6. Ukhibukki Fillah

1.2K 67 0
                                    

***
Aldi sedari tadi terus memerhatikan Alfa yang sedang bermain dengan anak-anak di panti asuhan ini. Ia tersenyum melihat Alfa yang begitu menyukai anak kecil.

"Calon ibu yang baik". Aldi bergumam pelan.

Di tengah keasyikannya memperhatikan Alfa, seseorang datang menghampiri nya.

"Dipandang mulu, zina mata loh" ucapnya yang ternyata Tio. Aldi mengalihkan pandangan nya dan beristigfar dalam hati.

"Gue cuma lagi lihat anak-anak bermain itu kok. " elak Aldi.

"Kalau kau memang serius, segera noh khitbah dia." ucap Tio.

"InsyaAllah" ucap Aldi.

"Tapi... Gue takut ditolak seperti dulu. "

"Wey, man!! Dulu sama sekarang itu beda bre, kalau dulu loe kan nawarin diri buat jadi pacar yang jelas jelas haram. Gadis seperti Alfa mana mau? Tapi sekarang? Loe nawarin buat jadi Imam nya. Cinta dunia akhirat man, niat baik. Pernikahan itu anjuran. " jelas Tio. Aldi manggut manggut pertanda mengerti.

"Loe udah istikharah belum? "

"Sudah lah, mana mungkin gue memutuskan sesuatu tanpa istikharah dulu? Gue masih punya Tuhan. "

Tio terkekeh pelan.

***
Malam yang indah. Bintang bertaburan di langit serta rembulan berbentuk lingkaran penuh dengan cahaya yang bersinar terang menambah keindahan malam ini.

Alfa bejalan di tengah keindahan malam. Memecah kesunyian malam dengan suara langkah kakinya yang lembut. Ia baru saja selesai mengajar ngaji anak-anak di desanya.

Sementara itu di kediaman Alfa, nampak ada tamu. Sepasang suami istri dan satunya adalah anak lelakinya. Yang tak lain adalah Aldi dan kedua orang tuanya.

"Saya tidak bisa memutuskan, hanya Alfa saja yang bisa memutuskan semuanya, sebentar lagi Alfa pulang" ucap Pak Musa, ayah Alfa.

Alfa telah sampai di rumahnya. Kakinya ia langkahkan masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum.. " ucap Alfa.

"Wa'alaikumsalam.. " seluruh orang yang ada di ruang tamu menjawab salam Alfa serentak.

Alfa terkejut dengan orang lain yang berada di rumahnya saat ini. Namun, sedetik kemudian ia menyalami kedua orang tuanya serta orang tua Aldi.

"Duduk sini sebentar nak" pinta ayah Alfa. Alfa pun bergerak untuk duduk di samping ayahnya.

"Ada yang ingin Nak Aldi bicarakan" ucap Pak Musa.

Seketika jantung Alfa berdesir. Ada apa Aldi menemuinya bersama kedua orang tuanya? Apa untuk mengkhitbah nya? Ah, tidak mungkin. Alfa terlalu percaya diri memikirkannya.

"Bismillahirrohmanirrohim.. Kedatangan saya bersama kedua orang tua saya ke sini adalah untuk mengkhitbahmu Alfa" tutur Aldi pelan.

Alfa yang sedari menunduk tadi mendonggak menatap Aldi, matanya membulat sempurna. Beriringan dengan detak jantungnya yang semakin tak karuan. Rasanya ia ingin pergi ke spesialis jantung dan memeriksakan jantungnya.

"Bagaimana jawaban kamu Alfa?" tanya Aldi.

Alfa diam seraya menundukkan kepalanya. Sedetik kemudian ia menghela napas pelan. Menenangkan dirinya yang dilanda kegugupan.

"Apa yang membuatmu begitu yakin mengkhitbahku tanpa meminta menjalani ta'aruf terlebih dahulu? " Alfa bersuara.

"Karena inilah jawaban dari Salat Istikharah ku. Dan lagi, kita sudah saling mengenal sejak kecil. Tidak ada yang tidak aku ketahui tentang kamu, Alfa. " ucap Aldi lembut.

AlfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang