Part 25

3.1K 72 0
                                    

Ayu melambaikan tangannya pada Rifky yang sedang berada ditengah lapangan basket bersama keempat sahabatnya. Mereka bermain basket bersama sebelum berpisah untuk melaksanakan tugas magang ditempat yang pastinya berbeda.

Tak jauh dari tempat Ayu, Icha dan ketiga sahabatnya bersama Dini juga berada disisi lapangan menyaksikan kelima cogan yang sedang asyik berebut bola ditengah lapangan.

" Kalian lagi musuhan ? " tanya Dini pada Icha.

" Hah ? Hmm " Icha hanya bisa tersenyum tipis menjawab pertanyaan Dini.

" Kalian kan sahabatan udah lama, apa gak bisa dibicarain baik-baik ya ? Kan sayang persahabatan yang udah bertahun-tahun rusak cuman karna satu hal doang " Dini mencoba memberi nasihat.

" Mau nya sih gitu kak, cuman kita semua lagi sama-sama emosi. Jadi mending gini aja dulu, nanti ada waktunya mungkin buat kita bisa kelarin semua masalahnya " jawab Icha mencoba tenang.

" Masalahnya gegara si Citra sepupu kamu itu kan ?! " terka Dini tepat sasaran.

" Kok kakak bisa tau ? " kaget Amen, Dea, Icut dan juga Icha menatap Dini tak kalah kaget.

" Kalian gak lupa kan kalau kalian itu cukup populer disekolah. Jadi apapun berita tentang kalian, walaupun cuman masalahnya segede upil semut udah pasti nyebar dan heboh " ujar Dini sambil tersenyum pada Denis yang melambai kearahnya.

" Ohh, udah kesebar juga ya ? " Dea menatap kearah Ayu yang hanya menatap ke lapangan dengan tatapan kosong.

" Coba deh ngomongin baik-baik buat nyelesaian masalah kalian. Bukan maksud gue buat ikut campur ya ! Gue cuman mau nasihatin kalian sebagai kakak kelas yang baik dan kalian juga kan temen gue " tutur Dini lagi sambil tersenyum.

" Iya kak, makasi nasihatnya " Icut membalas senyuman Dini.

" Mungkin sekarang ini kita masih harus ngeredam emosi kita masing-masing dulu kak. Baru kita bisa bicara, takutnya kalau kita masih emosian kayak gini bukannya baikan, kita malah makin parah berantemnya " ucap Amen.

" Makin cepat makin baik lo guys " ucap Dini sebelum bangkit dan berjalan kearah Denis yang sedang menuju sisi lapangan.

Icha menatap Angga yang duduk ditengah lapangan, nafasnya terengah-engah karna kelelahan. Seluruh baju kaosnya juga basah karena keringat yang bercucuran. Icha meraih tas Angga dan mengeluarkan handuk yang biasa Angga bawa dalam tasnya.

" Gue ke tempat Angga dulu ya, mau kasih handuk dulu sama minum " Icha berdiri dan meninggalkan sahabatnya yang sibuk berbisik menggodanya.

" Ciyee, yang perhatian banget sama calon tunangannya " goda Amen.

" Etdah, jones bersuara " ledek Icha sambil menjulurkan lidahnya.

" Anjay " maki Amen disambut tawa oleh Dea dan Icut.

Ayu yang mendengarkan tawa itu melihat ke arah sahabatnya. Kembali ia teringat saat-saat dulu ia bersama mereka. Cepat, Ayu mengalihkan pandangannya sebelum air matanya kembali mengalir.

Rifky berjalan menghampiri Ayu, ia menatap wajah Ayu yang mendadak suram. Sejenak Rifky mengalihkan pandangannya pada ketiga cewek yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Ketiga cewek itu tengah tertawa sambil terus menggoda satu sama lain.

" Aku tau, ini hari terakhir kita bisa sama-sama. Tapi gak sesedih ini juga dong mukanya, segitunya gak mau pisah sama aku ya ? " ujar Rifky dengan pede.

" Hah ? Pede banget sih " Ayu memukul bahu Rifky keras sambil mencibir Rifky. Rifky hanya tertawa dan terus menggoda pacarnya.

Drrtt Drrttt. Ponsel Icut bergetar dari saku roknya.

Mine !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang