Part 34

2.1K 60 1
                                    

Icha POV

Aku duduk disebuah kursi yang bersebelahan dengan ranjang rumah sakit berwarna putih. Kevin sibuk memainkan game diponselnya dengan serius, tanpa mempedulikan aku yang sibuk menatapnya dengan wajah kesal. Ya, semuanya sudah kembali normal, Kevin sudah tersadar dari istirahatnya beberapa hari yang lalu. Tapi aku masih saja belum bisa melupakan kejadian yang sangat menyayat hati itu.

" Pin, kamu itu gak boleh terlalu sibuk main game terus. Istirahat sana ! " perintahku.

" Ih, mbak mah. Pipin bosan tau tiduran mulu, toh Pipin juga kan udah baikan. Kata dokternya juga besok Pipin udah boleh pulang kan, jadi gak apa dong ! " bantah Kevin.

Dokter memang sudah memperbolehkan Kevin untuk pulang, tapi ia harus tetap berada dalam pengawasan ketat. Sejujurnya, aku dan keluargaku masih menginginkan Kevin untuk dirawat beberapa hari lagi agar ia benar-benar bisa kembali seperti sebelumnya. Namun Kevin bersikeras untuk pulang secepatnya dan membuat dokter kebingungan karna ulah Kevin yang terus merengek dan mengancam tidak akan meminum obatnya dan makan kalau tidak diizinkan untuk pulang secepatnya.

" Hay " sapa beberapa suara dari arah pintu.

Aku melihat kearah pintu, keempat sahabatku masuk kedalam ruangan dengan masih menggunakan seragam sekolah mereka. Ayu menenteng beberapa kantong plastik yang berisikan buah-buahan, sedangkan Dea membawa beberapa cemilan dan juga makanan.

"Hay juga Noona-Noona yang cantik " sahut Kevin semangat. Ia memang sering sesekali memanggil mereka dengan sebutan Noona alias Kakak (dalam bahasa Korea).

" Udah pada pulang ? " tanyaku.

" Udah dong, lo kapan mulai masuk lagi ? " jawab Dea sambil meletakkan bawaannya dan mengambil buah yang dibawa Ayu, ia bahkan menatanya dengan rapi.

" Belum tau, mungkin besok atau lusa. Nunggu Pipin pulang kerumah dulu " jawabku.

" Ih, udah dibilangin juga pergi sekolah aja sana ! Alasannya mau jagain Pipin, padahal mah dia males sekolah, mau bolos mah bilang aja gak usah pake alasan. Weekkkk ! " ledek Kevin.

" Heh, kamu selalu aja ngeledekin Mbak mu ya ! Gimana kondisimu ? Udah mendingan ? " Icut mendekati Kevin.

" Udah dong, Pipin kan cowok strong " canda Kevin sambil tertawa. Senang rasanya melihat ia bisa tertawa kembali, aku hanya ingin dia terus tertawa seperti ini setiap hari.

" Oh iya, tadi Angga ama cowok-cowok bilang nanti mereka bakalan nyusul kesini. Sekarang mereka harus ke lapangan dulu, mau gimana pun turnamennya kan udah dekat " ucap Amen, aku mengangguk mengerti.

Turnamen ! Aku hampir saja melupakan Turnamen Basket yang sangat dinantikan Angga dan ketiga cowok itu. Semoga keadaan Angga baik-baik saja setelah kejadian kemarin, aku sedikit khawatir akan ada cedera yang bisa saja membuat impiannya selama ini jadi berantakan. Impian yang sudah ia bangun dari awal, dia sudah sejauh ini berusaha untuk impiannya, aku tak ingin kejadian kemarin membuat impian besar nya hancur begitu saja. Ku harap tak akan terjadi sesuatu yang menggerikan akibat kecelakaan kemarin.

" Kalian mau minum apa ? Gue sekalian mau ke bawah " aku bangkit dan mengambil dompetku.

" Apa aja deh, yang penting yang dingin ya. Biar seger, panas banget soalnya diluar " sahut Amen.

Perlahan aku menuruni tangga menuju lantai 1, jalanku masih pincang. Kaki ku masih terasa sakit dan berdenyut hebat sampai membuatku gemetaran, tapi untung saja itu tak berlangsung lama.

Setelah membeli beberapa botol minuman dingin, aku langsung berniat kembali ke kamar Kevin. Tapi tiba-tiba kaki ku kembali berulah, nyeri itu datang lagi, bahkan kali ini terasa berkali-kali lipat lebih sakit dari beberapa hari yang lalu. Aku meraih dinding dan mencoba sebisaku berjalan kearah kursi yang berada tak jauh dari posisiku.

Mine !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang