9. Nona Abdillah

1.2K 70 0
                                    

Pukul 03.00 dini hari. Saat semua orang tengah terlelap dalam keasyikan dunia mimpi mereka, seakan tak sadar betapa besarnya pahala bagi orang yang bangun di malam ini dan berhadapan dengan Tuhan.

Alfa terbangun dari tidurnya. Ia melihat seseorang yang masih terlelap disampingnya. Alfa menatap wajah sang suami saat sedang tidur. Terlihat begitu tampan. Lalu tangannya terulur untuk mengelus pelan wajah itu.

Namun, tak lama kemudian ia begitu terkejut saat kedua mata milik sang empu wajah tersebut terbuka.

"Iya aku tau aku ganteng kok. " ucap Aldi tiba-tiba.

"Pd banget sih. " ucap Alfa.

"Iya lah, orang dari tadi kamu lihatin aku terus."

"Eng... Nggak kok, sok tahu. " elak Alfa.

"Jujur saja lah... ?" Aldi memainkan kedua alisnya.

"Apaan sih. " ucap Alfa. Lalu ia hendak bangkit dari posisinya, namun Aldi malah menahan tangannya dan menarik nya. Hingga ia terjatuh di pelukan Aldi.

"Mas, ayo salat tahajud. Nanti keburu habis nih. "Ucap Alfa mencoba melepaskan diri dari dekapan Aldi.

"Hm.. Iya ya, enak sekarang ada istri, ada yang bangunin. " ucap Aldi sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

Setelah lepas dari suaminya, Alfa lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Oh ya, habis ini mas mau salat subuh jamaah di masjid." ucap Aldi saat mereka telah selesai menjalankan salat tahajudnya.

Alfa tersenyum. "Iya mas, Alhamdulilah ternyata suamiku ini ringan langkahnya untuk jamaah di masjid. "

"Sekarang kamu harus mulai setor hafalan kamu. " Aldi tersenyum.

Alfa dan mengangguk. Iya, suaminya adalah hafiz Al-Quran.

"Kamu hafalannya sampai mana? " tanya Aldi.

"Alhamdulillah mas, aku sudah hafal 18 juz. " jawab Alfa sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, aku tidak salah memilih kamu Alfa. Aku ingin nanti kita bisa menikah tanpa hisab di surga"

"Amin... "

***
Usai menjalankan salat subuh dan menambah hafalannya. Alfa turun ke dapur dan berniat hendak menyiapkan sarapan.

Ia membuka kulkas, hanya ada beberapa butir telur dan sayuran.

"Lho... Non mau ngapain? " tanya Mbok Inem yang tiba-tiba datang.

"Saya?" ucap Alfa menunjuk dirinya sendiri.

"Jangan panggil gitu dong mbok. Aku masih muda loh. Masih 24, panggil Alfa aja" ucap Alfa.

"Lho... Jangan atuh neng, saya kan pembantu. Nggak sopan atuh neng. " balas Mbok Inem.

"Terserah mbok aja deh. Yang penting jangan nyonya."

"Ya sudah, neng geulis aja kumaha? " tanya Mbok Inem.

Alfa mengangguk senang.

"Neng geulis istirahat saja, biar mbok yang masak. Ini sudah pekerjaan mbok. " ucap Mbok Inem.

"Ini juga kewajiban Alfa sebagai seorang istri mbok. Mulai saat ini dan seterusnya, Alfa yang masak. Menyiapkan semuanya, karena itu tugas Alfa sebagai istri. Mbok nggak mau kan Alfa di cap sebagai istri durhaka? " bidik Alfa.

"Tapi mbok ngapain dong neng?"
"Mbok bantuin Alfa aja. " ucap Alfa.

Lalu Alfa mulai memasak di bantu dengan Mbok Inem.

AlfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang