END

7.9K 352 9
                                    

Jam demi jam mereka lewati, tetapi belum ada tanda - tanda dimana keberadaan Issabela. Saat ini mereka berada dihutan tropis, pohon - pohon yang semakin menjulang tinggi serta bau tanah yang melekat, berhasil membuat mereka lelah.

"Bisakan kita istrihat dulu? Aku juga sudah lapar, gimana kita buat makanan dulu" ucap Daniel

"Oke baiklah" mereka akhirnya memilih istirahat dan membuat makanan, untung saja mereka membawa paffarin untuk mengeluarkan api.

Setelah mereka sudah kenyang, mereka malas sekali untuk bangun, seperti ada yang menyihir. Berjam - jam meraka dihutan itu, dan rasanya tidak ingin bangkit.

"Nadia, sadarlah nak, bantulah ibumu, kalian telah disihir oleh hutan ini, sehingga kalian tidak bisa meninggalkan hutan ini"

Nadia mendengar, ada yang berbicara dengannya.

"Andes, Daniel ayo kita pergi, kita telah disihir oleh hutan ini maka dari itu kita tidak bisa meninggalkanya"

"Kata-kata mu benar, yasudah ayo kita pergi" ucap Andes lalu mereka mengambil tas mereka yang tergeletak ditanah.

***

Ada cahaya yang bersinar disekitar gunung itu, mereka sudah melewati lautan dengan bantuan kapal yang berlayar di bagian selatan. Beberapa jam pun akhirnya mereka sampai disebuah hutan kegelapan, entah asalnya dari mana cahaya itu, mungkin disana tempat Issabela disekap. Mereka langsung saja mengikuti arah cahaya itu, tak lama akhirnya mereka sampai disebuah rumah tua. Mereka buka pintu rumah itu, benar saja ada Issabela yang terduduk lemah dan diikat menggunakan sihir.

"Ibu..." panggil Nadia

"Anakku?..." jawab Issabela dengan suara serak.

"Ibu..." ucap Nadia lalu mereka berpelukan.

"Ayo sebaiknya kita pergi dari tempat ini" aja Andes lalu mereka membukakan ikatan sihirnya.

Issabela sudah terlepas dari sihirnya, mereka bergegas pergi, tapi akhirnya ada Miss Tin dan Emeli datang.

"Mau coba lari kemana kalian?" Tanya Miss Tin dengan wajah tertawa jahatnya.

"Kalian tidak bisa pergi dari tempat ini" lanjutnya. Lalu Miss Tin mengeluarkan cahaya merah dan menyerang mereka, lantas mereka semua terpental beberapa meter dari tempatnya berada. Issabela mencoba melawan Miss Tin, dan begitupun juga Nadia yang melawan Emeli dengan kekuatan sihirnya.

Issabela tidak kuat melawan kehebatan Miss Tin, dia yakin kalau kekuatannya dilakukan secara bersama - sama dan digabungkan pasti mereka akan berhasil melawan. Issabela mengajak Andes dan Daniel untuk membantu dan akhirnya mereka sama - sama mengeluarkan cahaya biru untuk melawan Miss Tin dan juga Emeli. Kekuatan mereka berdua tidak cukup untuk mengalahkan kekuatan cahaya biru, akhirnya mereka berdua hilang dan hanya menghasilkan debu - debu berwarna abu - abu.

"Ayo... sebaiknya kita pergi dari hutan ini" ucap Issabela.

***

"Aku sangat - sangat bertrimakasi kepada Andes, Daniel, dan putriku yaitu Nadia, mereka telah menolongku, aku akan memberikan penghargaan kepadanya, sekarang.... ayo kita berpesta" ucap Issabela yang berdiri diatas vodium.

Issabela turun dari vodium lalu Nadia langsung saja menemuinya.

"Ibu...."

"Iya sayang? Maafkan ibu yah, ibu tidak tahu mana yang benar dan mana yang tidak benar, ibu benar - benar minta maaf, kamu maukan maafin ibu"

"Ibu jangan bicara seperti itu, aku sudah memaafkan ibu jauh dari pada hari ini" ucap Nadia lalu memeluknya.

Steven dan Alex merasa bersalah karena selama ini ia terus iri kepada Nadia, Andes, dan Daniel. Ia memutuskan untuk meminta maaf.

"Hmm... Andes, Nadia, dah Bocah tengil.. ups.. maksudku Daniel" ucap Steven, Daniel tampak emosi setelah mendengar perkataan bocah tengil itu.

"Aku dan Alex ingin meminta maaf pada kalian, selama ini aku salah, dan aku juga tidak tahu kenapa Emeli bisa seperti itu, kalian mau kan memaafkan aku dan Alex?"

"Kami sudah memaafkan kalian ko tenang saja" ucap Nadia

"Eh.. tunggu - tunggu, tolong bawakan kami minuman dan kue, kalau kalian mau kami maafkan" ucap Daniel

"Oke baiklah" ucap Steven

"Kau benar - benar yah, mencari keuntungan" ucap Andes

"Kenapa tidak?" Ucap Daniel, Andes dan Nadia pun geleng - geleng kepala.

***

Saat ini Andes dan Nadia sedang berlatih menghancurkan benda dengan kekuatan sihirnya. Mereka hanya berdua, dan Andes mendekatkan wajahnya ke Nadia, mereka saling bertatapan, tapi Andes malah kena sihir oleh Nadia. "Kau harus pintar pilih - pilih musuhmu" ucap Nadia dengan raut wajah senyum.

Dan akhirnya mereka hidup bahagia tidak ada lagi yang namanya kekuatan jahat atau apalah sejenisnya,

Sekuat - kuat nya kemampuan pasti akan kalah dengan rasa cinta ibu terhadap anaknya.

~ENd~

Hay kawan ceritanya gak jelas yak? Ah... sudahlah, pokonya ambil nilai positifnya saja yak.. oke? Sampai ketemu di cerita berikutnya.

see you

09jan2017

The Magic School [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang