan semakin kamu tersenyum, itu malah ngebuat Papa semakin khawatir Cha "

" Pa, Chacha seriusan gak kenapa-kenapa kok. Papa sama Mama jangan khawatir ya, mau gimana pun Oma itu adalah neneknya Icha. Kalau Citra sama Cakra, mereka bisa apa emang ? Ini kan rumah kita. Kalau mereka macam-macam tinggal Icha tendang aja keluar " Icha sedikit tertawa kecil.

" Yaudah kalau gitu. Icha ke kamar lagi ya Papa dan Mama ku tersayang. Mau nonton film korea lagi ni, udah di tungguin sama Oppa Lee Jung Suk " canda Icha sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah meninggalkan kedua orangtua nya yang terus memperhatikan setiap langkahnya.

Mine !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang